15. OLAHRAGA

252 30 5
                                    

“PRABHUUU BANGUN!!” Radeva masuk ke kamar Prabhu secara membuka pintunya dengan kasar menimbulkan bunyi hentakan yang membuat Prabhu membuka matanya secara tiba-tiba.

BRUGHH

Prabhu melemparkan bantalnya asal ke arah pintu, dan kembali tidur. Radeva yang beruntung tak mengenai lemparan Prabhu, segera ia memungut lalu menaruhnya kembali di kasur Prabhu dan menarik selimut Prabhu.

“Lima menit lagi, Dev” Radeva bersedekap dada mendengar ucapan Prabhu.
“Ga ada, lo harus olahraga. Masih pagi gini bagus buat jogging” Prabhu di tarik paksa oleh Radeva, membuat mata kantuknya ikut terbuka dan menatap wajah Radeva dengan kesal.

Prabhu meraba kepinggir kasurnya, dan mengambil hpnya. “DEVAA INI MASIH JAM EMPAT, ADZAN SUBUH JUGA BELOM!!” Teriak Prabhu yang terbelalak kaget dan menunjukkan hpnya pada Radeva dengan brightness 100 persen.

“Mandi biar seger, terus sholat, gue tunggu di bawah pokoknya kita harus olahraga” Ucap Radeva lalu melambaikan tangannya dan berlalu keluar kamar dan membiarkan pintu terbuka.

Prabhu beranjak dari kasurnya, mengambil selimutnya yang sempat Radeva tarik hingga terjatuh. Ia membereskan tempat tidurnya, mengcharger hpnya dan bergegas mengikuti perintah Radeva sebelum ia kena semburan lagi. Sudah cukup moodnya hancur di jam segini.

Mereka berdua bersiap-siap, mengenakan sepatu olahraga dan pakaian yang nyaman. Mereka berangkat sebelum pukul 5 pagi, saat mereka keluar dari rumah, udara segar pagi langsung menyapa mereka. Langit masih sedikit gelap, cahaya bulan dan bintang bahkan sudah tidak ada.

“Mau start dimana?” Tanya Prabhu sambil melakukan peregangan.

Radeva menunjuk ke arah dalam perumahan, “Kita keliling perumahan dulu, Pra. Biar segar semuanya”
Prabhu hanya mengangguk, matanya bahkan ingin tertutup lagi namun ia harus mengikuti Radeva yang sudah berlari semangat didepannya. Mereka mulai berlari dengan langkah ringan, menyusuri jalan-jalan perumahan yang masih sunyi. Percakapan mereka terputus sejenak oleh suara langkah kaki dan napas mereka yang terengah-engah.

“Udah lamaa ga jogging, capek jugaa” Prabhu mengangguk sambil mengatur nafasnya.

Setelah istirahat kurang lebih 5 menit, mereka kembali melanjutkan olahraganya sesekali berbicara tentang hal-hal ringan untuk memikirkan kegiatan apa yang harus mereka lakukan seharian. Saat matahari mulai menyingsing di ufuk timur, mereka sudah duduk di pinggir trotoar sambil mengatur nafas mereka.

Radeva secara tiba-tiba memberikan ide, “Pra, habis ini lo mau makan apa?”Prabhu tertawa mendengar ucapan Radeva, “Habis olahraga pikirannya emang makan ya?” Radeva cengengesan.

“Lo kan lagi di larang tante Ki buat makan diluar, secara tante Ki bakal siapin bekal juga kalau lo mau kesekolah” Ucap Radeva sambil menatap lurus ke arah depannya.
Setelah matahari sudah menampakkan dirinya, ramai orang-orang keluar untuk sekedar jalan pagi, bercerita di penjual sayur, bahkan hewan peliharaan mereka dibawa jalan-jalan untuk menikmati pagi.

“Mau pulang engga, mama pasti udah masak, lo lapar kan?” Radeva menoleh dan beranjak dari duduknya dengan riang.
“LET’S GO HOME, PRAA” Prabhu hanya menggeleng-gelengkan kepala melihat kelakuan Radeva.

Mereka berdua melanjutkan perjalanan pulang dengan langkah yang lebih pelan, sesekali ibu-ibu menyapa mereka berdua karena sudah lama tak kelihatan. “Lo kenal ga ibu-ibu tadi?” Bisik Radeva berjalan mendekat ke Prabhu.

Prabhu kembali menoleh ke ibu-ibu yang habis menyapanya lalu menggeleng. “engga nih” Prabhu dan Radeva akhirnya tertawa bersamaan membuat beberapa orang menatap mereka.

Setelah jogging yang melelahkan, Prabhu dan Radeva tiba dirumah Prabhu. Langit sudah cerah bahkan memancarkan kilauan cahaya membuat dedaunan sedikit mengkilap. Setelah membuka pintu rumah mereka segera masuk dan langsung bergegas menuju kamar Prabhu. “Lo mandi di kamar tamu?” Tanya Prabhu, Radeva mengangguk semangat.

HIS LOST SOULTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang