"Nyonya Muda tidak memakan makan malamnya, Tuan Muda."
Arya memijit pelipisnya sendiri. Ia yang sedang zoom meeting dengan kepala mandor yang ada di Denpasar langsung menonaktifkan speaker nya. Pikirannya seketika terbagi dua. Ia meletakkan bukunya dengan kasar. Wijaya yang ada disampingnya jadi diam membisu.
"Dia kenapa lagi?" rasanya Arya lelah. Tidak berbuat ulah atau membuat kekacauan, oke Arya merasa tenang. Tapi ketenangan itu sirna karena ada hal lain yang membuat Arya pusing lagi.
Beby tidak selera makan.
Arya juga bingung kenapa Beby jadi sulit makan. Setahunya, Beby ini doyan makan dan tidak pilih-pilih. Asalkan enak di mulut, akan ia makan. Kenapa ia jadi tidak selera makan? Arya juga sudah berusaha. Ia terus menyuruh para pelayan untuk memasak masakan kesukaan Beby. Tapi tidak mempan. Beby tetap tidak nafsu makan. Bahkan pernah seharian tidak makan—hanya makan camilan. Sedangkan ia terus mengikuti les privat dan bimbel. Seminggu ini, Arya juga disibukkan untuk mempersiapkan kunjungannya ke Bali. Mengurus ini dan itu, sedangkan Beby ia serahkan ke Putri dan para pelayan.
Salahnya juga tidak mengurus Beby dengan tangannya sendiri.
Haruskah ia turun tangan sekarang?
"Dimana Beby sekarang?" Arya berdiri. Pemuda tampan itu tampak berantakan karena besok ia sudah harus berangkat. Seharian ini jadwalnya full, sampai mengabaikan istrinya sendiri. Ia juga menyesal sebenarnya. Ia tahu Beby sedang susah makan, tapi ia malah diam saja dan menyerahkannya ke Putri. Sampai Arya tidak sadar kalau sudah lewat berhari-hari Beby begini.
"Ada di kamarnya, Tuan Muda."
"Bisa gantikan aku meeting, kan? Aku harus mengurus Beby. Aku tidak bisa pergi dengan tenang jika belum memastikannya dengan mataku sendiri." diambilnya sebuah boneka beruang yang ada di ruang kerjanya. Boneka ini tertinggal dan Arya belum sempat mengembalikannya. Mungkin dengan boneka ini Beby bisa membaik.
"Baik, Tuan Muda."
Arya mengangguk pelan. Ia keluar dari ruang kerjanya dan berjalan menuju kamar Beby. Saat melewati meja makan, ia melihat Tika dan Dewi hendak membereskan makanan itu. Arya mendekat untuk mencegahnya.
"Jangan dibuang."
"Tapi, Nyonya Muda tidak berselera—"
"Biar aku yang mengurusnya." tangan Arya yang lain mengambil satu piring yang ia yakin milik Beby. Masih ada lauk dan nasi yang tidak habis. Ia melangkah menuju kamar Beby dan disambut sopan oleh Putri yang berjaga didepan pintu.
"Nyonya Muda sangat aneh hari ini. Beliau lebih banyak diam dan melamun. Dan masih tidak selera makan juga." ekspresi Putri terlihat cemas. "Sejujurnya saya sangat khawatir, Tuan Muda."
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Relationship
Teen Fiction[Hartawan-Lukito Series #2] - Bisa dibaca terpisah. Arya dan Beby sudah menikah, tapi backstreet. Bahkan Beby yang tinggal di rumah Arya juga tidak ada yang tahu, termasuk semua teman mereka. Eh ralat, yang tahu cuma teman terdekat saja. Kenapa bisa...