BAGIAN 10 : ALASAN TERPENDAM

56 14 0
                                    

because the opportunity is therenot to be wasted

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

because the opportunity is there
not to be wasted

🪷

Sebuah porsche hitam memasuki halaman rumah besar milik keluarga Erlan dan berhenti tepat di teras. Si pengemudi dan Allea keluar, mereka langsung disambut oleh salah seorang satpam rumah dan Erlan langsung menyerahkan kunci mobilnya kepada laki-laki paruh baya tersebut. Tanda bahwa si tuan muda menyuruh satpam memarkirkan mobil kesayangannya ke garasi bawah tanah.

Baru sampai pintu depan, seorang wanita bertubuh sedang menyambut mereka dan mengambil beberapa paper bag berisi pakaian, sepatu, serta tas baru yang dibeli di Lava de Venue dari tangan Allea. Membawakan semua barang-barang mahal itu ke dalam rumah.

“Tuan muda, teman-teman anda sudah menunggu di ruang pribadi tuan muda sejak tadi” pelayan tersebut melapor sebelum akhirnya pergi

Allea menoleh kearah laki-laki di sampingnya. “Kak Bagas sama Kak Jeremy ya?”

Erlan mengangkat bahu. Sama sekali tak tahu menahu soal kedua sahabatnya yang datang ke rumah. Lagipula mereka tidak pernah bilang kalau mau datang.

Akhirnya mereka berjalan menuju ke ruangan pribadi Erlan, di sana terlihat Bagas dan Jeremy sedang asik bermain billyard.

“Pantesan lo engga pulang-pulang, pergi sama Allea ternyata. Gue kira lo kabur lagi kayak kemarin. Hai Al” sindir Bagas setengah bercanda, bersiap-siap mendorong bola putih dengan tongkat billyardnya

“Kita sampai lumutan nungguin lo tau” gerutu Jeremy namun tersenyum pada si gadis

“Kalian asik ini main billyard. Pasti nggak bosen lah. Ngapain kemari?” tanya Erlan mendekati meja billyard dimana kedua sohibnya sedang bermain

Bagas dan Jeremy sama-sama menatap Erlan lalu menghentikan permainan sesaat. “Pengin main aja” jawab mereka kompak

“Kalian habis dari mana sih? Lama banget?” kepo Jeremy

Allea tersenyum pada kedua sahabat Erlan tersebut. “Kak El nemenin aku belanja. Besok aku sama dia mau datang ke pestanya Yuna, teman lama sekaligus partner satu agensi dulu”

"Ooh"

“Ya udah kalian terusin mainnya, gue mau ganti baju sebentar” ujar Erlan kemudian menuju kamarnya yang terletak di lantai dua, meninggalkan ketiga orang terdekatnya

Terjadi keheningan sesaat diantara mereka. Tak lama setelah sosok Erlan menghilang dibalik pintu. Bagas dan Jeremy kembali melanjutkan permainan. Keduanya memang sudah biasa seperti ini. Bagas melirik kearah Allea yang berjalan duduk di sisi ruangan.

“Lama engga ketemu Al, setelah lo pulang dari liburan di Aussie” ujarnya basa-basi

Sebenarnya bukan itu yang ingin Bagas tanyakan. Ia mengamati seragam yang masih dipakai Allea. Kemeja putih dengan jas hitam dan rok berwarna merah kotak-kotak khas milik Arizone High School.

EXCHANGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang