20. Back and hello again

225 28 0
                                    

Hampir 3 bulan Rio, Joel, Radeva dan Lui merasa kehilangan karena tidak ada kehadirannya Prabhu. Mereka terus-terusan mencari kabar terbaru tentang Prabhu, dan informasi yang didapatkan cukup terbatas. Hari-hari berlalu mereka lewati seperti biasa, namun berbeda dengan Lui yang merasa kosong selama pelajaran. Ulangan sebentar lagi diadakan, tinggal 3 hari lagi dan sekarang mereka ada di minggu tenang. Senin sudah dihadapkan dengan ujian, sehingga mereka berempat memutuskan untuk hanya dirumah dan belajar. Radeva yang tinggal di dekat rumah Prabhu, setiap hari mengintip kedatangan Prabhu, bahkan tirai kamarnya tak terbuka.

Pernah ia lihat pintunya terbuka dan mendapatkan seorang art yang baru disewa oleh tante Ki, untuk mengerjakan pekerjaan rumah. Radeva bahkan memindahkan meja belajarnya untuk menghadap jendela untuk bisa memantau rumah Prabhu. Pernah ia mendapatkan telpon dari Om Gibran, Papa Prabhu. Hanya informasi biasa dan mengatakan kondisi Prabhu gitu-gitu aja belum ada perubahan.

---

Hari ulangan tiba, meja dalam kelas sudah berjarak. Bahkan Lui setelah sampai di sekolah langsung menidurkan dirinya setelah lelah menghambiskan malamnya untuk ambis. Meja mereka di acak sesuai absen, sehingga Lui berada paling belakang di barisan ketiga, sedangkan Rio berada 2 orang di depan Lui, dan meja Prabhu ada paling depan di barisan ketiga. Intinya mereka berada dalam satu baris yang sama. Ujian sudah di mulai, dan soal sudah di bagikan. Lui dengan telaten mengerjakan soalnya, ia membaca dan memeriksa beberapa kali soal dan lembar jawabannya. Bisa ia lihat Rio didepannya yang juga sibuk dengan ujiannya.

Bel sudah berbunyi menandakan istirahat, Lui menitip pada temannya yang didepan untuk dikumpulkan, karena ia ingin membaca materi pelajaran selanjutnya. Sebenarnya gampang, karena pelajaran hari ini hanya agama dan pancasila. Tak banyak yang keluar dari kelas, karena sibuk dengan kisi-kisi yang dibagikan. Lui mengeluarkan airpodsnya dan memasangnya, untuk menetralkan kebisingan di luar. Cuaca hari ini juga begitu mendung, suasana kelas jadi sedikit ribut karena bunyi gemuruh dari langit dan menyebabkan beberapa anak perempuan berteriak kaget. Rio bahkan menidurkan kepalanya di atas meja karena suasana cuaca yang mendukung.

Setelah ujian selesai, banyak siswa-siswa keluar dari kelas. Lui bersiap-siap merapikan beberapa bukunya yang sempat ia taruh dalam laci karena habis membaca materi dan membaca kisi-kisi ujian. “Rio tungguin, egee!” Teriak Lui pada Rio yang sudah berdiri di tempat duduknya.

“Gue baru berdiri ya, jingan” Rio meregangkan tubuhnya, karena ia terus-terusan menguap selama ujian terakhir tadi dan berakhir tidur setelah menyelesaikan ujiannya.

Lui melangkah riang, dan merangkul Rio menuju luar, “Lo mau kelapangan ga? Joel ngajak basketan” Ucap Lui yang berdiri disamping Rio. Tinggi badan mereka ga beda jauh, hanya saja badan Lui lebih tinggi beberapa centi dari Rio.

“Gas, mah kata gue” Rio balik merangkul Lui dan berjalan riang.

Baru saja mereka melangkahkan kakinya keluar ambang pintu, Lui berhenti dan melepaskan rangkulan Rio setelah mendengar suara yang tak asing. Ia menoleh ke sampingnya, “PRABHU!” Prabhu yang menunduk sehabis berceloteh dengan dirinya sendiri terkejut dan mendongak sambil mengelus dadanya. Lui dibuat terdiam oleh Prabhu, ia terkejut setengah mati. Matanya membulat dan mulutnya terbuka lebar. Begitu pula Rio yang ada disampingnya. Mereka berdua tak percaya orang yang di hadapannya sekarang.

Prabhu, kebingungan melihat ekspresi mereka. Tiba-tiba ponselnya berdering ia pun mengangkatnya, “Iya pa, Prabhu baru keluar. Ini on the way ke bawah” Setelah panggilan selesai, Prabhu tersenyum ke kedua temannya. “Gue duluan” Prabhu memukul lengan Rio dan Lui bergantian lalu meninggalkan mereka yang masih berdiam dengan mata yang berkedip kedip.

Lui dan Rio mencerna apa yang barusan terjadi. Mereka berdua saling bertatapan dan langsung konek kemasing masing pikiran. “Gue ga halusinasi lagi kan, Rio?” Tanya Lui masih dalam keterjutannya. “Keknya sekarang gue yang halusinasi deh, Lui” Ucap Rio.

HIS LOST SOULTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang