BAGIAN 33 : DEMI ERLANGGA

37 11 0
                                    

because the opportunity is therenot to be wasted

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

because the opportunity is there
not to be wasted

🪷

Kelas sudah hampir kosong, di sana hanya menyisakan Bagas, Nayla, Jeremy dan Ujang yang masih sibuk dengan kegiatan mereka. Nayla tampak sedang merapikan kertas-kertas essay yang dikumpulkan oleh adik kelas, sebelum menyerahkannya pada Ujang. Kakak kelas lain rupanya sudah naik ke atas, dimana ruang OSIS berada.

"Bagas, jadi akang harap kamu bisa jadi ketua OSIS selanjutnya. Nanti proposal yang kamu buat biar akang yang serahin ke kepala sekolah. Arsyad dan Irsyad juga udah akang kasih info buat mengumpulkan proposal mereka" katanya memberi tahu Bagas

Bagas hanya mengangguk mengerti. Irsyad dan Arsyad, dua saudara kembar itu memang memiliki potensi yang besar untuk menjadi ketua OSIS berikutnya.

Ujang menepuk pundak Bagas menyemangati sebelum beranjak pergi. Mungkin kalian mengira kalau Ujang itu pilih kasih. Tapi tidak. Walaupun Ujang memanglah mengunggulkan Bagas tapi ia tetap berusaha netral kepada calon ketua OSIS lainnya. Siapapun penerus dia nanti, ia yakin kalau mereka bisa memberikan yang terbaik. Karena itu Ujang tak pernah ikut turun tangan membantu Bagas dan bahkan ia tak pernah mau menjawab siapa yang ia unggulkan. Ia takut kalau tahu ia lebih condong ke Bagas, semua siswa akan memilih Bagas.

Bagas berbalik badan usai berbicara dengan Ujang yang pergi menyusul teman-temannya. Ia merentangkan kedua tangan. Merenggangkan tulang-tulangnya yang terasa pegal sehabis latihan panahan. Ia sempat melirik kearah Nayla yang sedang melamun kearahnya, dan begitu dia sadar, si gadis segera membuang muka. Bagas menghela nafas, sepertinya pembicaraan tadi tak akan berdampak baik. Karena masa lalu diantara mereka terangkat kembali.

Ia menoleh kearah Jeremy lalu tersenyum kecil. Berusaha bersikap biasa saja biarpun—entah mengapa, ia melihat air muka yang berbeda dari laki-laki itu juga. Tidak mungkin kan Nayla bercerita kepada Jeremy soal pembicaraan mereka? Itu hanya akan membuat hubungan ketiganya semakin runyam.

Bagas menghempaskan tubuh di atas kursi saat merasakan HPnya bergetar, tanda pesan masuk. Ia merogoh sakunya dan mengeluarkan benda pipih tersebut untuk membaca isi pesan yang masuk.

📩 @queenzallea
Allea | 02.15 PM

Kak Bagas, aku mau ngomong sesuatu
sama Kak Bagas, juga Kak Jeremy.
Bisa kita ketemu sekarang? Penting.

Read

Usai membaca pesan itu, Bagas mendongak. Menatap Jeremy yang sedari tadi masih terdiam tanpa berbicara sepatah kata. "Eh Jer, abis ini lo ada waktu luang engga? Allea ngajak kita ketemuan, katanya ada hal penting yang harus bicarakan"

"Soal apa?"

Bagas mengendikkan bahunya. "Detailnya sih engga tau tapi gue rasa pembicaraan dia engga akan jauh-jauh dari masalah anak itu"

EXCHANGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang