16 • Kelas Memasak

14 2 0
                                    

Kelas 2-C memasuki kelas memasak. Sewaktu jam pelajaran sebelumnya, sejujurnya Airi sama sekali tidak bisa fokus.

Setiap kali melihat ke depan kelas saat guru menjelaskan sambil menuliskan materi di papan tulis, matanya tidak bisa teralihkan pada kilauan-kilauan cahaya ketika Kayori tengah mengelap keringat menggunakan tisu.

Setelah beberapa menit cuaca hujan berangin petir membabi-buta di luar, badai dadakan itu langsung kabur membiarkan langit biru dan matahari kembali bersinar di langit.

Suhu ruangan juga tentu ikut berubah drastis dan satu kelas mendadak kepanasan seperti di Gurun Victoria. Sarang koala dan kanguru terkuat di bumi berada.

Musim panas kali ini sepertinya memang tidak berniat membiarkan setitik air meneduhkan para penghuni kerak sub-tropis itu. Buktinya, ia langsung mengusir jauh-jauh awan hitam sebelumnya yang cuma sekedar numpang lewat.

Setiap kali Kayori mengusap keringatnya, entah kenapa gerakannya terasa begitu anggun.

Belum lagi, bukannya bau apek yang menyergap justru parfum bunga entah apa jenisnya yg Kayori pakai terasa lembut itu malah membuatnya makin memikat. Dia seperti bisa tampil menawan di segala kondisi tanpa mengorbankan pesonanya.

Paling parah, gadis berkacamata itu juga cukup peka untuk membagi kotak tisunya pada Airi yang sedari tadi juga kepanasan. Membuat Airi kembali dibuat panas tapi bukan karena suhu panas.

Walau cuma hal sederhana, itu cukup membuat membuat Airi tidak bisa berkata-kata dan dadanya pun terasa bergelora.

Dan sekarang, mereka berdua satu kelompok di kelas memasak.

Airi berusaha menarik napas berulang kali menenangkan diri. Dia sekarang bertujuan untuk memperdalam hubungan perteman palsu ini supaya dia bisa menghasut Kayori.

Padahal sudah bersusah payah mendekati Kayori sampai gadis itu bisa sedikit terbuka padanya, Airi malah salah tingkah begini.

「Fokus, Airi … fokus …」

Dirasa sedikit tenang, Airi kemudian berbalik hendak menghadap Kayori. Matanya kembali dibuat terbelalak ketika gadis berkacamata itu tengah mengikat rambut sebahu miliknya menjadi kucir kuda.

Dari lubuk hati Airi yang paling dalam, rambut yg diikat itu kini membuat ke-cool-an Kayori makin menggila. Apalagi apron biru yang dia kenakan. Airi sepenuhnya langsung membeku di tempat.

Kayori yang sedari tadi ditatapi terus oleh Airi kemudian bertanya.

「Airi-san, kamu kenapa?」

「Eh, oh, eha …?! Ah, ki-kita ma-mau masak apa hari ini?!」

Mata Airi berusaha melihat ke kiri-kanan tidak berani menatap Kayori.

Seperti orang bodoh yg ketangkap basah karena mengintip seseorang yang tengah mandi, Airi berusaha menahan kesalahtingkahannya ini dengan bersikap biasa saja tapi dalamnya meronta-ronta seolah berhadapan dengan artis terkenal.

「Karena bahannya sayuran, sup sepertinya jauh lebih mudah.」

「Ba-baiklah.」

Airi segera mengenakan apron miliknya dengan tangan gemetaran. Padahal dia sudah sering ketemu artis-artis terkenal yang karismanya begitu pekat, tapi justru semua itu kalah ketika berhadapan di sebelah gadis biasa ini.

Selain itu, kenapa orang-orang di sini semuanya tidak menyadari ini?! Mereka tampak biasa saja dan tidak seperti pura-pura melihat.

Kalau menurut Airi sendiri, aura Kayori mungkin hampir setara dengan Megumi. Bahkan bisa jauh lebih kuat. Akan tetapi, kenapa hanya dia sendiri yg malah dibuat carut-marut begini?!

GL, PARACEMIDOLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang