30 || Secret of the past ★

1.1K 47 0
                                    

"Udah selesai tugas nya?" Seseorang tiba tiba duduk di samping Sena yang baru saja memasukkan kembali catatannya ke dalam tas yang berukuran sedang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Udah selesai tugas nya?" Seseorang tiba tiba duduk di samping Sena yang baru saja memasukkan kembali catatannya ke dalam tas yang berukuran sedang.

Sena menoleh kemudian berdiri untuk segera pergi, bisa bisa jika Arsen melihatnya akan sangat rumit dan menjadi masalah lagi.

Laki laki itu mencegah lengan kanan Sena disaat gadis itu sudah melangkahkan kaki nya. "Semakin lo kaya gini, semakin gue gak tahan"

"Kita udah selesai, Rey. Gausah cari gara gara lagi" Jawab Sena berusaha setenang mungkin.

Rey kembali bersuara. "Lo gak penasaran gitu? Kenapa Papa lo tiba tiba nyuruh gue ke rumah lo terus terusan?"

Sena terdiam beberapa saat. "Enggak, gue gak mau tau urusan kalian. Gak penting juga"

"It's oke! Suatu saat juga lo pasti tau, dan takdir lo udah pasti sama gue" Papar nya.

Namun tanpa aba aba seseorang menghantam wajah Rey dengan sekuat tenaga hingga laki laki itu tersungkur dengan darah di bibirnya. "Maksud lo apa anjing!"

Rey berhasil bangkit, laki laki itu tersenyum penuh arti. "Silahkan lo genggam Sena sekuat mungkin, tapi suatu saat nanti yang bakalan jadi suami dia itu gue!"

Lagi lagi Arsen terus menghantam tubuh Rey tanpa henti, hingga beberapa menit kemudian Sena berhasil memisahkan mereka. Gadis itu segera membawa Arsen menjauh, beberapa kali Arsen tak tahan ingin menghampiri nya kembali. Namun Sena terus memaksanya untuk berhenti dan menyuruhnya untuk mengikuti arah nya.

Disaat sudah sedikit menjauh Arsen menghempas kan tangan gadis itu. "Hubungan lo sama dia apa?" Tanya Arsen tak tahan.

"Redam amarah nya dulu, aku juga gak tau apa maksud dia ngomong kaya gitu, please! Jangan selalu kepancing sama dia. Dia suka liat kamu marah, jadi tolong jangan gampang kepancing"

Arsen menatap Sena penuh curiga. "Dia sering ke rumah lo, right?"

Sena membisu, apa yang harus ia katakan? Jika laki laki ini mengetahui bahwa Rey sering kerumah nya bisa bisa Arsen murka dan salah faham. "Engggak!" Ucap nya kemudian.

"Lo bohong!"

Sena kembali menatap laki laki dihadapannya. "Aku gak bohong, dia sering kerumah aja aku gak tau. Sesekali kadang iya dia suka ada dirumah. Tapi aku gak Wellcome, nyamperin aja enggak"

"Ada urusan apa sebenernya Papa kamu sama dia?" Tanya Arsen lagi, namun gadis itu kembali menggeleng. "Aku gak tau"

"Lo bohong! Lo pasti tahu kan?"

Sena kembali berusaha meyakinkan laki laki itu. "Serius, aku gak bohong!"

"Gue gak percaya sama yang lo bilang! Lo aja sering bohongin gue!" Sungut Arsen penuh dengan emosi.

Sena masih berusaha bersabar. "Please jangan kaya gini, aku udah berusaha jujur. Kenapa gak percaya?"

"Kenapa gue harus percaya sama omongan lo? Bahkan bisa aja lo bohongin gue lagi dan punya hubungan sama cowok bajingan itu dibelakang gue!" Ucapan Arsen barusan membuat Sena sakit, bahkan membuat gadis itu perlahan meneteskan air mata nya perlahan.

Sena menatap Arsen dengan tatapan penuh arti. "Kenapa?"

"APAA?"

"Kenapa lo mau mulai lagi kalo lo sendiri gak percaya sama gue hah?!" Final Sena mulai merubah sebutan menjadi 'Lo-gue'

"Gue tanya buat apa, Arsen?" Ucap nya lagi.

Amarah Arsen perlahan menurun, laki laki itu tersadar jika ucapan nya pasti sangat menyakiti gadis nya. "Sorry" Ujar nya pelan hampir seperti gumaman.

"Enggak, hubungan kita udah gak sehat, dari awal kepercayaan lo udah ilang kan sama gue? Udah gak ada yang harus diperjuangin lagi. Kita selesai! Hubungan gak akan pernah lancar kalo gak ngasih kepercayaan satu sama lain. Dan salah satu dari kita udah gak gunain lagi kepercayaan itu" Final Sena, gadis itu pergi tanpa mengatakan hal lainya.

"SENAAAAAAAAA!!!" Teriak Arsen, laki laki itu hendak menyusul nya. Namun ia urungkan, saat ini Sena pasti ingin sendiri dulu. Ia tahu jika gadis itu dipaksa akan semakin rumit.

Keesokan hari nya, seluruh mahasiswa kembali mengemasi barang nya dan mengantri untuk memasuki bus nya satu persatu menaiki tangga. Disaat giliran Sena, gadis itu sedikit kesusahan membawa barang nya. Arsen hendak membantunya namun gadis itu menolak nya dan mengangkat barang nya sendiri dengan susah payah.

Bangku awal perjalanan Sena duduk bersama Arsen, namun kali ini Sena duduk bersama Rey. Karna bangku Rey seorang yang sedari awal kosong. "Boleh duduk disini?"

Rey melepaskan earphone nya kemudian mengangguk. "Gue sengaja kosongin ini bangku buat lo"

"Oke"

Arsen duduk dibelakang Sena, laki laki itu terus merutuki dirinya sendiri atas apa yang ia katakan pada gadis itu kemarin, ia benar benar sangat menyesalinya.

Sena memijat pelipis nya pelan, ia merasa pusing sekali. Botol air minum nya kosong, ia lupa membelinya lagi tadi. Ia benar benar bodoh! Bagaimana bisa ia lupa, Sena menoleh kearah Rey, tapi laki laki itu tertidur.

"Ini punya aku aja, tapi aku minum tadi setengah nya" Arsen menyodorkan botol minum nya kearah Sena, namun gadis itu menolak nya. "Gak usah"

Arsen terus memaksa Sena untuk menerimanya. "Jangan keras kepala, cepet minum obat nya. Kamu masuk angin, pake jaket aku ini" Ujar Arsen kembali dengan sekaligus menyerahkan jaket nya.

"Gak usah, gue gak butuh jaket nya. Cuman butuh air nya doang, thanks" Sena mengembalikan jaket Arsen kembali dan hanya mengambil air minum nya saja.

Beberapa jam kemudian, mereka telah sampai di rest area. Seluruh mahasiswa berhamburan keluar dari bis, Rey dan juga Sena sudah ditunggu oleh sebuah mobil hitam yang sudah beberapa jam menunggu nya disana.

Arsen baru saja turun, disaat Sena dan Rey akan memasuki mobil tersebut, Arsen merasa aneh dengan mobil yang menjemputnya. "Ayah?"

Arsen menghampiri pengemudi mobil tersebut. "Ayah?"

"Ar-arsen?"

Arsen diam membisu menatap Ayah nya dengan tatapan yang sulit di artikan. Perlahan pria paruh baya itu keluar dari mobil miliknya. "Nak .."

Arsen menghindar dari tangan Ayah nya yang hendak menyentuh nya. "Apa apaan ini? Kenapa bisa Ayah ada di Indonesia? Bukan nya Ayah ke US?"

Sedangkan dalam mobil Rey tersenyum senang, Sena yang menyadari ekspresi laki laki di sebelah nya langsung keluar kembali dari mobil. Gadis itu langsung membawa Arsen pergi dari sana.

"Kenapa kamu bawa aku pergi, aku belum selesai bicara sama Ayah, atau kamu tau sesuatu?" Tanya Arsen kemudian setelah mereka menghentikan langkah nya.

Sena menghela nafas nya pelan. "Aku tau, tapi setelah ini aku mau kamu jangan gegabah, harus atur emosi kamu setelahnya, right?"

★★★★★

~TO BE CONTINUE~
IG:@SNAZWAALISANAD

Journey Of Love [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang