"Suku Valerian adalah suku penyihir yang tinggal di Kerajaan Ocato, Kekaisaran Basilius, sejak ratusan tahun yang lalu. Bisa dikatakan bahwa Kerajaan Ocato adalah pusat dari berkembangnya suku Valerian."
"Alasan kenapa saya adalah yang tersisa dari suku itu, dikarenakan adanya kepunahan sihir yang dimulai dari beberapa generasinya yang menikah dengan orang yang tidak punya sihir. Para tetua suku Valerian telah memperingatkan akan kepunahan itu, namun penyihir tetaplah manusia. Mereka mengikuti kata hati mereka."
Savero mengambil jeda sebentar, kemudian melanjutkan. "Ayah saya adalah salah satu dari hasilnya. Kakek saya adalah manusia biasa dan mewarisi posisi Marquess Elarian. Sementara nenek saya adalah seorang penyihir. Dari situ ayah saya lahir sebagai setengah manusia dan setengah penyihir."
"Darah penyihir yang semakin berkurang itu akhirnya jatuh pada saya. Saya mewarisi kemampuan menciptakan sayap untuk terbang dan melihat menerawang kejadian yang tengah terjadi pada orang lain, tanpa saya perlu datang ke lokasi. Namun, untuk kemampuan yang terakhir sangat jarang bisa saya gunakan. Hanya berfungsi pada orang yang dekat dengan saya."
Avyanna menyimak dengan seksama cerita Savero. Sungguh ini berada di luar dugaannya juga menarik.
"Apakah pihak kuil tidak mencurigai Anda?" tanya Avyanna penasaran. "Bukankah kuil menentang adanya penyihir? Lalu, apa alasan kuil menentang adanya penyihir disini? Bukankah dengan penyihir maka pertahanan kita jadi lebih kuat?"
Savero terdiam sejenak. Ekspresinya sedikit berubah dari yang semula datar menjadi semakin serius. "Mulanya ... Kekaisaran Basilius tidak menentang adanya penyihir. Penentangan itu bermula dari konflik antara suku penyihir Drazhan dengan kekaisaran dan kuil."
"Suku itu adalah suku asal Anda, Putri Avyanna. Suku dimana Anda dilahirkan."
Waktu seakan berhenti di sekitar mereka. Dunia terasa berputar sangat cepat sehingga rasanya memusingkan bagi Avyanna. Suara Savero yang menyebutkan tentang 'penyihir Drazhan' terus bergaung di telinganya.
Bahu Avyanna merosot turun, tatapannya berubah menjadi kosong. Jantungnya berdebar 2 kali lebih kencang, terlalu syok.
"Tempat saya dilahirkan adalah di suku penyihir? Jadi ... saya adalah penyihir?" gumam Avyanna, setengah tidak percaya.
Savero mengangguk tegas. "Anda bukanlah anak yang Mendiang Duke Amedeo adopsi dari panti asuhan Novalie. Anda adalah keturunan murni dari suku Drazhan."
Avyanna menggeleng pelan. Raut mukanya dipenuhi kebingungan dan kegelisahan. "Kenapa ... kenapa Ayah tidak memberitahukan itu padaku? Kenapa Ayah menyembunyikan hal ini dariku? Tunggu dulu, bagaimana Anda bisa tahu?"
Terlalu banyak pertanyaan yang merubung kepala Avyanna. Begitu memusingkan dan sulit untuk dipercaya.
Savero melihat reaksi Avyanna yang begitu gelisah. Ia lalu berdiri dari duduknya, menghampiri Avyanna dan berlutut di depannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Princess Avyanna: The Last Sorcerer Drazhan [ ENHYPEN ]
Fantasy[ Fantasy ] [ Dark Romance ] Hidup bersama saudara yang selalu merasa tersaingi olehnya, tidak membuat Avyanna merasa terasingkan. Hingga suatu hari, ketika sang kakak sulung dan sang ayah meninggalkan dunia untuk selamanya, tantangan baru dalam hid...