37 || Love blossoms again ★

994 42 20
                                    

"Sya, sorry" Ujar tiba tiba Haikal dari samping

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sya, sorry" Ujar tiba tiba Haikal dari samping. Mereka berdua tengah duduk bersandar di kursi taman kampus, beberapa menit yang lalu Haikal mengajaknya untuk berbicara empat mata di tempat ini.

Nasya menoleh kemudian mengeryit bingung. "Minta maaf soal apa?" Tanya Nasya masih dengan memakan kebab di tangan nya, gadis itu sedikit lapar sehingga ia memakannya dengan lahap setelah mengisi kelas barusan. Namun kini di mata Haikal, gadis di sampingnya kini terlihat sedikit, menggemaskan?

"Laper banget kayanya" Ucap Haikal, kemudian laki laki itu membuang mukanya kearah lain. Sedangkan Nasya hanya terkekeh tanpa malu sedikitpun. "Iya, tadi di rumah gak sempet sarapan, buru buru soalnya"

"Ehh iya, tadi mau minta maaf soal apa? Aku lupa, soalnya kamu banyak jahatnya akhir akhir ini, jadi bingung" Ujar Nasya lagi dengan masih melahap makanannya.

Haikal menghela nafasnya pelan, kemudian kembali menatap Nasya intens. "Gue jahat banget ya?" Ucapan yang baru saja keluar dari mulut Haikal membuat Nasya mengangguk, detik berikutnya gadis itu menggeleng gelengkan kepalanya. "Emm enggak kok enggak, aku pantes sih dapet itu semua, karna emang sikap aku ke kamu yang buat kamu risih"

"Kenapa gak coba benci sama gue, Sya?" Tanya Haikal lagi. Dengan cepat Nasya menaikkan satu alisnya. "Kenapa harus? Cinta aku sama kamu terlalu besar, butuh waktu cukup lama buat benci, itupun belum tentu berhasil"

Haikal menatap Nasya dengan tatapan teduh. "Gue jahat Sya, buka mata lo lebar lebar. Udah berapa kali lo gue sakitin"

"Sakit nya gak seberapa dengan kebahagian yang kamu kasih sama aku dulu, mungkin kamu emang jahat akhir akhir ini. Tapi aku percaya, hati kamu masih ada setitik peduli kan?" Ujar Nasya panjang lebar membuat Haikal semakin merasa bersalah.

"Kenapa sih lo keras kepala gini, Sya? Gue bilang masih banyak cowok yang mau sama lo, gue terlalu jahat buat lo, semakin lo kaya gini, semakin tidur gue gak tenang. Gue terus merasa bersalah sama lo!"

Nasya membuang sisa kebab yang ia makan kedalam tong sampah di sekitar tempatnya kemudian kembali menghadap kepada laki laki yang masih setia duduk di tempatnya. "Semua yang aku suka, karakter yang aku cinta, dan yang aku mau semuanya ada di kamu. Bahkan rasa antara Arsen dulu sama kamu, lebih besar rasa sayang aku ke kamu"

"Kamu semesta, kamu segalanya. So, biarkan rasa itu hilang dengan sendirinya jika memang kamu udah gak perduli lagi sama aku" Tambahnya lagi.

Mendengar itu semua Haikal perlahan meraih kedua tangan Nasya hati hati. "Apa tangan ini masih mau menggenggam erat tangan laki laki di depannya?" Tanyanya kemudian.

Nasya menatap Haikal dengan tatapan bingung. "Maksud kamu?"

"I really miss you, begitupun aku beberapa hari ini setelah kejadian itu terus memikirkan gadis ini, gadis yang kini ada di hadapan aku. Nasya, rasa aku ke kamu mungkin pernah terasa hambar. Tapi, rasa itu tiba tiba datang lagi dengan sendirinya, kamu mau kasih aku kesempatan lagi?"

Nasya membelakakan matanya tak percaya. "Seriously? Kamu gak bohong kan?"

Sedangkan di sisi lain Sena baru saja selesai bersiap siap dan kini gadis itu menuruni anak tangga dan perlahan merapikan kembali rambut yang tadi ia tata, hari ini ia akan pergi ke apartemen Arsen membawakan makanan yang beberapa jam yang lalu yang di masak dirinya sendiri, Sena sendiri yang berinisiatif. Gadis itu ingin menghangatkan kembali hubungannya yang terkesan hambar.

