11. BACK TO SCHOOL

254 30 2
                                    

Setelah pulang dari penelusuran malamnya Prabhu demam tinggi yang mengharuskannya istirahat dirumah. Namun, Prabhu tetap Prabhu. Walaupun ia masih kurang sehat, tapi Prabhu tetap berniat ke sekolah karena kangen dengan Oscar, pengen rasanya ia bawa Oscar pulang. Prabhu sudah bersiap dengan seragam putih abu-abunya dengan rompi rajut berlogo sekolahnya lalu di padukan dengan jaket bomber hitam, ia keluar dari kamarnya dan duduk di meja makan. Sambil memakai kos kaki, ia menunggu mamanya yang sedang memasak.

“Pagi, Maa” Sapa Prabhu di meja makan.
Kiana mencium pucuk kepala Prabhu dan mengecek suhu tubuh anaknya, “Prabhu masih demam, yakin mau kesekolah?” Tanya Kiana setelah memperkirakan suhu tubuh anaknya .

“Gapapa maa, Prabhu juga bosan di rumah terus” Kiana mengangguk paham.

“Cepat di habisin nanti telat, jangan lupa minum obat dari dokter juga ya” Prabhu mengangguk dan segera melahap makanannya.

Kiana membuatkannya bubur ayam. “Kalau sakit memang sehambar ini ya makanan” Ucap Prabhu setelah menelan makanannya.

Setelah makan dan minum obat, Prabhu bersiap ke sekolah. “Paa, ayoo!” Panggil Prabhu yang berjalan ke teras rumah sambil menenteng sepatunya.

“HAI PRAA!!” Sapa Radeva yang duduk di samping Gibran.

“Berangkat bareng Aska, Pra. Udah nungguin nih dianya” Gibran menoleh ke Prabhu dan menunjuk Radeva.

Prabhu memincingkan matanya pada Radeva yang tesenyum riang, “Hari ini lo piket ya? Makanya lo kesini biar rambut gue lo potong?” Radeva terkekeh, sebenarnya benar apa yang dia bilang, hari ini jadwalnya di osis untuk razia. Seketika ia mengingat Prabhu yang belum memotong rambutnya sebab ia harus istirahat karena sakit.

Radeva mengeluarkan gunting dari saku jaketnya, “Iyanih, udah siap sama guntingnya” Radeva terkekeh kembali. Gibran menatap Radeva bangga, “Udah buruan ke sekolah, nanti telat udah jam berapa ini?” Tanya Gibran menengahi mereka.

Mereka berpamitan pada Gibran dan lekas menuju sekolah, Radeva membawa motornya penuh kehati-hatian sehingga Radeva membawa motornya kalau kata Prabhu lambat. Bahkan kilometernya hanya di antara 20 menuju 30. “Gue aja yang bawa motor, telat banget ini” Ucap Prabhu, memajukan badannya. “Ga, gue ga mau mati ya Pra” Tolak Radeva.

“Telat pasti ini” Gumam Prabhu.

Benar yang di bilang Prabhu selama di jalan, mereka beneran telat. Radeva menyengir pada teman osisnya, dan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

“Ngecheat anjir, Deva curang ah” Ucap Prabhu yang melihat Radeva masuk dan berlari menaruh tasnya dan segera berdiri di depan pak satpam, bersama anggota osis lainnya yang masih piket.

“Beneran sengaja ini mah” Gumam Pra, lalu duduk di atas motor Radeva.

Sekolah mengadakan upacara sehingga yang telat menunggu didepan pagar hingga upacara selsai, Prabhu salah satu siswa terlambat, “Kak Pra!!” Sapa Oscar yang terbang menembus pagar.

Prabhu segera mengeluarkan airpodsnya dan memasangnya, ia tersenyum ke Oscar. “Kok tau aku disini?” Tanyanya.

“Tadi mba kun kasih tau Oscar” Oscar menunjuk pohon yang berada didepannya.

“Kenapa lambat kak?” Tanya Oscar.
Prabhu menunjuk Radeva yang asik berbincang dengan teman sesama osisnya dengan cepat lalu menghela nafas, “Deva bawa motor kayak siput” Ucapnya.

Oscar tertawa, ia menapaki tanah dan ikut duduk di motor bagian belakang. “Gelang kak Pra ada di kak Deva, kenapa?” Tanya Oscar. Pasalnya Oscar tak sengaja menangkap energi dari gelang itu dan berasal bukan dari Prabhu, melainkan Radeva.

HIS LOST SOULTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang