29 || Big baby is angry ★

1.4K 43 0
                                    

Hari ini adalah hari dimana seluruh mahasiswa Universitas Artaniaga mengadakan camping di dekat danau yang mempunyai pemandangan yang sangat indah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari ini adalah hari dimana seluruh mahasiswa Universitas Artaniaga mengadakan camping di dekat danau yang mempunyai pemandangan yang sangat indah. Mereka semua tengah sibuk dengan kegiatannya masing masing, ada yang sedang makan, bersantai, dan juga ada sebagian yang masih berusaha membangun tendanya termasuk Sena.

"Bby" Sena menghampiri Arsen dengan langkah kecilnya. Setelah dirasa selesai dengan kegiatannya laki laki itu lantas menoleh dengan tatapan bertanya.

"Kenapa sayang?" Tanya Arsen kemudian.

Sena menghela nafas pelan. "Bisa bantuin bangun tenda nya gak? Dari tadi susah banget. Nasya juga dari tadi diem mulu gak bantuin aku"

Arsen melirik tenda Sena yang memang terlihat belum berdiri, Arsen kemudian menatap Sena dengan tatapan yang sulit diartikan. "Oke aku bantuin, tapi aku nanti dapet apa dari kamu?"

Sena mengernyit. "Emangnya kamu mau apa dari aku?"

Arsen tersenyum kemudian mensejajarkan wajah nya kemudian menunjuk pipi kanannya. "Cium, disini"

Sena membelakakan matanya tak percaya. "Gak mau, disini banyak orang nanti kalo ada yang lihat gimana!"

"Enggak ada, sebagian udah ada yang masuk tenda nya istirahat, sebagian nya lagi pada keliling"

Sena menoleh kearah belakang melihat nasib tenda nya, ia tidak ada pilihan lain lagi.

Cupp ..

"Udah, kan?"

Arsen tersenyum sumringah kemudian mengacak-acak puncak rambut gadis itu gemas. Detik berikutnya Arsen melangkah maju kearah tenda gadis nya, sedangkan Sena hanya mengikuti nya dari belakang.

Dengan cekatan laki kaki itu membangun tenda tersebut, sementara Sena hanya diam memperhatikan kekasihnya. Menit berikutnya Nasya menghampiri mereka masih dengan mulut yang membisu, tidak tahu mengapa gadis itu akhir akhir ini sering sendiri dan tak membuat onar.

Dan dalam 25 menit ini pada akhirnya Arsen telah berhasil membangun tenda tersebut tanpa bantuan siapa pun. "Makasih" Ucap Sena kemudian.

Arsen mengangguk. "Makan dulu yuk, kamu belum makan sesampainya disini" Ajak laki laki itu, detik berikutnya Arsen menoleh kearah Nasya yang sejak kapan ia berada disana Arsen tak melihatnya.

Arsen menyuruh Sena untuk mengajak gadis itu yang sedari tadi hanya diam seribu bahasa seperti nya gadis itu telah memikirkan sesuatu. Sena menepuk pundak Nasya beberapa kali hingga tepukan berikutnya Nasya berhasil menoleh. "Apa?"

"Makan dulu, dari tadi lo diem mulu takut lo kesambet, lo kan temen se tenda sama gue nanti kalo ada apa apa gue yang duluan kena" Ucap Sena.

Nasya hanya mengangguk mengiyakan ajakan gadis itu, merasakan sikap Nasya yang berbeda dari sebelumnya membuat ia ngeri ngeri sedap. "Bener bener kesambet inimah"

Mereka berdua menyusul Arsen yang lebih dulu pergi menuju tempat makan yang sudah disediakan oleh panitia. Begitu tiba Sena melihat Arsen yang sedang duduk kumpul bersama teman nya akhir akhir ini, Baim, Jarwo, dan juga ada Haikal disana karna mereka berkelompok untuk mengerjakan tugas alam bersama nanti nya.

"Ayo, Sya" Ujar Sena menggeret lengan gadis itu.

"Kemana?" Tanya Nasya setelah melirik kearah perkumpulan laki laki disana.

Sena menunjuk kearah Arsen berada, spontan Nasya membelakakan matanya. "Serius? Kita kesana?"

"Emang kenapa? Disana juga ada Haikal, bisa buat kalian ngobrol nanti nya" Papar Sena kemudian. Berikutnya mereka berdua menghampiri Arsen dan juga yang lain nya. Sena berjalan di depan, sedangkan Nasya mengekorinya dari belakang. Haikal menyadari keberadaan mereka lebih dulu.

"Sini Sena, makan dulu" Ucap Haikal setiba nya Sena disana. Kedua gadis itu kemudian menduduki kursi yang kosong, kemudian Arsen lebih dulu menyodorkan kotak nasi pada Sena.

Sedangkan Baim peka dan menyodorkan nasi yang belum ia sentuh kehadapan Nasya. "Nih buat temen nya neng Sena, nanti Aa Baim mah ambil lagi gampang" Nasya kemudian meraihnya dengan kikuk.

Sementara Sena mengedarkan pandangan nya ke sekeliling nya, begitu banyak pepohonan dan udaranya yang segar. Sena suka pemandangan nya, cantik.

"Pacar nya Arsen mau jalan jalan gak? Disini indah loh tempat nya, ayo abang ajak keliling, mau gak?" Ujar Jarwo membuat Arsen disamping menatap nya tajam. Menyadari itu Jarwo menampilkan cengiran khasnya.

"Boleh, setelah makan ya?"

Lengkap sudah, jawaban Sena memperburuk suasana. Arsen mengalihkan tatapan tajam nya kepada Sena sebelum kemudian ia pergi dari sana, seketika Jarwo meringis.

"Yaah ngambek" Ucap Jarwo kembali bersuara.

Bima tertawa. "Lo sih aja aja ada, eh ada ada aja. Mending kamu susul gih Sena" Perintah Bima pada gadis yang masih satu meja bersama nya.

Sena menaikkan satu alisnya, gadis itu masih anteng makan. "Nanti aja deh, masih males"

Beberapa saat kemudian, Sena terus melangkah tanpa arah gadis itu masih memiliki waktu 1 jam kurang untuk saat nya berkumpul lagi sesuai arahan panitia. Sialnya, Arsen yang pemarah itu harus merajuk sekarang. Namun Sena tak ada pilihan lain selain membujuk bayi besarnya.

Beberapa menit setelah nya, Sena berhasil menemukan laki laki itu tengah bersandar pada pohon yang mengarah ke danau di depan nya. Sena menghembuskan nafas lega, namun disaat yang bersamaan Sena melihat kepulan asap disekitaran laki laki itu.

"Bby! Apa apaan sih kamu" Sena memukul lengan Arsen hingga rokok tersebut terjatuh mengenaskan.

Arsen berdecak menahan kekesalan nya yang memuncak. "Aku lagi kesel jadi jangan larang aku ngerokok!"

"Iya, kenapa harus ngerokok?"

Arsen memutar bola matanya malas. "ITU KARNA LO YANG BIKIN GUE KESEL!" Pekik nya tak tertahan.

"Kenapa jadi aku?" Tanya Sena kemudian. Mereka terus melempar pertanyaan, saling menatap satu sama lain dengan tatapan kesal nya.

"Gue gak suka lo kecentilan!"

"Aku gak kecentilan!"

"Bodo gue ngambek!" Final Arsen.

Arsen kemudian beranjak pergi, sedangkan Sena memijit pelipisnya pelan. Sebelum Arsen berjalan lebih jauh, gadis itu berlari menyusulnya. "Tunggu dulu" Ujar Sena setelah ia berhasil meraih laki laki itu.

Arsen menoleh. "Apalagi?"

Sena memasang senyum manis. "Salah aku apa?"

"Lo kecentilan di depan gue ke cowok lain, lo lupa ha?" Pekik Arsen lagi.

Baik, Sena tak bisa membantah untuk saat ini. Ia harus bisa mengatur emosinya sekarang, atau nanti bisa bisa Arsen lebih marah lagi dari sebelumnya. "Oke, aku salah dan aku minta maaf, ya?"

Arsen memicingkan matanya. "Lo gak kelihatan nyesel sama sekali!"

Sena kemudian berdecak. "Aku nyesel, ya tuhan. Kenapa sih gak percayaan?"

Sena menatap Arsen dengan puppy eyes nya, bak anak kucing yang minta di kasihani. "Jangan ngambek lagi, please. Dimaafin, ya?"

★★★★★

~TO BE CONTINUE~
IG:@SNAZWAALISANAD

Journey Of Love [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang