Beberapa minggu berlalu, dan Lui masih dalam keadaan yang sama di ruang ICU. Tak ada perkembangan yang patut disenangi, hari-hari orang tuanya hanya keluar masuk ICU untuk mendoakan anaknya dan mengharapkan keajaiban dari tuhan untuk Lui. Bahkan mereka berempat, Joel, Radeva, Rio dan Prabhu tak pernah absen untuk mengunjungi Lui dan berharap untuk melihat Lui terbangun dari tidur panjangnya.
Di ICU, giliran Prabhu yang masuk dan menjaga Lui. Prabhu duduk di samping tempat tidurnya Lui. Sebenarnya Prabhu sedikit takut melihat banyak alat yang tertempel di badannya Lui, ia takut menyenggolnya dan membuat kacau. Namun, jika diingat kembali, Prabhu bahkan pernah berada di keadaan Lui. Bahkan mungkin lebih parah karena sempat mengalami henti jantung.
“Lui, kapan lo bangun sih. Sebenarnya gue capek bolak balik rumah sakit, muak gue. Dari kecil sampe sekarang juga gue berurusan sama rumah sakit. Pasti rasanya ga nyaman kan badan lo banyak alat-alatnya. Badan lo susah di gerakkin tapi sebenarnya tuh lo sadar. Tapi gue ga ngerasain lo ada disini selama ini. Gue ga tau, karena selama koma kata orang-orang bisa berkelana kalau komanya lama. Tapi dulu gue pas gue koma ga bisa, karena cuman beberapa hari doang” Prabhu berhenti sejenak menatap layar monitor bed-side di sampingnya yang terus menampilkan garis tak beraturan dan bunyi yang memekakkan telinga.
“Lo ga kesesatkan?” Tanya Prabhu sedikit memikirkan perkataannya tadi.
Ia dengan cepat menggengam tangan kanan Lui dengan hati-hati. Prabhu memutuskan untuk menggunakan kemampuan sukmanya untuk mencari keberadaan jiwa Lui. Beruntung ia sudah sedikit mempelajari teknik ini, dimana kita bisa berkelana menggunakan gelombang sukma namun dalam keadaan raga yang masih tersadar. Walaupun belum bisa menguasai dengan penuh, tapi ia yakin ia bisa.
Dengan fokus yang mendalam, Prabhu merasakan energi di sekitar rumah sakit, mencari jejak keberadaan jiwa Lui, dia merasakan getaran jiwa Lui sangat lemah, dan memutuskan kembali mencari kembali di ruang ICU. Di dalam ICU, Prabhu memusatkan energinya, mengirimkan gelombang sukmanya untuk menyentuh Jiwa Lui namun nihil, ia tak dapat merasakan keberadaan Lui dimanapun.
“Lo kemana?” Tanya Prabhu yang perlahan membuka matanya disertai dengan tetesan darah yang keluar dari kedua hidungnya.
Ia mengusap kedua hidungnya, dan beranjak dari kursinya sambil menahan darahnya untuk turun. Ia keluar dari ICU dan berhenti di meja resepsionis dan meminta tisu. Perawat yang berjaga sedikit kaget karena Prabhu keluar dengan darah yang terus terusan mengucur. Perawat segera mengambil alih dan menyuruh Prabhu untuk duduk.
Perawat segera berlari ke arah satu ruangan didepan ruang tunggu, dan kembali keluar dengan membawa beberapa kain dan sebuah mangkok. Semua itu tak luput dari pandangan Radeva. Segera Radeva beranjak dan mengikuti suster tersebut, Ia berjengit kaget ketika menemukan Prabhu yang ditolong suster tersebut.
“PRABHU?!” Alangkah terkejutnya Radeva ketika melihat tisu yang Prabhu pegang penuh dengan darah.
Kepala Prabhu pusing, ia tidak bisa liat darah. Entahlah, jika ia liat darah pikirannya pasti kembali dimana ia ditabrak dan berbaring di tengah darahnya sendiri. Radeva menuntun Prabhu untuk menarik nafas dan membuangnya dengan perlahan. Mimisannya sudah di tangani, Radeva sedikit bernafas lega.
“Makasih, sus” Radeva memapah Prabhu yang sudah lemas untuk kembali keruang tunggu.
Rio dan Joye yang sedang asyik main berdua kaget ketika melihat wajah Prabhu yang pucat, dengan cepat mereka memberikan Prabhu kursi di antara mereka untuk duduk.
“Lo udah minum obat?” Tanya Joye, sedikit panik.
Prabhu terbatuk dan mengangguk, “Lo mau balik?” Tanya Rio.
Prabhu menyandarkan tubuhnya pada sandaran kursi dan kepalanya ia dongakkan serta menutup matanya. “Gapapa, gue istirahat aja dulu, palingan bentar lagi baikan” mereka mengangguk, Radeva menangkup kepala Prabhu dan membawanya ke pundaknya. Prabhu memperbaiki posisinya untuk mencari posisi yang nyaman.
KAMU SEDANG MEMBACA
HIS LOST SOUL
HorrorJika anak-anak lain ingin melihat dan mengetahui dunia yang tak bisa mereka lihat, maka Anugraha Prabhu adalah anak yang ingin hidupnya normal tanpa gangguan dari hal yang tak bisa orang lain liat. Ia bahkan menyembunyikan hal tersebut dari temannya...