because the opportunity is there
not to be wasted🪷
“Vin” tiba-tiba Ziva menarik lengan Kevin, sehingga membuat si laki-laki terkaget dan menoleh ke belakang
"Kenapa?"
Ziva tampak memberi isyarat agar Kevian tak banyak bicara, diam-diam mereka memisahkan diri dari Darrel dan Dita untuk memberi waktu mereka berdua, setidaknya mereka bisa bicara satu sama lain dengan tetap dalam pengawasan Kevin, juga dia.
“Lo yakin rencana ini bakal berhasil?” Kevin bertanya pada Ziva yang begitu bersemangat
“Yakin. Kan ini ide lo Vin, kok malah lo yang jadi engga yakin?” tanya Ziva balik
Kevin hanya mengendik. “Gue engga terlalu kenal pribadi mereka berdua tapi kayaknya mereka tipe orang yang gengsian dan engga pernah mau kalah satu sama lain ya” Kevin memberi pendapat setelah hampir setengah hari mengamati teman-teman Ziva
Gadis itu mengangkat sebelah alisnya. “Jadi gimana dong?”
Sekali lagi, bahu Kevin terangkat. Ia tak tahu juga harus menjawab apa. “Cuma mereka yang bisa beresin masalah mereka sendiri dan nata perasaan mereka masing-masing, Ziv”
Ziva mengerucutkan bibir. Tersirat raut kekhawatiran darinya namun sebisa mungkin tak terlalu menampakkan. “Gue takut kalau mereka malah berantem. Ternyata cinta itu rumit ya? Apalagi waktu cinta harus dihadapin sama persabatan. Cinta bisa dengan mudahnya mengobrak-abrikkan persahabatan dua orang. Contohnya kaya persahabatan Darrel sama Dita”
“Cinta itu bisa jadi cobaan persahabatan mereka atau mungkin takdir dari Tuhan. Tergantung dari sudut mana kita ngelihatnya” potong Kevin lebih bijak, membuat Ziva terdiam, menatapnya tanpa kata, kemudian tersenyum lebar
“Ciee kayaknya Kevin udah bisa jadi pakar cinta nih haha jangan-jangan lo udah pernah ngalamin ya” ledek Ziva yang membuat pipi Kevin memerah
Ya, mungkin emang aku pernah mengalaminya, dan cinta pertamaku itu kamu. Kevin menggeleng pelan.
“Serius, gue jadi penasaran lo suka sama siapa? Tipe cowok kutu buku dan suka ngegame kayak lo, gue engga kebayang deh tipe cewek yang lo suka kayak gimana” ujar Ziva tanpa sadar
“Jangan-jangan tipe cewek lo itu yang engga jauh beda sama lo ya? Pintar, kutu buku, dan game mania?” tawa Ziva kembali keluar
Kevin menggaruk gatal pelipisnya sebelum mengalihkan perhatian kearah rak-rak buku di toko buku tempat mereka bersembunyi, sepertinya candaan mereka terdengar agak menggangu kali ini.
“Tipe cewek gue ya.. mungkin yang kayak lo gitu lah, gadis yang tampil apa adanya, natural. Engga neko-neko juga kaya cewek kebanyakan” jawab Kevin yang sukses menghentikan tawa Ziva
KAMU SEDANG MEMBACA
EXCHANGE
Teen FictionRESE. Satu kata pamungkas yang bisa menggambarkan sosok Erlangga di mata Nanda. Laki-laki berperawakan tinggi nan tampan, yang selalu berekspresi dingin dan memiliki sikap angkuh keterlaluan. Berurusan dengan Erlangga adalah opsi terakhir dalam kamu...