Sena melewati kedua orang tuanya yang sedang berada di ruang tengah, ketika ia berjalan menuju pintu utama, gadis itu hanya berdehem ketika Mamanya bertanya akan kemana. Karna gadis itu tak berniat untuk menjawabnya, jika orang tuanya tau ia pasti akan di larang oleh mereka.

Tak membutuhkan waktu yang sangat lama akhirnya Sena telah tiba di lorong gedung apartemen sembari menenteng paper bag yang berisi makanan. Setibanya di depan pintu kekasihnya, gadis itu terlebih dulu mengatur nafasnya yang terengah, lalu menekan bel yang ada di sana.

Hanya menekan bel dengan 1 kali tekan, pintu kemudian terbuka. Sena tersenyum kecil ketika melihat sosok Arsen di baliknya. Namun, sayangnya Arsen tak menampilkan senyum yang sama. Raut wajah laki laki itu terlihat masam.

"Gak di suruh masuk?" Tanya Sena kemudian.

"Masuk aja sih" Jawab Arsen dengan nada dinginnya, lalu menyingkir dari pintu. Membiarkan Sena masuk ke dalam.

"Aku bawain makanan buat kamu, mulai sekarang kamu harus kurangin kurangin makan junk food. Enggak sehat, harus banyak makan sayuran dan buah buahan biar sehat" Ujar Sena perlahan menaruh makanan di atas meja makan.

"Tadi pagi kamu udah makan belum?" Tanya Sena lagi.

"Udah"

Sena kembali bertanya. "Sama apa?"

"Pesan burger sama pizza"

Mendengar itu Sena seketika berbaik, menatap Arsen dengan alis yang mengerut. "Kok junk food sih?"

"Kamu kan tau aku tinggal sendiri, gak ada yang masakin di sini" Jawab Arsen, seperti penuh arti di telinga Sena.

Sena terdiam sejenak, kemudian kembali bersuara. "Tetep aja, kamu jangan sering makan makanan yang gak nyehatin, kan kamu bisa hubungin aku, nanti aku kirim"

Arsen hanya diam, kemudian Sena baru menyadari raut wajah Arsen yang aneh. "Kenapa sih muka nya cemberut terus?"

Arsen menaikkan satu alisnya. "Mau gimana lagi? Ini memang nasib aku kali ya, punya pacar yang gak peka!"

"Dan, kenapa baru kesini? Kenapa gak pagi pagi kesini nya? Telpon gak di angkat, chat lama balesnya, kenapa gitu coba? Selingkuh?" Ujarnya lagi.

Sena membelakakan matanya. "Sembarangan! Enak aja"

"Terus apa? Seenggaknya ada kabar. Apalagi muka kamu kaya gak ada dosa gitu dateng dateng" Ujar Arsen dengan raut kesalnya.

Sena menghela nafasnya pelan. "Iya, sorry. Aku ketiduran lagi tadi pagi. Lumayan kan libur kuliah istirahat banyak buat tidur"

"Really?"

Sena menatap Arsen lelah. "Beneran, ngapain aku bohong?"

Arsen menghembuskan nafas berat. "Yaudah, tapi aku masih marah, karna kamu lama. Bujuk aku kalo gitu"

"Bujuk gimana?"

"Ya terserah, kamu bener bener ya jadi pacar. Gak peka! Peluk kek, atau gimana. Aku pengen di bujuk!" Balas Arsen menggebu gebu, namun ketika melihat Sena yang diam saja laki laki itu memutar bola matanya malas. "Yaudah, terserah! Lupain aja, mana makananya, aku udah-"

Ucapan Arsen terhenti di saat secara tiba tiba Sena berhambur memeluknya, mengalungkan tangan di lehernya. Selanjutnya suara Sena terdengar jelas di telinganya, apalagi belaian tangan di rambutnya terasa lembut dan menenangkan, kini laki laki itu merasa seakan akan ia lupa dengan siapa dirinya, hanya Sena yang bisa melakukan ini, hanya dia.

"Maaf, lain kali aku bakal datang lebih sering dan lebih awal, sayang" Ucap Sena, gawat! Seketika jantung Arsen seperti berhenti seketika.

★★★★★

~TO BE CONTINUE~
IG:@SNAZWAALISANAD

Journey Of Love [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang