Ditempat lain beberapa orang dengan gelas alkoholnya seperti tengah berpesta merayakan sesuatu yang sebenarnya tidak layak untuk dirayakan. Terlihat senang dengan tawa jahat menggema, puas dengan mencelakai salah satu anggota Arsenio.
"Gimana? Mati?" Tanya Rey yang sudah sedikit melantur.
"Bisa aja, kita buat laki laki itu sekarat pada malam itu bos!" Jawab salah satu dari mereka.
"Apa rencana kita selanjutnya bos?" Tanyanya lagi.
"Sena udah bakar markasnya Arsenio, tapi dia ketauan sama laki laki bedabah itu, tapi untungnya Arsen masih 99% percaya Sena dari laki laki itu," Rey terkekeh penuh kemenangan.
Sedangkan disisi lain disalah satu rumah sakit ternama Arsen melangkah masuk, bau obat obatan tercium lebih kuat. Suara elektrokardiogram terdengar lebih nyaring ketika Arsen mendekat. Tubuh Putra yang terbaring dengan banyak selang selang disekitarnya mampu membuat dadanya terasa sesak.
Infus, tabung oksigen, seolah tengah menopang tubuh Putra. Perlahan Arsen mendekat meraih satu tangan laki laki itu. "Kapan Lo bangun bro, nyenyak banget kayanya tidur disini"
Arsen menatap lurus wajah Putra yang memucat, tatapannya sendu mati matian laki laki itu menahan air matanya yang sudah ingin keluar.
Arsen menarik nafasnya susah payah. "Maafin gue Putra, gue bener bener gabisa jagain kalian, gue bodoh"
Arsen keluar dari rawat inap setelah ia menghabiskan 20 menit diruangan itu. Begitu Arsen keluar ia langsung melihat Kiki yang tengah duduk dikursi tunggu. Arsen langsung menghampirinya.
"Puas Lo?" Tanya Kiki.
"Maksud Lo apa?" Arsen mengernyit bingung apa yang Kiki maksud sebenarnya.
"Gue curiga Sena ada hubungannya sama kecelakaan ini" Ucap Kiki terus terang.
"Gue tahan buat gak hajar Lo kali ini atas tuduhan lo saat ini, jangan buat gue lepas kendali lagi!" Pekik Arsen menahan emosi.
"Gue gak lagi cari gara gara sama Lo, gue bakalan buktiin kalo Sena masih ada kaitannya sama semua ini," Kiki kemudian beranjak dari kursi menuju ruangan Putra.
Kali ini Arsen diam membisu mencoba mencerna situasi, sesekali ia berdecak kesal. "Arghh anjing!"
Kini hari sudah menunjukan pukul 7 malam suara bel terdengar beberapa kali, Sena yang tengah menonton televisi sontak berdiri dari duduknya langsung melangkah cepat menuju pintu utama.
Begitu membuka pintu ia langsung bisa melihat sosok Rey, laki laki itu langsung mengecup singkat keningnya tanpa mengatakan apapun.
Sena mengerutkan dahinya. "Kamu kemana aja? Kita udah jarang ketemu dan pesan jarang dibales pula" Tanyanya dengan raut khawatir terlebih ketika melihat ekspresi Rey yang tampak lesu.
Sena mengikuti Rey yang masuk terlebih dahulu menuju ruang tamu, disana Rey melepaskan jaketnya yang kini hanya mengenakan kaos hitam yang masih melekat ditubuhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Journey Of Love [End]
Romance[Part lengkap] Sena Khalisa Allaric perempuan cantik yang terpaksa bermain drama masuk kedalam hidup Arsen Syakalio, ia dipaksa pacarnya sendiri yang bernama Rey Chakra untuk menaklukan seorang Arsen padanya agar laki laki itu mundur dari sebuah gen...