01 || A little fed up ★

10.5K 226 30
                                    

"Ini bekalnya, maafin baru dikasih sekarang soalnya tadi pagi gak sempet, karna bel nya udah bunyi" Ujar Sena sambil menyodorkan Lunch box berwarna biru terang kepada laki laki yang sedari tadi berdiri menghadapnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ini bekalnya, maafin baru dikasih sekarang soalnya tadi pagi gak sempet, karna bel nya udah bunyi" Ujar Sena sambil menyodorkan Lunch box berwarna biru terang kepada laki laki yang sedari tadi berdiri menghadapnya.

"Okee, sekarang gue pergi" Ujar Arsen dengan tampang menyebalkannya.

"Ehh bentaran dulu gue mau tanya, tadi kenapa gak jadi jemput? Semalam kan bilang mau jemput"

"Argh itu, tadi Nasya telpon mobilnya mogok jadi gue langsung tolongin dia" Jawabnya jujur.

Mendengar itu Sena lagi dan lagi sudah merasa muak dengan sikap pacarnya yang semena mena terhadapnya, bisa bisanya ia lebih mementingkan wanita lain?

"Kenapa gak bilang? Seenggaknya gue gak nunggu sampai hampir aja telat masuk kelas" Protes Sena berusaha menahan kekesalannya.

"Gue gak inget, yaudah sih yang penting gak telat kan? Gak kena hukum juga sama pak Diman ribet amat" Cetus Arsen tanpa dosa.

"Dahlah gue laper mau makan dulu, nanti pulangnya gue anter gausah lebay" Ujar Arsen sambil membawa bekal yang tadi Sena berikan padanya.

Memang sudah menjadi rutinitas Sena setiap pagi harus membuatkan Arsen bekal karna Arsen yang memintanya.

Disaat laki laki itu pergi Sena masih memantaunya yang kian menjauh dari pandangannya hingga seseorang membuat jantungnya hampir copot saking terkejutnya. "Darrrrrrr!"

"Kebiasaan ya ini kunti lama kelamaan kayanya gue masuk RS gara gara lo selalu kagetin" Ketus Sena tak terima. Seorang wanita yang baru saja hampir membuat jantung sena copot itu bernama Lala yang berstatus sebagai sahabatnya di SMA ini.

"Btw tadi pagi kok tumben sih gak bareng pacar lo?" Celetuk Lala, jiwa jiwa kekepoannya yang semakin hari semakin kumat membuat Sena menghela nafasnya pelan.

Sena tak menggubris pertanyaan pertannyaan apa yang Lala lontarkan padanya, Lala hanya bisa mendengus kesal.

Saat ini perlahan mereka berjalan menuju kantin karna sedari tadi bel istirahat sudah berbunyi. Tak lama mereka telah berada disana, pandangan Lala tertuju pada meja belakang, dengan cepat Lala menyiku lengan kiri Sena untuk segera menoleh kearah yang ia maksud.

Pipi Sena memerah, tangannya mengepal kuat dan jantungnya memompa dengan cepat ia langsung berjalan menuju meja yang Lala maksud tadi.

Brukkkk!

"Apa ini maksudnya? Lo gak punya duit apa gimana? Udah berapa kali lo ambil bekalnya pacar gue" Sindir Sena kepada perempuan yang sedang menyantap nasi goreng yang tadi ia berikan kepada Arsen.

Perempuan itu berdiri dan terkekeh renyah menatap mimik muka Sena yang disuluti emosi. "Sorry MAG gue tadi kambuh karna belum sarapan, jadi Arsen tadi kasih bekal ini ke gue"

"Gausah so miskin lo! Disini banyak yang jual makan, gabisa gitu lo pesen sendiri!" Pekik Sena.

"Yah gimana dong nasi sepesial buatan lo abisnya enak banget Sen, gue gak bisa tolak" Jawab Nasya dengan muka menyebalkannya.

"Dasar cewe gak tau diri, jalang!" Cibir Sena.

Saat Nasya hendak menampar Sena, ia melihat Laki laki yang sangat ia kenali baru saja masuk, Nasya dengan cepat langsung merubah ekspresinya berusaha semenyedihkan mungkin agar laki laki itu membelanya.

"Kok jahat banget sih katain aku jalang, emang aku ada salah apa sama kamu, apa karna nasi yang dikasih Arsen sama aku?" Urai Nasya lirih.

"Siapa yang katain kamu jalang?" Tiba tiba saja seorang laki laki memotong percakapan mereka, Sena yang merasa aneh melihat perubahan Nasya yang tiba tiba saja pada akhirnya mengangguk mengerti, Sena benar benar sudah hapal sekali dengan drama wanita yang bernama Nasya itu.

"Dia, Arsen. Mungkin cewek ini marah sama aku karna makan bekal kamu yang dia kasih" Adu Nasya.

"Kenapa lagi Sen? Lo gak habis habisnya gangguin Nasya" Tegur Arsen. Sena yang mendengar itu tersenyum remeh, kapan sih Arsen tak membela wanita yang bernama Nasya itu?

Apa karna Nasya anak dari sahabat Mamanya sekaligus teman masa kecilnya sehingga Nasya bisa seenaknya mengatur dan merebut perhatian pacarnya?

"Apa? Kenapa? Mau bela jalang ini apalagi?" Tutur Sena dengan tautan mata penuh kecewa.

Plaakkkk!

"Jaga omongan kamu Sena" Ujar Arsen penuh penekanan.

Hening, semua pasang mata yang berada dikantin seketika tertuju pada mereka. Arsen yang tiba tiba saja menampar pipi Sena membuat Lala yang sedari tadi terdiam akhirnya mendorong kuat bahu Arsen karna geram melihat sahabatnya diperlakukan kasar.

"Bacot lo ya! Najis banget jadi cowok!" Pekik Lala tersulut emosi.

Sena terdiam membisu sekuat tenaga menahan gejolak kekecewaan pada laki laki itu. "Gue capek sama lo" Gumamnya lirih menatap Arsen dengan tatapan sulit diartikan.

Lala benar benar tak habis fikir dengan kakak kelas sekaligus kekasih dari sahabatnya itu, berani beraninya ia menampar sahabatnya demi perempuan lain. Detik berikutnya Lala meraih tangan Sena dan membawanya pergi.

Beberapa saat berlalu, kini seluruh siswa tengah berhamburan keluar dari gerbang. Semua siswa maupun siswi terlihat begitu senang pada akhirnya pelajaran telah usai.

"Aku pulang sama Sena aja ya sayang" Ucap Lala kepada laki laki yang sedang menaiki motor vespa putih miliknya.

Sena yang mendengar itu langsung menggeleng gelengkan kepala beserta tangannya bersamaan. "Gausah, kalian pulang aja aku bisa naik taksi. Lagipula hari ini hari aniversary kalian kan?"

"Gapapa kok Sen, biar nanti gue jemput Lala sorean aja" Ucap Kiki laki laki yang mampu meluluhkan hati perempuan yang dijuluki nona pedas itu.

"Gausah, Sena bareng gue!" Ucap tiba tiba Arsen dari arah kanan berjalan menghampiri mereka sambil menenteng helm hitam miliknya.

"Udah gapapa, sana naik ah" Perintah Sena.

"Tapi Lo-"

"Udah Lala, gue gapapa" Sela sena lagi.

Detik berikutnya Kiki mulai melajukan motor vespa nya perlahan. "Nanti gue telpon ya Sen!" Papar Lala yang diacungi jempol oleh Sena.

"Ayo" Ajak Arsen menarik tangan Sena, namun dengan cepat Sena menepis tautan tangannya dengan cepat.

Arsen menghela nafasnya pelan menatap pipi mulus Sena kemudian mengelusnya. "Masih sakit?"

"Gausah pegang" Sena dengan cepat menepis tangan Arsen dari pipinya.

"Masih marah hmm?" Bujuk Arsen.

"Gak"

"Maaf" Kata Maaf dari Arsen lagi dan lagi membuat Sena dengan mudahnya mampu menghapus kesalahan kesalahan yang ia perbuat.

"Iyaa" Hanya itu kata yang keluar dari mulut Sena yang mampu membuat Arsen merasa lega.

"Besok bawain nasi goreng spesial lagi ya?" Pinta Arsen.

"Gak, nanti dikasih lagi sama simpenan kamu" Jawab Sena asal.

"Syuttt, gausah bawa bawa yang tadi tadi" Celetuk Arsen.

Sena hanya diam tak berkutik, detik berikutnya mereka mulai meninggalkan area parkiran sekolah.

Brummmmm..

Tanpa mereka ketahui sedari tadi ada yang memperhatikan mereka dari kejauhan berdecak kesal. "Awas lo senaa!"

★★★★★

~TO BE CONTINUE~
IG: @SNAZWAALISANAD

Journey Of Love [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang