𝟑𝟒 || 𝐌𝐢𝐬𝐮𝐧𝐝𝐞𝐫𝐬𝐭𝐚𝐧𝐝𝐢𝐧𝐠 𝐚𝐠𝐚𝐢𝐧 ★

117 29 34
                                    

Saat pagi tiba, Arsen menarik selimut nya dan menutupi seluruh tubuh nya dengan selimut, mata nya sembab dengan jejak air mata yang mengering

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Saat pagi tiba, Arsen menarik selimut nya dan menutupi seluruh tubuh nya dengan selimut, mata nya sembab dengan jejak air mata yang mengering. Penampilan Arsen sangat berantakan dengan tatapan kosong memandang keluar jendela apartemen yang memperlihatkan langit mendung di pagi hari.

Baru beberapa saat Arsen memandangi langit, tiba tiba hujan turun dengan derasnya di susul oleh kilatan petir yang sangat keras. Arsen meremas kuat selimut nya ketika ia teringat saat kecil ia sangat ketakutan di iringi isakan tangis yang menyakitkan.

Dulu Arsen takut pada kilatan petir, tapi Ayah nya selalu membuat nya berusaha membantu melawan rasa ketakutan itu. Dan saat ini ketika mengingat itu rasa sakit di hati nya terus terasa. Arsen kehilangan separuh jiwa nya, Ayah nya yang selalu ia kagumi telah mengecewakan nya, dan semua keluarga nya sudah membohonginya bertahun tahun.

Di sisi lain, Yang dilakukan Nasya hanya melukis, melukis dan melukis. Matahari mulai menampakkan sinar nya dan gadis itu mulai bosan, Nasya tidak pernah sebosan ini. Ia tidak tau akan melakukan apalagi, lantas ia kembali bingung harus melakukan apa untuk berusaha melupakan laki laki itu dalam fikirannya.

Jam sudah menunjukkan pukul 10 pagi, biasanya di hari libur nya ini ia akan bermain, dinner dan semacam nya bersama Haikal. Dan kini? Ahh, sudahlah. Laki laki itu se-tidak sudi itu sekarang melihatnya.

Nasya merasa sedih ketika mengingat nya, tapi memangnya kenapa? Walaupun ia sendirian dan kesepian, ia masih mempunyai teman teman yang baik, bahkan Sena saja yang dulu menjadi musuh nya bisa berubah menjadi seorang teman untuk nya, ia saja yang jahat kepada Sena selama ini, dan Sena yang kurang peka terhadap dirinya yang haus akan kasih sayang.

Hal terakhir yang bisa Nasya lakukan adalah menonton televisi, berbaring diatas sofa yang empuk membuat nya nyaman. Ia juga sudah menyiapkan potongan buah untuk menemani nya menonton.

Kembali lagi pada situasi Arsen saat ini, laki laki itu kini baru saja mendapat sebuah pesan dari seseorang tanpa nama. Ia mendapat kiriman foto Sena bersama, Laki laki? Dan sebentar, seperti nya Arsen mengenali nya.

Arsen spontan bangkit dari posisi nya dengan cepat ia memakai jaket dan mengambil kunci mobil diatas nakas. Laki laki itu terlihat marah.

Saat ini Sena sedang berada di sebuah terminal bus, gadis itu baru saja berbelanja bulanan sendirian. Namun tiba tiba Rey menepuk pundak nya pelan sambil menampilkan senyuman manis nya. "Hei, dari dulu kamu gak pernah berubah Sena, dari dulu suka nya kalo abis belanja bulanan pengen nya naik tayo yang biasa kita naik terus"

Sena menoleh sedikit terkejut, mood nya tiba tiba saja buruk. "Ngapain lo di sini?"

"Aku bantuin ya?" Ujar Rey tanpa menjawab pertanyaan Sena barusan, laki laki itu hendak mengambil alih belanjaan yang Sena bawa.

Sena berdecak. "Gak usah, lo pergi aja deh mendingan"

Rey menghela nafas nya kasar. "Kenapa sih kamu Sena, jadi berubah drastis gini sama aku" Rey berhenti sejenak kemudian kembali bersuara. "It's oke, iya. Ini salah aku dulu yang jahat sama kamu. Aku tau itu, tapi please aku bisa berubah kaya dulu lagi"

"Terlambat, dan gue males kalo waktu bisa berulang lagi juga, gue udah gak mau. Lo laki laki terjahat yang pernah ada di hidup gue, Rey" Ujar Sena apa adanya.

Rey diam mencoba mencerna perkataan Sena barusan. "Tapi apa kamu sanggup suatu saat nanti ekonomi keluarga kamu hancur? Dan melihat sang Papa yang udah bertahun tahun pertahanin usaha nya hilang begitu aja?"

"Maksud lo?" Sena mengernyit bingung.

Rey kembali bersuara. "Papa kamu sekarang diambang kehancuran, dia berusaha menyembunyikan nya dari kamu termasuk Mama kamu Sena. Apa kamu tau kenapa Papa kamu terus undang aku kerumah? Karna Papa kamu berharap kita bisa kembali bersama dan menikah. Itu salah satu syarat agar usaha Papa kamu kembali lancar"

"Lo ancam gue?" Tanya Sena yang sudah terlihat emosi.

Rey terkekeh, kemudian mengatur kembali ekspresi nya. "Enggak, kamu orang yang aku sayang, mana bisa aku buat dia merasa terancam?"

"Satu satu nya cara agar usaha Papa kamu kembali lancar, ya. Kamu harus tunangan sama aku Sena. Bukannya itu yang kamu mau sedari dulu? Bahkan kamu rela melakukan apa saja demi aku?" Tambah nya lagi.

Laki laki itu berhasil membuat Sena emosi, gadis itu saat ini berusaha sekuat tenaga agar tidak mengeluarkan amarah nya sekarang. "Itu dulu, enggak saat ini!" Setelah mengatakan itu, Sena beranjak dari duduk nya dan pergi memasuki bus yang biasa ia naiki ketika sehabis berbelanja. Bus itu baru saja berhenti tepat di depan Sena.

Namun yang menjadi lebih kesal nya, Rey mengikuti Sena menaiki bus tersebut dan duduk di belakang kursi yang Sena tempati. Sebenernya apa sih yang laki laki itu mau? Dulu ia membuang nya tanpa kasihan, dan sekarang? Begitu tak tau malu nya dia. Sekaan akan semuanya tak pernah terjadi.

Sena memasang earphone dikedua telinga nya mencoba menghiraukan laki laki di belakang nya, gadis itu memejamkan mata nya perlahan menikmati alunan lagu yang baru saja ia putar.

Sedangkan laki laki di belakang nya tengah membuka pesan dari seseorang di balik handphone nya, di saat Rey membaca nya ia tersenyum dengan senyuman yang sulit di artikan.

Tak berselang lama, akhir nya Sena telah sampai di tempat ia menepi, Sena baru saja turun dari Bus tersebut, akan tetapi ia di buat terkejut kini di depan nya sudah ada seorang laki laki tengah berdiri menghadap kearah nya. Disaat itu juga Rey menyusul Sena tepat berdiri di belakang gadis itu dengan sedikit tersenyum kearah Arsen yang melirik kearah nya.

"Bby?" Ucap Sena menghampiri Arsen dengan menenteng belanjaan ditangan kanan dan kiri nya.

"Kali ini apa aku harus percaya?" Ucap Arsen tiba tiba setelah Sena berada di hadapannya.

Sena mengernyit. "Emang apa yang aku lakuin?"

"Lo gabisa ngelak lagi! Gue udah liat dengan mata kepala gue sendiri" Ucap Arsen sedikit terbawa emosi dengan seketika merubah sebutan nya menjadi Lo-Gue.

Sena menghela nafas nya kasar. "Karna liat manusia di belakang aku, kamu langsung bisa bervalidasi sendiri?"

"Apa itu gak cukup jelas?" Tanya Arsen lagi, namun pertanyaannya itu membuat Sena terkekeh tak percaya, apa laki laki ini tak mempercayai nya lagi?

"Cepet masuk mobil" Perintah Arsen, tanpa ingin memperkeruh lagi Sena lantas menurut apa yang diucapkan Arsen barusan. Karna jangka waktu tempat Bus yang tadi Sena menepi dengan rumah nya masih sedikit jauh.

★★★★★

~TO BE CONTINUE~
IG:@SNAZWAALISANAD

𝐉𝐎𝐔𝐑𝐍𝐄𝐘 𝐎𝐅 𝐋𝐎𝐕𝐄Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang