Terserah

211 36 7
                                    

Keesokan harinya setelah melakukan kontrol, Delynn kembali menemui kakaknya dan ia yakin jika sang kakak mendengar suara yang di ucapkannya.

Delynn selalu menceritakan kecemasan dan ketakutan yang sedang ia alami, tetesan air matanya tidak bisa berhenti ketika sedang menjenguk Aralie.

Setelah lima menit Delynn dipersilahkan untuk keluar karena sudah mencapai batas waktu, seharusnya jika kecelakaan Aralie tidak parah Delynn dapat menjenguk dalan kurun waktu lima belas menit.

Kali ini Delynn sudah tidak menggunakan kecurangan berupa mengehentikan waktu karena percuma saja Aralie tidak akan sadar jika Delynn masih berada disana.

Setelah sampai di pintu Delynn sedikit bertanya ke Dokter tentang sang kakak.

"Kira kira kakak saya berapa lama lagi bisa sadar Dok?"

"Kita juga belum tahu pasti, yang jelas kakak kamu juga harus berusaha supaya bisa cepet sadar."

Delynn kembali ke kamarnya untuk menemui Lily dan masih membiarkan ponselnya tergeletak karena sudah malas berhubungan dengan sosial media.

Tetapi ketika baru saja tangan Delynn ingin menyentuh gagang pintu ada seseorang yang menarik tangannya.

"Mamah!"

Tangan Delynn di angkat keatas agar Gracia dan sang anak semakin berdekatan.

"Kamu berani ya ngelakuin kaya gini..." ucap Gracia

Delynn panik dan mencoba melepas genggaman tangan ibunya, lalu entah mengapa Gracia sengaja melepas genggaman itu dan membiarkan Delynn masuk ke kamar kemudian mengunci pintunya.

Tetapi ternyata itu bukan tanpa alasan karena Gracia ingin menjenguk Aralie terlebih dahulu karena yang perlu di khawatirkan adalah anak pertamanya yaitu Aralie.

Namun Dokter berkata tidak bisa karena sudah waktu lima menit tadi dipakai Delynn.

"Tapi saya kan ibunya Dok! kok Dokternya malah ngelarang ibunya sendiri sih?"

Kemudian Dokter mengiyakan dengan alasan sang ibu tidak pernah bertemu anaknya sama sekali.

Langkah langkah Gracia penuh dengan tetesan airmata.

Gracia menatap sedih Aralie lalu memberinya motivasi untuk bertahan hidup.

"Jangan pernah menyerah, jangan bersedih dan berputus asa. Musibah dan bencana hanyalah bagian kecil dari perjalanan hidup kita yang panjang ini. Jadikan bencana ini sebagai pembelajaran penting yang bisa menjadikan kita manusia yang positif."

Di momen ini Gracia tidak ingin kehilangan lagi seseorang yang sangat penting di hidupnya, cukup suaminya saja jika memang itu takdir Tuhan.

Setelah lima menit berlalu, Gracia ingin bertemu dengan Delynn tapi karena pintu ruang tunggunya dikunci jadi ia meminta kunci ke pihak rumah sakit lagi.

"Tapi kalo di kunci dari dalam ya percuma bu..." ucap suster yang di tunjuk Gracia

"Gapapa sus."

Suster itu menuruti apa kata Gracia yang tampak kaya daripada harus dipecat karena tidak suka dengan perlakuannya.

Gracia kembali ke lantai atas, tempat Delynn berduaan dengan Lily.

Kemudian ternyata Delynn mencabut kunci pintunya dari dalam sehingga Gracia dapat membuka pintu yang terkunci itu secara mudahnya.

Saat ini Gracia tidak ingin marah, ia berjalan santai ke arah Delynn yang sendirian di kasur.

Lily masih di dalam kamar mandi dikarenakan perutnya yang mules.

Seorang yang sangat aku cintai [LILYNN] (Lily Delynn) [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang