Saat ini kedua orang yang masih merasa canggung satu sama lain itu sudah menghabiskan waktu 20 menit terdiam duduk di bangku taman, mereka bingung harus memulai nya dari mana. Arsen yang sulit bersuara, dan Sena yang bingung karna laki laki itu yang lebih dulu mengajaknya untuk pergi.
Hingga menit berikutnya Arsen memaksakan diri untuk bersuara mencoba membuyarkan kecanggungannya. "Gue gak tau harus bilang apa sama Lo, tadinya gue udah gak mau perduli lagi sama keadaan lo. Gue cuman mau kasih tau lo, Rey yang lo agung agungin itu kemarin jalan sama cewe lain, gue gak mau lo terlalu mau dibegoin dia meski lo emang pinter begoin gue"
Mendengar itu Sena terkekeh kecil berusaha menahan rasa sakit di hati nya. "Sorry, pertama gue mau minta maaf sama Lo atas kelakuan gue yang terlalu jahat sama lo selama ini, mungkin emang bakalan susah banget buat Lo maafin gue, itu gue akui. Tapi kalo soal Rey, udahlah gausah dibahas lagi"
"Kenapa? Lo udah tau duluan?" Tanya Arsen sedikit penasaran yang hanya dibalas senyuman kecil dari Sena.
Senyuman itu kini memudar perlahan, Sena menunduk dan kembali mendongak menatap Arsen kembali. "Rey putusin gue karna gue gagal buat Lo hancur, gue udah gak berguna lagi buat dia, dan gue juga bisa nerimain itu karna gue juga sejahat itu sama Lo, mungkin bisa disebut karma juga"
Arsen menatap Sena dengan sulit diartikan, ia meremat ujung baju nya berusaha menahan agar tidak melakukan sesuatu yang menurut nya harus dilakukan. "Lalu sekarang apa lagi?"
Sena sepontan kembali menatap Arsen. "Apalagi? Maksudnya?"
"Sekarang tugas lo udah kelar, kapan lo pergi? Lo udah berhasil lepas dari cowok lo, begitupun lo udah berhasil buat gue hancur meski gak semuanya berhasil" Ucap Arsen tanpa berfikir panjang.
Sena sedikit terkejut dengan perkataan Arsen barusan, ia tak menyangka Arsen akan mengatakan seperti itu. Sena fikir laki laki itu akan mengajak nya berdamai dan memulai kembali perjalanan kisah mereka, namun Sena terlalu berfikiran jauh.
"Sebenci itu ya?" Tanya Sena, lalu gadis itu tersenyum manis dan mengangguk anggukan kepalanya pelan. "Seharus nya gue gak tanya, lo emang seharus nya benci sama gue"
Arsen lantas berdiri dari duduknya. "Gue harap besok gue gak liat muka lo lagi di sekolah" Ucapnya lalu beranjak pergi tanpa mengatakan hal lain pada Gadis yang masih duduk berusaha mencerna ucapannya itu.
Ke esokan harinya disekolah, bel istirahat sudah berbunyi tanda pelajaran pertama telah usai. Para siswa maupun siswi berhamburan keluar menuju kantin dan sebagian nya lagi ke tempat tujuan mereka masing masing.
"Kantin apa rooftop nih gengs?" Tanya Sagara.
Kiki mulai beranjak dari meja. "Kantin dulu gue udah laper, lo juga kan bos?" Tanya Kiki pada seseorang yang masih anteng duduk diposisi nya.
"Gue ada urusan" Ujar Arsen kemudian berlalu pergi begitu saja dari kelas nya.
Sagara menggela nafas pelan. "Nah ini nih yang buat gue males ngurusin percintaan karna gak mau kaya kalian yang ribet, bikin ga selera apa apa sampe pusing sendiri, sampe lupain temen begini"
"Lo gak laku, jadi lo gak bisa tau rasanya" Cibir Kiki tak mau kalah.
Sagara menunduk berusaha semenyedihkan mungkin. "Parah banget sih lo, berasa jones banget gue" Sesal Sagara.
"Mangkanya cepetan cari cewek, dongo!" Ucap Lala yang tak tau sejak kapan sudah berada di samping Kiki dan menggandeng nya mesra.
"Silalan!"
Kiki menatap Lala kemudian. "Mau kemana? Kantin yuk makan"
"Kayanya aku mau ke perpustakaan dulu deh, nanti aku nyusul kamu" Jawab nya.
Kiki lantas kembali bersuara. "Aku anter aja, biar barengan nanti makan nya"
Lala menggeleng."Gak usah ah, disana banyak cegil, aku gak mau kamu jadi pusat perhatian mereka"
Kiki terkekeh kemudian mengelus puncak kepala kekasihnya. "Aku gak bakal pindah kelain hati tenang aja"
"Emang eaa?" Ucap Lala sedikit menggoda dan yang hanya mendapat anggukan cepat dari Kiki disampingnya.
"Terus aja terus, dunia cuman milik lo pada kali ya gue disini cuman ngontrak!" Pekik Sagara merasa muak dengan kemesraan mereka berdua yang tak ada habisnya.
Sedangkan disisi lain, Arsen tampak tak bersemangat. Seharusnya ia sangat senang jika sudah tak ada Sena lagi di sekelilingnya. Sena benar benar mematuhi apa yang Arsen mau, yaitu pergi dari jangkauannya.
Tetapi Sena gagal mengerti maksud apa yang di katakan Arsen kemarin, Arsen menyuruh nya untuk tak muncul di hadapannya ketika di sekolah, bukan menyuruhnya pergi meninggalkan sekolah.
Nasi sudah menjadi bubur, Arsen sangat bingung dengan perasaan nya saat ini, kini ia masih terus memandangi lunch box yang biasa Sena berikan pada nya, didalam nya terdapat kimbab yang pagi tadi Sempat Sena buat terlebih dahulu sebelum pergi menuju bandara.
Kalian masih ingat? Tempo lalu Arsen sempat ingin memakan kimbab yang Sena buat, tetapi baru Sena bisa penuhi sebelum pergi, mungkin itu untuk yang terakhir kali nya Arsen memakan buatan Sena.
Pagi pagi sekali Lala menemui Arsen dan menyerahkan lunch box itu, Lala sempat mengantarkan Sena ke bandara sebelum ia pergi ke sekolah, awal nya Lala sangat kecewa karna Sena dengan begitu gampang meninggalkannya. Namun Lala hanya bisa menerima nya demi kebahagiaan baru sahabatnya nanti di sana.
Cuaca yang tadinya cerah berubah menghitam sepertinya hujan akan turun, Arsen perlahan bangkit dari kursi belakang sekolah dan membuang makanan yang dibuatkan Sena kedalam tong sampah, dan hanya tersisa lunch box nya yang Arsen bawa kembali. "Ok ini yang lo mau Sena, mulai sekarang gue gak akan inget lo lagi, anggap semua ini gak pernah terjadi, cukup sampai disini!"
Triiinggggg...
Bel mata pelajaran terakhir sudah berbunyi, dan siswa maupun siswi kembali kedalam kelas nya masing masing untuk kembali melanjutkan materi yang akan disampaikan guru selanjutnya.
Dimeja biasa saat ini Lala tak fokus karna ia benar benar sangat sedih karna sahabat nya kini telah pergi, ia terus mengecek ponsel nya berharap mendapatkan kabar dari Sena yang entah sedang apa, mungkin gadis itu sedang tidur di pesawatnya atau sedang mendengarkan music favorit nya.
"Sena, lo jahat banget huaaaaaa" Jerit Lala dalam hati.
Tukkk. Tukkk. Tukkk.
Bu Nina si guru killer itu terus mengetuk ngetuk meja nya berharap orang yang ia tuju menoleh kearah nya. "Bisa kamu ulang penjelaskan apa yang ibu berikan tadi Lala?"
Lala akhirnya tersadar dan kembali merutuki dirinya sendiri. "Mampus gue"
★★★★★
~TO BE CONTINUE~
IG:@SNAZWAALISANAD
KAMU SEDANG MEMBACA
Journey Of Love [End]
Romance[Part lengkap] Sena Khalisa Allaric perempuan cantik yang terpaksa bermain drama masuk kedalam hidup Arsen Syakalio, ia dipaksa pacarnya sendiri yang bernama Rey Chakra untuk menaklukan seorang Arsen padanya agar laki laki itu mundur dari sebuah gen...