12. KESURUPAN MASSAL

295 31 12
                                    

Setelah bel kembali berbunyi, Radeva dan Joel kembali ke kelas. “Jangan lupa minum obatnya” Prabhu mengangguk, “Iya bawel ah” Joel dan Radeva sudah pergi dari kelasnya. Masih ada tersisa cemilan di atas meja mereka. Prabhu membereskannya dan menjadikan mereka jadi satu kantong lalu menggantungnya di meja, Lui membereskan sampahnya lalu membuangnya di luar.

“Kenapa dia datang?” Gumam Prabhu yang mengundurkan kursinya lalu bersedekap dada memperhatikan penjaganya di bawah meja.

Lui kembali setelah membuang sampah, ia menghela nafasnya setelah pantatnya menduduki kursinya. “Sekarang mata pelajarannya pak Ari ya?” Tanya Lui pada Prabhu. Prabhu mengangguk, lalu berjengit kaget. “PAK ARI?” Tanyanya balik pada Lui.

“Tadi kan kamu bilang iya” Prabhu beranjak dari kursinya.

“Kalau ada pak Ari bilang gue sakit, gue mau ke UKS” Ucapnya, Lui hanya mengangguk patuh. Prabhu juga ga bohong karena memang suhu badannya sedikit naik sedari tadi.

Prabhu keluar dari kelas, ia melirik ke belakang dan mendapatkan penjaganya mengekorinya. “Ternyata penggantinya Oscar kamu ya, kamu juga belakangan ini sering datang” Prabhu berjalan lesu ke UKS.

TOK TOK

Prabhu membuka pintu UKS dan tidak menemukan siapapun didalam, ia segera membuka sepatunya di belakang pintu untuk menandakan jika ada seseorang disini. Lalu lekas menuju ranjang dan tidur, walaupun ia sudah tidur bukan berarti ia tidak bisa tidur lagi. Buktinya sekarang ia sudah terlelap setelah kepalanya menyentuh bantal.

Baru saja ia terlelap suara pintu terbuka membuat Prabhu kembali membuka matanya, “Sudah berapa lama aku tidur?” Tanyanya, ia mengubah posisinya jadi menyamping ke kiri, Tirai tempat ia tidur terbuka menampilkan guru penjaga UKS, “Prabhu?” Prabhu menoleh dan mengubah kembali posisinya menjadi duduk.

“Bolos?” Tanya Bu Dewi, penjaga UKS.
Prabbh menggeleng, “Lagi demam bu” Bu Dewi memegang kening Prabhu, lalu mengangguk.

“Sudah minum obat?” Tanya Bu Dewi dan di angguki Prabhu.

“Yaudah istirahat, kalau ga sanggup kasih tau ibu, ibu anterin pulang” Prabhu mengangguk, Bu Dewi meninggalkan Prabhu dan kembali ke mejanya.

Prabhu menghela nafas panjang lalu kembali tidur, “Ga ada Oscar ga seru ah” Ucapnya.

Lui yang sibuk memahami apa yang dijelaskan Pak Ari mengusak rambutnya, pelajaran yang di ajari pak Ari ialah kimia.

AAAAAA

Suara jeritan terdengar di sepanjang lorong, semua atensi kelas kompak menatap pintu kelasnya masing-masing. Lui menatap kaget ke arah lorong kelasnya, pak Ari segera berlari keluar. Begitu pak Ari keluar dari kelas, Lui dan lainnya yang kepo segera keluar, sebagian ada yang menaiki kursi dan membuka jendela memperhatikan lorong melalui jendela.
Jeritan berasal dari kelas sebelah, IPA 2. Lui yang beneran kepo berjalan cepat ke arah kelas sebelah bersama teman-teman yang lainny yang kepo. Bahkan kelas IPA 1 yang memang kosong sudah berkumpul di depan kelas IPA 2.

Bisa Lui lihat murid perempuan yang menatap Pak Ari tajam, matanya sedikit merah. Ia bahkan tertawa tak jelas, tak lama jeritan kembali terdengar. Seorang murid laki-laki meraung raung, membuat kelas mereka semakin tidak kondusif.

“WOYY KENAPA WOY!!” Teriak Rio yang berteriak di jendela.

“KERASUKAN-KERASUKAN” Jawab anak yang mendengar Rio berteriak.

Kelas IPA 3 sebagian perempuannya menangis karena takut, “Jangan takut ege, lo mau dirasuki juga?” Tanya Rio pada teman-temannya yang menangis.

“Pulang cepat pasti” Rio turun dari kursinya dan membereskan bukunya, bersiap-siap pulang.

HIS LOST SOULTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang