because the opportunity is there
not to be wasted🪷
SPECIAL PART : BAGAS N NAYLA
UnfinishedSelama beberapa detik, hanya hembusan angin yang menemani mereka. Tak ada yang berbicara, tak ada juga yang bergerak. Mereka hanya diam terpaku di tempat, dengan mata saling menatap seakan mereka bisa berbicara lewat pancaran. Bagas menghela nafas, berusaha memaksakan seulas senyum pada Nayla dan tak terbawa suasana. Ia memasukkan tangan ke dalam saku celana.
"Hay Nay. Ke ruang OSIS lagi yuk, tanggung.. proposalnya belum selesai semua. Lagian entar kita juga ada rapat di aula. Jere dimana?" Bagas celingukan mencari cowok yang biasanya satu paket bersama Nayla
"Kenapa Gas?" yang keluar dari mulut Nayla bukanlah sebuah jawaban tapi pertanyaan
Bagas kembali terbengong. "Kenapa?"
Nayla membuang pandangan, menatap kearah lapangan sekolah yang luas dimana tadi mobil Porsche Erlan terparkir di sana.
"Lo sadar? Lo udah ngelakuin hal bodoh yang sama kayak dulu? Sebenernya lo beneran sayang sama Nanda engga sih? Lo serius sama dia engga? Apa lo engga takut kehilangan dia buat kedua kalinya?" tanya Nayla beruntun
Nadanya terdengar serius menahan emosi. Namun Bagas tak mengerti apa maksud si gadis, ia menggeleng pelan. "Kok lo ngomong kaya gitu sih? Jelas gue sayang sama Nanda. Sayang banget malah. Gue serius sama dia dan gue engga mau kehilangan dia" tegas Bagas
"Terus kenapa lo malah nyuruh mereka.. Erlan sama Nanda.. Kenapa lo nyuruh mereka buat pulang barengan?" Nayla menatap Bagas tak percaya, ia merasa seperti mengalami de javu dengan pelakon yang berbeda, saat ini orangnya adalah Nanda dan Erlan, bukan Jeremy dan dia
"Kalau lo sayang sama Nanda kenapa lo malah bikin mereka baikan? Apa lo mau ngelakuin hal yang sama kaya lo ngenalin Jeremy sama gue? Padahal waktu itu status gue masih pacar lo, Gas. Lo mau kejadian itu keluang hah?!" Nayla mengeluarkan emosinya
Bagas tersenyum miring, tak menyangka atas pemikiran Nayla yang terdengar tak masuk akal di telinganya. Dia menggelengkan kepala sambil bertolak pinggang. "Engga mungkin lah, Nay. Gue cuma mau buat mereka berdua akrab aja. Just it. Gue bisa stress kalau harus bersikap netral di depan mereka yang udah jelas kaya kucing sama anjing" tutur Bagas atas tujuan dari idenya untuk Nanda dan Erlan
Tapi tetap saja, Nayla sama sekali tak merasa puas dengan jawaban Bagas. Karena dia punya firasat lain yang tak baik tentang semuanya. Tentang adiknya dan juga Erlangga.
"Engga bisa gitu Bagas, apa lo engga mikirin apa yang bakal terjadi ke depan? Kalau sampai Erlan atau Nanda.. mereka.." Nayla bingung menjelaskannya. "Lo ngerti maksud gue kan?"
Bagas terkekeh pelan. Sepertinya ia cukup mengerti arah pembicaraan Nayla. "Tenang Nay. Gue tau banget Erlan kaya gimana. Mustahil dia bisa suka sama Nanda atau sama cewek lainnya. Tapi bukan berarti dia engga normal loh ya" jawabnya santai, bahkan sampai diselipi sedikit candaan
KAMU SEDANG MEMBACA
EXCHANGE
Teen FictionRESE. Satu kata pamungkas yang bisa menggambarkan sosok Erlangga di mata Nanda. Laki-laki berperawakan tinggi nan tampan, yang selalu berekspresi dingin dan memiliki sikap angkuh keterlaluan. Berurusan dengan Erlangga adalah opsi terakhir dalam kamu...