Merupakan tindakan yang mudah untuk menemukan istri kecilnya yang hobi kabur ini. Apalagi Beby sempat memberitahunya kalau ia pergi dengan Katrina. Ia tinggal mencari tahu saja tentang Katrina atau yang lain. Dan ia bisa melacak keberadaan Beby lewat ponsel Ghea—yang satu-satunya hidup. Itu sangat mudah bagi Nararya Lukito. Membungkam media saja ia sanggup, apalagi hal remeh begini. Ia punya banyak koneksi, power, dan relasi. Menemukan Beby tentu hal mudah, bukan?
Jangan bermain-main dengan orang Lukito.
Sesampainya di bar yang ia tahu milik sepupu Helmi, Arya disambut sopan oleh beberapa karyawan yang melihatnya. Lihat? Bahkan bar ini ia adalah donatur terbesarnya. Meminta akses CCTV tentu sangat mudah. Sesuai prediksinya, Beby memang ada di bar ini. Bahkan ada Ghea, Katrina, Ghea yang membantunya bersembunyi. Ah tidak, Helmi juga. Semua tindakan dan ucapan mereka berbanding terbalik dengan di CCTV.
Lucu, bukan?
Iya, Beby. Lucu.
Bukannya kesal, Arya hanya merasa lucu saja.
"Bocah yang merepotkan," gumamnya sambil menahan tawa. Hanya karena ngambek tidak diajak kunjungan bersama keluarga, Beby merencanakan ini semua. Arya sudah paham sekarang apa motif istri kecilnya ini kabur. Saat ia melangkah semakin masuk, matanya langsung menangkap sosok mungil sang istri yang kepalanya terkulai lemas di atas meja.
"Kerjasama yang bagus, teman-teman," sindirnya. Membuat Katrina menoleh dan menepuk jidatnya sendiri. Arya beneran datang, sendirian pula. Tapi tetap saja meskipun sendiri, Arya terlihat menyeramkan dengan senyum puasnya itu.
"Jangan salahin kita. Lo sendiri yang ninggalin istri lo ke luar kota. Beby cuma pengen jalan-jalan sama kita. Apa itu salah?" Ghea mengeluarkan unek-uneknya untuk membela temannya ini. Ia menyentuh Beby dan menepis tangan Arya yang ingin merengkuhnya.
"Beby istri gue, Ghe. Lepasin tangan lo," peringat Arya tegas.
"Lo sadar gak sih kalau Beby itu kesepian? Sejak menyerahkan semua hidupnya menjadi istri lo, Beby sudah kehilangan semuanya. Ia kehilangan kebebasan, hidup jauh dari orangtua, dan harus belajar ini dan itu. She's worked a lot, and she just want a little happiness with us. Apa ini semua dilarang juga? Jangan salahin Beby habis ini."
Arya terdiam mendengar ucapan Ghea. Lagi, hatinya serasa ditusuk. Arya juga bingung dengan perasaannya. Ia hanya tidak ingin Beby bertemu dengan Sean karena ia tidak mau melihat mereka berdua bertemu. Membayangkan saja sudah membuat Arya kebakaran jenggot. Ia juga bingung. Ia merasa tidak suka..... sekaligus tidak rela. Makanya ia melarang Beby ikut dengannya. Tanpa tahu kalau larangannya membuat Beby begini.
"Gue tahu, gue salah. Tapi lo gak ada hak ngelarang gue nyentuh istri gue sendiri." Arya masih menatap Ghea tajam. Dengan sedikit kesal Ghea mundur dan membiarkan si suami gila kerja ini menyentuh istrinya sendiri.
"Jangan dimarahin anaknya," tegur Katrina. "Awas kalau besok-besok Beby ngadu ke gue habis dimarahin."
"Lain kali kalau ada kunjungan atau dinas, Beby diajak aja. Kasihan tahu dia udah sendirian, ditinggal pula," tambah Nabila dengan raut wajah menahan kesal juga.
Arya berdecak kecil. Teman-teman Beby ini kenapa jadi overprotective melebihi dirinya yang merupakan suami sah? Ia mengambil duduk disamping Beby yang sejak tadi belum mengeluarkan suara.
"Sayang?" panggilnya lirih. Ia mengusap sisi wajah Beby lembut. Dan Arya bisa mencium aroma alkohol dari jarak sedekat ini. Hahhh, sebenarnya Beby sudah meminum berapa banyak?
"Maaf aja nih, Ar. Tadi Beby main nyerobot aja minum wine—yang ada obatnya." Helmi langsung berucap dalam satu tarikan nafas. Membuat kepala Arya otomatis mendongak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Relationship
Teen Fiction[Hartawan-Lukito Series #2] - Bisa dibaca terpisah. Arya dan Beby sudah menikah, tapi backstreet. Bahkan Beby yang tinggal di rumah Arya juga tidak ada yang tahu, termasuk semua teman mereka. Eh ralat, yang tahu cuma teman terdekat saja. Kenapa bisa...