14 • Konspirasi Temari

15 2 0
                                    

「Higura-san ingin jadi temen aku?!」

Ketika Kayori mengulanginya, Airi cuma bisa mengangguk-angguk dengan muka memerah. Dia tidak menyangka rasanya akan sememalukan ini tapi semuanya dikomandoi oleh Temari jadi apa boleh buat.

「Ta-tapi aku ini orang yg membosankan dan tidak pandai bicara ...」

Kayori memalingkan mukanya tidak berani menatap Airi yang kini terkejut.

「Hei-hei, bagiku kamu nggak gitu deh.」

「Kalau sama Senpai ... mungkin aku sudah terbiasa, tapi kalau Higura-san ...」

Kayori pun tampak bimbang. Baru kali ini ada orang yg secara terang-terangan ingin jadi temannya. Beda banget sama Temari yang dulu langsung sok kenal bicara ini itu sampai hubungan mereka jadi absurd begini.

「Aku tidak ada maksud tersembunyi kok. Selain itu setelah tau ternyata Kirimiya-san orangnya hebat banget dalam menjalankan tugas OSIS, a-aku jadi sedikit mengagumimu.」

Omongan Airi barusan seratus persen bohong dan tentu aja tidak demikian. Dia hanya memperkuat pernyataan untuk berteman supaya Kayori tidak berpikiran negatif padanya.

Meski alasannya terdengar klise dan apa adanya. Respons apa yg akan diberikan Kayori sekarang? Di saat yg bersamaan, kalau saja dia menolak ... tidak ada bedanya dengan game over.

Beberapa detik setelahnya, jantung Airi terasa terguncang-guncang dan keringat dingin mulai mengucur.

「Ba-baiklah kalau begitu.」

Kayori menjawab sambil melirik Airi kembali kemudian mengalihkan pandangannya berkali-kali.

「Eh? Kamu serius?!」

Senyuman terbit di wajah Airi yg entah kenapa membuat Kayori sedikit terkejut, apa sampai sebegitunya dia ingin berteman dengannya?!

Airi pun menggenggam kedua tangan Kayori erat-erat.

「Kalau begitu, mulai sekarang panggil aku Airi ya! Apa aku boleh juga memanggilmu, Kayori?」

「I-iya, boleh.」

「Kalau begitu, kuucapkan sekali lagi. Mohon bantuannya ya, Kayori.」

Di tengah momen yg mengharukan itu, suatu entitas tengah menangis tersedu-sedu. Wajahnya berlinang air mata dan tanpa sadar meja mereka sudah dipenuhi tisu. Sontak, Temari langsung memeluk Kayori erat-erat.

「Syukurlah, Kayo! Akhirnya kamu punya temen juga! Nggak terasa, akhirnya kamu jadi besar. Aku bangga padamu!」

Tangisan Temari semakin menjadi-jadi. Dia bahkan mengeratkan pelukannya sampai Kayori sesak napas.

「Hei, memangnya Senpai ibuku apa?! Dan juga, lepasin! Sesaaaak!」

Pelukan maut ini langsung membuat Kayori kelabakan. Entah kenapa di setiap momen penting, Senpai-nya ini selalu saja bertingkah berlebihan seperti ini. Kalau Kayori tidak segera lepas dari dekapannya, dia pasti akan mati!

Setelah sekuat tenaga mengerahkan tenaganya dia pun akhirnya terlepas dan segera menjaga jarak dengan bersembunyi di balik Airi yang masih tidak percaya bahwa semua ini bukan mimpi.

「Senpai, bukannya aku sudah bilang padamu. Kalau aku sudah punya teman ... aku nggak akan satu meja makan sama Senpai lagi!」

「Eh?!」

Pernyataan Kayori barusan langsung menguapkan air mata Temari dan sukses membuat Temari melongo. Seketika ingatannya kembali berputar ke belakang saat Kayori kesal karena selalu bertemu dengannya entah di mana pun itu di bab tiga.

GL, PARACEMIDOLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang