‘’Gue sejurusan and also seunit sama pacar Agha yang murahan itu? Menarik.’’
Seorang cewek berbicara sendiri di depan cermin kamar mandinya. Tangan kanannya yang berjari lentik berkali-kali mengusap rambut hitam kecoklatannya. Sementara tangan kirinya memegangi rokok. Di rumahnya, kamar mandi adalah tempat teraman untuk merokok. Jika orangtuanya tahu dia merokok, habislah dia.
‘’Reatha Shaquita. Kayaknya seru kalo gue main-main sama lo,’’ gumamnya sambil tertawa evil. ‘’Agha udah mati. Gak ada yang bakalan lindungi lo, bitch!’’
****
Hari ini hari pertama masuk kuliah bagi mahasiswa baru setelah melewati tiga hari OSPEK. Kebetulan sekali Reatha, Rezvan, Geka, dan Theo berada di unit yang sama, yaitu Unit 2. Artinya, untuk satu semester ke depan mereka akan selalu berada di kelas yang sama di setiap mata kuliah. Di semester ini jadwal perkuliahan memang ditentukan oleh jurusan masing-masing. Untuk semester selanjutnya baru mereka bisa mengisi KRS (Kartu Rencana Studi) dan memilih jadwal sendiri.
Perkenalan diri selalu menjadi hal pertama yang dilakukan ketika seseorang berada di lingkungan baru. Pada mata kuliah pertama hari ini, Pengantar Ilmu Ekonomi, sang dosen meminta agar seluruh mahasiswa Unit 2 yang berjumlah 35 orang untuk memperkenalkan diri masing-masing serta berasal dari sekolah mana. Setelah itu, sang dosen bertanya pada setiap mahasiswa-mahasiswi apa yang mereka ketahui tentang ilmu ekonomi. Karena ini hari pertama, dosen lebih cepat mengakhiri kelasnya.
‘’Kayaknya baru kemaren gue ngompol di celana pakek seragam TK. Kok sekarang tiba-tiba aja udah jadi mahasiswa ganteng begini, ya?’’ heran Theo sambil mengedarkan pandangannya ke seluruh ruang kelas.
‘’Jangan-jangan kemaren lo emang beneran ngompol sambil pakek baju TK kali! Jadi, itu bukan ingatan di masa lalu, tapi emang real kemaren,’’ tuding Geka.
‘’Nah, gue juga curiga,’’ imbuh Rezvan sambil tertawa kecil.
‘’Mana muat gue pakek baju anak TK, njir? Robek nanti, bego?! Bisa-bisa dada seksi gue ini terpampang.’’ Theo tak terima dituduh sama Geka dan Rezvan. Terhitung ini hari keempat mereka saling kenal dengan Rezvan, tapi sudah dekat saja.
‘’Atha, nanti siang mau makan apa?’’ Geka bertanya pada Reatha yang duduk di sebelah Rezvan. Sedari tadi cewek itu terdiam saja.
‘’Terserah, gue ngikut aja,’’ balas Reatha cuek.
Geka manggut-manggut sambil membatin, ‘’Dingin banget kakak cantik ini. Untung gue suka.’’
Di antara mereka berempat Geka paling muda. Tepatnya setahun lebih muda, namun dia tidak mau memanggil ketiganya dengan sapaan Kak atau Bang. Ketiganya pun tidak masalah.
Karena jadwal mata kuliah selanjutnya setelah siang, maka beberapa mahasiswa dan mahasiswi pada bubar keluar kelas. Hanya tersisa beberapa saja di kelas termasuk mereka berempat.
Agnes, salah satu teman seunit mereka yang sedari tadi duduk di belakang Reatha pun menyapa. ‘’Hai, lo Atha, kan?’’ tanyanya.
Reatha mengangguk.
‘’Gue Agnes, salam kenal ya. Oh iya, kan kelas selanjutnya after break and lunch, ayo kita cari tempat makan sama teman lainnya,’’ ajak Agnes.
‘’Maaf ya, Agnes. Gue udah janjian sama mereka,’’ balas Reatha sambil menunjuk ke arah Rezvan, Geka, dan Theo.
‘’Okay, no problem. How bout this night? Can you join us? Gue udah ajak semua mahasiswi unit kita buat ke kafe sepupu gue nanti malam buat party sekaligus buat bangun chemistry antara kita. Gimana? Lo bisa datang?’’ tanya Agnes lagi.

KAMU SEDANG MEMBACA
Grey & Misery
Teen Fiction(SEKUEL VIP BAD BOY) "Aku adalah payung di hari hujanmu." Reatha butuh penyembuh setelah merasakan kehilangan. Apakah Savero yang menjadi penyembuhnya? Note: Biar nyambung, baca VIP BAD BOY terlebih dahulu. By Warda, 12 Agustus 2023