Secret Relationship | 3. Adorable Wife

349 62 5
                                    

"Gue mau nikah."

Jessica menoleh. Meski terkejut, tapi ia berusaha mengontrol ekspresinya setenang mungkin. Ia menggigit bibir bawahnya sendiri. Melihat Arya disampingnya yang menatap kosong ke depan, hati Jessica terasa sesak.

"Oh, ya? Selamat kalau gitu. Gue jangan lupa diundang."

"Bukan ini jawaban yang gue inginkan." Arya mendesis pelan. Ia tampak frustasi. "Lo satu-satunya harapan gue agar lepas dari perjodohan ini. Setidaknya gue mengenal lo dengan baik sebagai teman dekat. Daripada gue menikah sama orang asing." mata Arya menoleh untuk melihat temannya yang selama 3 tahun ini menemaninya.

"Gue gak bisa," sahut Jessica sambil menggeleng. "Om Giandra dan Tante Flora gak suka sama gue. Lo tau sendiri, Ar."

Sial, Arya semakin merasa buntu. Satu-satunya harapan yang ia punya, tidak membantunya sama sekali. Baru kali ini ia merasa sangat kecewa dengan Jessica. "Seumur hidup kenal sama lo, baru kali ini gue sekecewa ini."

"Maaf, Arya. Gue juga gak mau mempersulit hidup lo. Dan juga, gue gak mau jadi istri dari anak konglomerat. Lo calon orang penting, sedangkan gue orang biasa. Gue pengen meraih cita-cita gue, Ar. Gue dapet tawaran beasiswa ke New York. Gue menempuh ilmu disana dan lulus sebagai dokter. Lo tau kan gue pengen banget jadi dokter?"

Tangannya terkepal. Arya menahan amarah yang membuncah di dada. Tidak, ia tidak berhak melarang Jessica untuk melanjutkan kuliahnya. Jessica orang yang ambisius dan pekerja keras. Ia sudah berusaha untuk mencapai di titik ini.

"Oke, gue paham. Semoga terwujud cita-cita lo." Arya tersenyum tipis. Mungkin ini saatnya ia melepas Jessica. Sampai kapanpun takdir tidak akan menyetujui perasaannya. Melepas seseorang agar bisa bahagia, juga termasuk pengorbanan.

"Thanks." mata Jessica berkaca-kaca. Ia merasa aneh saat mendengar Arya akan menikah... dengan orang lain. "Kalau boleh tahu—dia siapa, Ar?"

Mengingat Beby, tak sadar ujung bibir Arya naik keatas. "Dia hanyalah cewek bodoh. Sangat murni dan polos, tapi mudah dibodohi. Gue sampai babak belur saat pertemuan pertama." Arya menggulung lengan kemejanya untuk menunjukkan bekas kemerah-merahan. "Jangan lupa gue sampai pergi ke tukang pijat karena punggung gue nyeri."

Tawa Jessica muncul mendengar nada bicara Arya yang sangat kesal. "Emangnya dia ngapain lo sampai lebam gitu?"

"Gak bisa nyebrang. Yaudah, gue tolongin. Dia udah nangis dan matanya yang polos itu natap gue seolah-olah gue binatang buas yang menyeramkan." digulungnya lagi lengan kemejanya lalu Arya berdehem. Ia baru sadar akan sesuatu. "Kenapa malah bahas dia?"

Jessica mengulum senyum. "Arya, baru kali ini lo nyeritain first impression seseorang sepanjang ini. Sampai ke detail-detailnya pun lo masih ingat." ia masih berusaha tersenyum. "Dia pasti berbeda. Ya, kan?"

Arya tidak menjawab. Ia menatap lurus kedepan dan berpikir dalam. Merasa bersalah karena telah menyakiti Jessica. "Gue minta maaf."

"Gue harusnya yang minta maaf, Ar. Gue lebih milih mimpi dibanding lo. Misal gue milih lo pun, restu orangtua juga gak dapet. Gue juga sadar diri, Ar. Jessica anak orang biasa ini gak akan bisa menjadi pendamping calon CEO. Mungkin ini jalan yang terbaik untuk kita."

Kecewa? Jelas. Ia berharap Jessica akan memperjuangkannya. Tapi gadis itu menyerah dan memilih cita-citanya. Kalau saja Jessica memilihnya, Arya juga akan berusaha agar perjodohan itu batal. Game over. Benar kata Jessica, ini jalan yang baik bagi mereka berdua.

"Gue tahu." Arya akhirnya menganggukan kepala. Mencoba menerima semuanya meski sedikit sakit. "Jaga diri lo. Gue pergi dulu."

Arya menepuk pundak Jessica sekilas sebelum pergi dari taman itu. Meninggalkan Jessica yang menunduk dalam dengan air mata yang mengalir deras. Pertahanan Jessica runtuh.

Secret RelationshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang