Yeonjun berangkat ke kampus bersama dengan Beomgyu. Mereka berdua kedapatan kelas pagi, berbeda dengan Taehyun yang mendapat kelas siang.
"Kamu baik-baik saja berangkat kuliah hari ini?" Yeonjun mengangguk.
Dia sebenarnya malas untuk berangkat ke kampus hari ini, tapi karena ada kuis mau tidak mau Yeonjun harus masuk kelas. Semalam dirinya di spam telepon dan chat oleh Soobin, tapi dia mengabaikannya. Yakin pasti hari ini Soobin mencarinya. Yeonjun belum siap untuk bertemu dengan Soobin sebenarnya.
Mobil mereka berdua memasuki pekarangan kampus, Beomgyu langsung mencari tempat parkir untuk mobilnya. Dan benar saja dugaan Yeonjun, di ujung sana dia dapat melihat Soobin yang sedang bersandar di kap mobilnya.
Soobin menyadari jika mobil Beomgyu masuk ke parkiran kampus, dia buru-buru menghampiri mobil Beomgyu. Dia agak terkejut saat Yeonjun keluar dari mobil Beomgyu. Niatnya dia hanya ingin bertanya kepada Beomgyu dimana Yeonjun.
"Yeonjun" Yeonjun menatap datar Soobin. Soobin langsung memeluk Yeonjun.
"Kamu darimana saja? Aku semalam menelepon mu tapi kamu tidak mengangkatnya dan aku juga mengirimi mu pesan tapi kamu juga tidak membalasnya" Soobin menatap khawatir Yeonjun.
"Aku mengerjakan presentasi di apartemen Beomgyu dan aku tidak memegang ponsel sama sekali" Soobin terkejut.
"Memang ada tugas presentasi ya?" Beomgyu berdecih.
"Yeonjun saja yang tidak masuk kelas dia tahu ada presentasi, makanya jangan terlalu sibuk dengan urusanmu! Ayo Yeonjunie kita ke kelas"
Beomgyu mendekati Yeonjun dan menarik lengan Yeonjun untuk menjauh darisana. Soobin menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Sial, dia lupa jika ada tugas presentasi. Soobin merutuki dirinya sendiri dan berlari mengejar Yeonjun dan Beomgyu yang sudah masuk kedalam.
Saat mereka sampai didalam kelas, ternyata dosen mereka tidak masuk kelas tapi dosen meminta file presentasi mereka untuk dikirim ke email-nya paling lambat jam 9 pagi. Yeonjun, Beomgyu dan Soobin memutuskan untuk pergi ke perpustakaan untuk menyempurnakan tugas presentasi mereka.
"Aku cari beberapa buku dulu" Beomgyu mengangguk.
"Mau aku bantu?" Soobin menawarinya bantuan namun Yeonjun menolaknya.
"Aku bisa sendiri" Soobin menatap punggung Yeonjun yang menghilang dibalik rak-rak buku disana. Dia menatap Beomgyu.
Beomgyu yang sadar sedang ditatap Soobin pun meliriknya, "Apa?".
"Apa ada sesuatu yang terjadi dengan Yeonjun? Dia seperti menghindari ku, bahkan Daniel juga memblokir mindlink milik Steve"
Beomgyu menghendikkan bahunya, "Kenapa bertanya padaku? Tanyakan sendiri kepada orangnya"
Soobin menghembuskan nafasnya kasar. Dia kembali berkutat dengan laptopnya. Beomgyu sebenarnya penasaran dengan hickey di leher Soobin, mulutnya gatal ingin sekali bertanya.
"Hei Choi Soobin" Soobin menoleh kearah Beomgyu.
"Di leher mu itu ada tanda merah, apa kamu digigit nyamuk atau sedang alergi sesuatu?"
Soobin langsung memegang lehernya, dia mengambil ponselnya dan menyalakan kamera depan. Dia sangat terkejut saat melihat tanda merah dilehernya.
'Sial! Sejak kapan ada hickey di leherku?! Hei Steve! Apa kamu tahu sesuatu?'
'Tanyakan saja pada mantan sialan mu itu apa yang dia lakukan kepadamu'
Soobin menghembuskan nafasnya kasar, dia segera berlari menuju toilet. Beomgyu yang melihat kepanikan Soobin pun langsung mengetahui jika tanda merah itu benar adalah hickey. Beomgyu memandang sendu punggung Yeonjun dari kejauhan.
"Aku kasihan padanya, kenapa anak sebaik Choi Yeonjun sering tersakiti"
"Berdoa saja semoga Moongoddes memberikan takdir terbaik untuk Yeonjun"
"Aku berharap seperti itu Ben" Beomgyu kembali berkutat didepan laptopnya.
Di rak buku ujung, Yeonjun kembali bertemu dengan Bangchan. Bangchan tersenyum ramah kearah Yeonjun.
"Hai Choi Yeonjun, kita bertemu lagi" Yeonjun menoleh kearah Bangchan dan membalas senyumannya.
"Buku apa yang sedang kamu cari?"
"Ini aku mencari buku untuk referensi presentasi ku tentang Hak Asasi Manusia"
Bangchan melihat ke rak buku disebelahnya dan mengambil salah satu buku disana. Dia memberikannya kepada Yeonjun.
"Ini kamu baca ini, ada beberapa point penting didalam buku ini yang bisa menunjang presentasi mu" Yeonjun menerimanya dan sedikit membaca tentang buku itu, dia tersenyum lebar.
"Terima kasih banyak kak, aku kembali ke meja ku dulu" Bangchan mengangguk. Dia mengamati Yeonjun yang berjalan menuju salah satu meja di perpustakaan.
"Udah kamu temuin bukunya?" Yeonjun mengangguk.
Bangchan yang melihat siluet Soobin di ambang pintu perpustakaan pun langsung berpura-pura menghampiri Yeonjun.
"Apa kamu butuh bantuan untuk mengerjakan presentasi mu?" Tawar Bangchan.
Yeonjun menoleh kaget karna tiba-tiba Bangchan ada di belakangnya. Saat Yeonjun menoleh, wajah Bangchan berada di sampingnya dengan jarak 5cm. Yeonjun berdehem singkat.
"Ekhmm.. tidak perlu kak, aku sudah hampir menyelesaikannya" Bangchan mengangguk dan sedikit menjauhkan tubuhnya dari Yeonjun. Bangchan menghirup pheromone Yeonjun yang benar-benar memabukkan.
Soobin mendekat kearah meja mereka, tiba-tiba aura disana menjadi sedikit mencekam. Beomgyu memandang Soobin yang memandang tajam Bangchan namun sepertinya Bangchan tidak terusik. Beomgyu menyenggol lengan Yeonjun, dia mengkode Yeonjun untuk melihat Soobin. Yeonjun melirik Soobin, dia menghela nafasnya.
"Gyu, ayo ke kantin. Kamu sudah selesai belum?" Beomgyu mengangguk. Dia membereskan barang-barangnya.
"Soobinie, aku mau ke kantin. Kamu mau ikut?" Soobin melirik Yeonjun.
"Duluan saja" Yeonjun mengangguk. Dia mendekati Soobin dan membisikkan sesuatu di telinganya.
"Jangan bertengkar, aku tidak ada hubungan apa-apa dengannya" Yeonjun tersenyum hangat. Soobin memandang Yeonjun, dia jadi merasa bersalah dengan Yeonjun karna Kai. Soobin mencium singkat kening Yeonjun.
"Nanti aku akan menyusul mu" Yeonjun mengangguk.
Yeonjun dan Beomgyu pergi meninggalkan Soobin di perpustakaan bersama dengan Bangchan. Soobin menatap tajam Bangchan, dia mengeluarkan pheromonenya untuk mengintimidasi Bangchan. Bangchan juga mengeluarkan pheromonenya agar tidak terlalu terusik dengan pheromone Soobin.
"Untuk apa kamu mendekati Choi Yeonjun?" Bangchan tersenyum menyeringai.
"Kenapa? Dia menarik, aroma pheromonenya memabukkan. Siapa yang tidak tertarik dengan seorang seperti Choi Yeonjun"
Soobin mengepalkan tangannya, "Jauhi Yeonjun, dia milik ku!"
Bangchan terkekeh, "Yakin dia milik mu? Atau dia hanya sekedar pelarian?"
Soobin mengernyitkan keningnya, "Apa maksudmu?"
Bangchan berjalan mendekat ke arah Soobin.
"Bukankah kamu memiliki seorang omega lain?" Soobin tersentak. Bangchan tersenyum, dia menepuk pundak Soobin.
"Aku tidak akan membiarkan seorang Choi Yeonjun disakiti oleh Enigma sialan seperti dirimu" bisik Bangchan. Dia lalu pergi dari hadapan Soobin.
Soobin memukul meja di perpustakaan itu, untung sepi. Bangchan tahu jika Soobin adalah seorang Enigma karna pheromonenya jauh lebih kuat dari pheromone seorang Alpha.
Bangchan berjalan keluar sembari mengeluarkan smirknya.
'Let's start the game Choi Soobin' Bangchan bersiul sepanjang berjalan di koridor kampus.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Enigma [Soobjun]
WerewolfSoobin - Enigma Yeonjun - Alpha Beomgyu - Omega Taehyun - Alpha Hueningkai - Omega Baru pertama kali bikin cerita Omegaverse versi saya mwehehe. Selamat membaca ^__^ Gaada deskripsi, bingung wkwk Warning! 18+ #bxb #yaoi