32. = Ibu dan Puteranya

39 7 5
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kenapa kamu gak pulang, sayang? Kemana aja selama dua hari ini? Mama khawatir sama kamu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kenapa kamu gak pulang, sayang? Kemana aja selama dua hari ini? Mama khawatir sama kamu." Ganesa dengan tatapan teduhnya mengusap lembut surai buah hati yang kini duduk di sofa menghadap jendela kaca kamarnya. Sedang menatap lurus dari paduan biru putih antara langit dan awan.

Nadhir menoleh pelan pada wanita yang duduk di sofa yang sama dengannya.

Ada secarik luka yang masih ia simpan di dalam iris beningnya itu yang enggan ia perlihatkan namun tentu bisa Ganesa baca. "Cuma nenangin diri, Ma, Nadhir baik-baik aja disana."

"Tapi berat badanmu turun, kamu juga sempat demam tadi malem."

"Nadhir terlalu shock, Ma." Nadhir langsung mengalihkan pandangannya kesembarang arah. Lidahnya kelu. Nafasnya tercekat. bibirnya bergetar. Rasa nyeri itu datang lagi namun ia berusaha menyembunyikan embun-embun yang menghiasi dwimaniknya ini dengan meremas kuat piyama hingga kuku-kukunya memutih.

Sesakit ini ternyata rasanya di khianati. Begitulah, Nadhir merasa dan berpikir ia di khianati oleh ayahnya. Pria itu berhasil menancapkan hujan duri di hatinya hingga bagian terdalam sekalipun.

Ganesa terdiam sejenak membiarkan Nadhir mengontrol emosinya. Menurutnya malam ini waktu yang pas untuk memberitahu satu dan sekian alasan atas semua yang terjadi pada mereka ini.

"Mama tau ini berat banget buat kamu, sayang, mama gak maksa buat kamu langsung terima dengan baik semua ini, mama gak akan maksa Nadhir sedikitpun. Mama cuma mau Nadhir gak benci sama papa, mama gak pengen Nadhir menjauh dari papa. Nadhir juga harus tau kalo ini semua gak sepenuhnya kemauan papa, keputusan ini di ambil sedikit banyaknya juga atas persetujuan mama." tak terasa cairan bening itu kembali meluncur tanpa seizin Ganesa.

Nadhir menoleh ke Ganesa dengan keredupan di segala sudut bola matanya. Tatapannya penuh tanya dan menuntut di jelaskan lebih detail.

"Sebenarnya mama yang izinin Papa buat nikah lagi, bahkan Mama yang pengen Papa nikahin wanita itu."

Detak jantungnya mengalami pembekuan saat mendengar kalimat tersebut. "Maksudnya apa, Ma? Kenapa Mama ngizinin Papa nikah lagi? Mama udah gak cinta sama Papa? Kalian punya masalah apa? Kalian udah gak sayang sama Nadhir? Nadhir ngebebanin kalian ya, Ma? Sampe Papa nyari anak lagi selain Nadhir?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 3 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

After HomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang