𝟑𝟓 || 𝐀𝐫𝐫𝐚𝐧𝐠𝐞𝐝 𝐦𝐚𝐫𝐫𝐢𝐚𝐠𝐞 ★

75 11 0
                                    

Sena baru saja menyelesaikan rutinitas nya setelah pulang dari kampus, dan kini ia baru saja keluar dari kamar mandi dan mulai duduk di kursi meja riasnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sena baru saja menyelesaikan rutinitas nya setelah pulang dari kampus, dan kini ia baru saja keluar dari kamar mandi dan mulai duduk di kursi meja riasnya. Perlahan ia sisir rambut panjang, dan mecepol rambut nya menyisakan anak rambut yang tersisa di sana.

Gadis itu kemudian melihat kearah tempat sampah mini yang sepertinya sudah menumpuk, setelahnya Sena beranjak dari kursi dan mulai mengangkatnya untuk membuangnya. Disaat ia hendak membuka pintu kamarnya, gadis itu mendengar samar samar perdebatan antara kedua orang tuanya.

"Kamu yakin Pa, anak kita bakalan setuju sama keputusan ini?" Ucap Kina kepada suami yang berada di hadapannya sambil menggendong Arsya, adik Sena yang baru saja beberapa minggu ini lahir.

"Aku yakin, Sena pasti menyetujui perjodohan ini, bukannya mereka pernah mempunyai hubungan yang erat?" Jawab Bima yang masih bisa Sena dengar di balik pintu kamarnya.

Sena kemudian memberanikan diri membuka pintu, gadis itu dengan cepat menuruni tangga dan mengahmpiri kedua orang tuanya. "Perjodohan apa maksud Papa?"

Suara Sena barusan membuat kedua pasangan itu menoleh terkejut kearahnya, sedangkan Sena hanya menatap datar keduanya. "Ada apa sebenernya, Pa?" Tanya Sena kemudian menoleh kearah Papanya yang tiba tiba terdiam.

Kina selaku Mamanya tersenyum kikuk perlahan mendekat kearah putrinya yang terlihat bingung. "Baru beres mandi, sayang? Makan dulu yuk. Mama udah buatin masakan kesukaan kamu"

Bukannya merespon apa yang Mamanya sampaikan, Sena justru menatap Mamanya sedikit tajam. "Perjodohan apa sih, Ma?"

"Kita ngobrol sambil duduk ya? Biar Papa kamu yang jelasin semuanya" Ajak Kina kemudian membawa Sena menuju ruang tengah.

Saat keduanya sudah duduk di tempatnya, tatapan tajam Sena langsung tertuju pada pria paruh baya di hadapanya. "Jelasin"

Bima menghembuskan nafasnya kasar, kemudian menatap kembali gadis yang sepertinya sedang menahan kekesalannya. "Partner kerjasama Papa sedang sakit, usaha Papa di ambang kehancuran dan mereka yang menolong Papa di saat itu. Setelah beberapa tahun ini ternyata partner kerjasama Papa itu adalah nenek dari Rey chakra, mantan kamu. Neneknya meminta Papa untuk menikahkan kalian sebelum ia tiada suatu saat nanti, ia ingin melihat cucu nya menikah"

"Terus? Papa tega melibatkan kebahagiaan Sena demi usaha Papa?" Tanya Sena masih bisa menahan emosinya.

"Bukannya kalian dulu bahagia bersama? Kalian bisa bahagia seperti dulu" Jawab Bima kemudian.

Sena hanya terkekeh tak percaya. "Papa tau sendiri, Sena udah punya Arsen. Pokonya Sena gak perduli, Sena gak akan pernah terima perjodohan itu"

"Kamu tenang dulu, nak. Ini demi kelangsungan hidup kita juga, Papa udah gak punya apa apa lagi sekarang, seluruhnya! Jika tidak, Papa terpaksa harus jual rumah ini, dan semua kendaraan juga untuk bayar semua hutang Papa kepada mereka" Ujar Bima, kemudian pria paruh baya itu menunduk pasrah.

Setelah beberapa menit semuanya terdiam, Bima kembali menatap anak gadisnya dengan tatapan yang sulit di artikan. "Jauhi Arsen, nak. Tolong kamu setuju dengan keputusan yang Papa ambil ini, Papa akan sangat merasa gagal jika nantinya membawa kalian hidup susah"

Mendengar itu Sena terkekeh, berusaha mencerna perkataan Papanya barusan. "Bukannya dengan Papa paksa aku menikah juga, itu udah bisa di sebut gagal? Papa gagal buat anak Papa bahagia dan memilih jalan hidupnya sendiri"

"Sena! Papa begini karna pengen liat kamu bahagia juga, Arsen gak bisa ngasih kamu kepastian. Laki laki itu cuman anak bandel yang sukanya balapan! Kuliah aja semaunya, gimana bisa Papa kasih gadis Papa kepada orang yang pemalas seperti dia?"

Ucapan sang Papa barusan membuat Sena seketika terkekeh. Bukannya Rey juga seorang ketua geng motor? Apa Papanya ini tidak tau seluk beluk laki laki itu? Ah, sudahlah. Perlahan Papanya pasti akan mengetahui yang sebenernya. Arsen juga tak seburuk yang ada di pikiran Papanya.

Tak ingin kembali menjawab ataupun merespon, Sena beranjak dari duduknya kemudian mulai berjalan menuju kamarnya. Sedangkan Kina yang sedari tadi bungkam dengan bayi laki laki di pangkuannya hanya bisa menghela nafasnya pelan kemudian menenangkan suaminya. "Atur emosi kamu Pa, kalo mungkin menurut kamu ini yang terbaik buat kita semua, nanti aku coba ngomong pelan pelan sama Sena"

Keesokan harinya, senyuman terukir di bibir Arsen dan saat ini ia sedang berada di markas yang sudah bertahun tahun lamanya ia tinggalkan. Kini di sebelahnya terdapat kedua cowok yang selalu menemaninya dulu, Sagara dan juga Kiki.

Sagara masih merasa canggung, ia sedikit malu dengan apa yang ia lakukan pada Arsen tempo hari di coffe. Bisa bisanya ia tiba tiba menghajar Arsen, namun laki laki itu hanya diam saja sehingga sebagian tubuh nya memar oleh ulahnya.

Satu jam yang lalu mereka saling meminta maaf, Arsen sudah menjelaskan alasannya mengapa ia dulu mempertaruhkan jabatannya dan mengecewakan anggota lainya. Saat itu Arsen tidak bisa berfikir jernih karna Sena yang terus berada di pikirannya sehingga ia memutuskan sesuatu yang sangat besar dampaknya.

Namun kini semuanya telah kembali seperti semula, Arsen kembali menjabat menjadi ketua Arsenio. Semuanya menyambut Arsen penuh bangga, namun laki laki itu masih belum juga menemui Ayahnya. Tidak tau mengapa ia masih belum siap, dan masih belum sepenuhnya ingin memaafkan Ayahnya itu. Hatinya terlalu sakit!

Sang bunda terus menghubungi dan memohon pada anak laki lakinya itu untuk pulang, namun Arsen masih kekeuh dengan pendirianya. Ia saat ini ingin sendiri dulu, ia ingin menenangkan pikirannya dan tinggal sendiri di apartemen.

Kembali kepada situasi Sena saat ini, gadis itu baru saja mendengar ketukan pintu kamarnya. Suara sang Mama yang terdengar meminta izin untuk masuk, Sena mengiyakan ucapan Mamanya dari luar dengan sedikit malas. "Masuk aja, Ma"

Ceklek ..

Kina membuka pintu tersebut kemudian kembali menutupnya, wanita paruh baya itu baru saja menidurkan Arsya dan menghampiri anak gadisnya saat ini. Perlahan Kina duduk di tepi kasur menatap Sena dengan tatapan yang sulit di artikan. "Mama tau, kamu pasti gak akan setuju dengan keputusan Papa kamu"

Sena memilih untuk membungkam mulut nya rapat rapat.

"Mama udah pikirkan ini baik baik Sena, sepertinya Mama juga setuju dengan keputusan Papamu. Ini demi kebaikan kamu juga, dan semuanya" Ujar Kina dengan mengusap-usap puncak kepala putrinya.

"Udah Ma, cukup. Sena capek, Sena pengen istirahat. Keputusan Sena udah bulat, Sena sayang Arsen dan gak mau kecewain dia lagi untuk yang kesekian kalinya" Ujar Sena lelah.

Gadis itu terdiam sejenak kemudian kembali bersuara. "Mau kalian terus berkoar-koar jodohin aku, jawaban aku tetap sama, aku gak bisa nikah dengan yang bukan pilihan aku sendiri"

Setelah mendengar perkataan anak gadisnya, Mamanya kemudian beranjak dari duduknya. "Yasudah, Mama keluar kalo gitu. Kamu pikirkan sekali lagi baik baik"  Kina kemudian berlalu pergi, sedangkan Sena hanya menatap pintu kamarnya yang sudah tertutup kembali dengan mata yang sudah memerah.

★★★★★

~TO BE CONTINUE~
IG:@SNAZWAALISANAD

𝐉𝐎𝐔𝐑𝐍𝐄𝐘 𝐎𝐅 𝐋𝐎𝐕𝐄Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang