Radeva datang ke UKS sambil membawa dua tas, tas miliknya dan tas milik Prabhu. "Misi bu, atas nama Prabhu ada?" Tanya Radeva setelah masuk ke UKS dan menemukan guru.
"Itu disana, lagi tidur. Katanya asmanya kambuh, kamu siapanya lagi ga ada kelas?" Guru tersebut bertanya dengan nada yang kurang enak di dengar.
"Dia saya yang panggil, kebetulan Prabhu tidak bisa pulang sendiri. Jadi saya panggil Radeva teman Prabhu untuk mengantarkannya pulang. Kebetulan kegiatannya juga sudah selesai, mereka masih kelas sepuluh, bu" Ucap Pak Ari yang merangkul Reza yang sudah keberatan dengan bawaannya.
"Udah sana" Pak Ari mempersilahkan Radeva masuk.
Dengan pelan-pelan, Radeva masuk di sebalik tirai dan menemukan Prabhu tertidur dengan nebulizer yang masih terpasang di wajahnya, posisi Prabhu tidur juga ia naikkan sandaran menjadi setengah duduk. Radeva menaruh tasnya dan ranjang sebelahnya dan duduk di kasur samping Prabhu.
"Pasti habis ngusir hantu, makanya gini" Gumam Radeva.
"Pra..." Radeva menyentuh tangan dingin Prabhu lalu menggoyangkannya.
Prabhu terbangun,ia menggedipkan matanya dan bangun, ia menghentikan nebulizernya lalu melepaskan corong masker yang ia pakai, "Eh kalau masih sesak, pakai aja, Pra" Ia panik ketika Prabhu melepaskan alat yang ia pakai.
"Udah, gapapa" Ucap Prabhu.
Prabhu memakai sepatunya, dan mengambil tasnya, "Ayo pulang" Ucapnya. Radeva mengangguk, "Bu, saya pamit. Terima kasih nebulizernya" Guru yang menjaga hanya mengangguk, Radeva yang masih kesal dengan guru tersebut hanya lewat begitu saja.
"Pra,kamu gapapa kan?" Tanya Radeva ketika melihat Prabhu bermandikan keringat dan sedikit pucat.
"Gapapa" Ucap Prabhu.
Mereka menunggu jemputan, hari giliran jemputan dari Prabhu yang menjemputnya. Prabhu sudah menelpon orang tuanya untuk menjemputnya, namun sudah 15 menit mereka menunggu belum ada juga. Prabhu dan Deva menunggu di bus halte, "Gue pinjam paha lo, kepala gue pusing" Ucap Prabhu. Radeva mengangguk, Prabhu berbaring di paha Radeva lalu menutupi wajahnya dengan tasnya.
TINN!
Hampir 30 menit mereka menunggu, Akhirnya jemputan mereka sampai. Gibran turun dan membuka kan pintu mobil untuk mereka. "Om, Prabhunya tidur. Kaki Aska keram" Ucap Aska dengan mata yang berkaca-kaca. Gibran tersenyum, Aska masih sama. Gibran berjongkok di hadapan Aska.
"Pra, sayang. Ayo pulang" Ucap Gibran, ia mengelus surai putranya.
Namun yang ia terkejut ialah, Prabhu yang berkeringat. Ia membuka tas yang melindungi wajah Prabhu, wajah pucat pasi terpampang. Gibran langsung menggendong Prabhu dan masuk ke dalam mobil. Prabhu yang terlihat lelah hanya membuka matanya sebentar, lalu tertidur lagi ketika posisinya nyaman.
Radeva ikut masuk ke dalam mobil sambil membawa tas Prabhu. Ia duduk di samping Prabhu, dan bahkan sedikit menurunkan sandaran kursi Prabhu agar posisinya lebih nyaman. "Prabhu demam, om" Ucap Radeva setelah memeriksa suhu badannya Prabhu.
"Tadi di sekolah ngapain aja dia, Aska?" Tanya Gibran sambil melirik ke arah spion dashboard.
"Ga tau, Aska sama Prabhu beda kelas om. Jadi Aska susah buat mantau Prabhu" Aska tanpa disuruh ia mau menjadi mata-mata orang tua Prabhu. Selama SMP, mereka satu kelas selama 3 tahun berturut-turut itu yang mempermudah Radeva untuk memantau Prabhu.
"Tapi tadi gurunya Prabhu manggil Aska di kelas, dia bilang. Radeva Bhaskara yang mana orangnya. Disitu Aska langsung angkat tangan, terus disuruh ikutin guru itu. Tau-tau Aska disuruh bawain tasnya Prabhu terus anterin Prabhu pulang. Tadi Prabhu tidur di UKS pakai corong masker gitu, Om" Ucap Radeva.
KAMU SEDANG MEMBACA
HIS LOST SOUL
HorrorJika anak-anak lain ingin melihat dan mengetahui dunia yang tak bisa mereka lihat, maka Anugraha Prabhu adalah anak yang ingin hidupnya normal tanpa gangguan dari hal yang tak bisa orang lain liat. Ia bahkan menyembunyikan hal tersebut dari temannya...