10. GHOSTBUSTER

280 30 4
                                    

Mereka sudah memasuki semester dua. Dan sekarang, mereka sedang berkumpul di rumah Radeva sekedar bermain. Prabhu menolehkan kepalanya ketika Lui memberikan ide yang sangat membuatnya kesal bukan main. Radeva menatap Prabhu lalu Lui dan menghela nafasnya.

“Yang bener aja lo mau nyari hantu, yang ada pas ketemu lo lari terbirit-birit” Ucap Joel melemparkan makaroninya ke Lui.

“Seru tau, btw gue ga sepenakut itu ya” Lui melemparkan kembali makaroninya.

Lui sudah fasih bahasa Indo, ya berkat bantuan mereka bertiga Lui agak memakai bahasa gaul juga, kadang juga memakai bahasa inggris.

“Guys, cari hantu pasti ada resikonya kan? Kalian ga takut?” Tanya Radeva menatap Lui.

“Sebentar doang, Dev. Lagian Joye punya alat pendeteksi hantu, ye kan?” Joye hanya berdehem.

“Lo kalau di ganggu marah engga?” Tanya Prabhu menatap Lui ga suka.

“Engga” Ucapnya Lui, Prabhu membuang muka.

“Kita harus coba kalau penasaran” Ucap Lui seexcited itu.

Prabhu beranjak dari sofa, “Gue mau ke toilet” Ucapnya lalu lekas pergi ke dalam.
“Kenapa sih dia sensi banget, PMS kali ya?” Tanya Joel, Radeva hanya menggedikkan bahunya.

Malam jum’at, malam yang menurut anak-anak adalah malam yang seram karena hantu lebih sering keluar di malam jum’at. Mereka berempat sedang bersiap-siap menuju satu rumah kosong yang tak jauh dari rumah Lui. Prabhu yang awalnya menolak dan dikira penakut, akhirnya menurunkan gengsinya dan ikut bersama mereka.

“Hari senin udah sekolah, jangan sampai ada yang sakit karena ini” Ucap Prabhu menaruh tangannya pada sakunya dan mengelus surainya yang kembali memanjang.

“Bukannya gue yang  harus bilang gitu ke lo?” Bisik Radeva dan menumpu tangannya pada pundak Prabhu.

Prabhu berdecih, ia sudah lama ga terjun ke dunia mistis. Paling pas sekolah karena ia senang mengobrol dengan Oscar, lagipun kalau ga pake gelang di sekolah ada Oscar yang menjaganya.

Mereka sampai di depan rumah kosong itu, Prabhu melepas gelangnya dan pandangannya melotot. Rumahnya tampak lebih suram daripada aslinya, “Lo pada duluan deh, gue nyusul” Ucap Prabhu dan di angguki mereka.

Lui, Joye dan Radeva sudah masuk lebih dulu. Prabhu berdiam di depan pintu, ia menarik nafasnya dan pikirannya berkelana. “Saya Prabhu dan teman-teman saya tak bermaksud menganggu kalian, kami hanya ingin melihat rumah kosong ini tanpa ada pemikiran menganggu kalian. Izinkan kami, Nona” Batin Prabhu.

Lalu ia membuka matanya, sosok wanita muda berpakaian seperti noni belanda berdiri didepannya. Tampilannya cantik dan memukai siapapun yang melihatnya, ia memberi hormat pada penjaga Prabhu yang datang menemaninya.

“Silahkan, Pra. Tapi, jangan pernah menyentuh benda disini atau membawanya pulang”  Prabhu tersenyum dan masuk ke dalam dengan berandalkan ponselnya. Banyak sosok yang menatapnya aneh, ada yang takut, ada yang ingin menyergapnya, ada yang ingin menariknya, tapi itu semua tertahan karena Macan putih, si penjaga Prabhu mengekorinya sesekali memberikan geraman pada sosok yang mencoba mendekati Prabhu.

“Pra disini” Panggil Radeva ketiak ia melihat siluet cahaya di lorong.

Prabhu melangkah cepat mendekati mereka, Joye dan Lui mengitari satu ruangan di lorong.

BIB BIB

Alat Radeva mendeteksi ada yang datang, Joel menoleh dan mencari dimana arah sosok yang akan datang. “Ada satu, Lui” Ucap Joel, Lui yang agak jauh dari Joye segera mendekat ke arah Joye. “Dimana?” Tanyanya, Joye menunjuk lemari kaca pada sudut ruangan tersebut.

HIS LOST SOULTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang