Chapter 10

37 5 0
                                    


"Mana mungkin bisa seperti itu?" Avyanna menatap Jericho dengan alis yang menukik tajam, suaranya menggeram rendah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mana mungkin bisa seperti itu?" Avyanna menatap Jericho dengan alis yang menukik tajam, suaranya menggeram rendah. "Bajingan! Apa yang telah kau lakukan?"

"Jaga ucapanmu! Kau pikir siapa kau bisa berteriak pada Kak Jericho dengan tidak sopan begitu?!" Delythena maju selangkah ke hadapan Avyanna. "Sudah bagus Kak Jericho mau menutupi masalah ini daripada melapor pada pihak istana. Kenapa kau malah ...."

"Kalau begitu tutupi saja dengan alasan lain, kenapa harus menikahkanku dengan Pangeran Mahkota Nizam untuk itu?" tanya Avyanna sengit.

"Karena hanya beliau yang bersedia menikahimu," kata Jericho seraya menarik Delythena ke arahnya untuk melerai. "Selain itu, tidak ada cara lain untuk menghindarkanmu sebagai pelaku."

Avyanna menggeram kesal, amarah membakarnya hingga ke ubun-ubun. Namun tak ada yang bisa dia lakukan untuk meluapkannya. "Kau berkata aku benar-benar pembunuhnya hanya karena aku membawakan Ayah air suci dari kuil. Itu sama saja dengan penghinaan terhadap kuil!"

"Bagaimana jika malah kau dituduh memanipulasi air suci?" tanya Jericho dengan senyum mengejeknya, alis kanannya naik satu senti. "Kau akan dipaksa untuk memberitahu racun apa yang kau masukkan. Itu pun kalau kau memang meracuni Ayah."

Saat mengucapkan kalimat terakhirnya, Jericho memelankan suaranya. Namun dengan senyum miring terpatri di wajahnya.

Avyanna menarik nafas dalam-dalam, kemudian menghembuskannya dengan pelan lewat hidung. Dia mencoba untuk menenangkan dirinya dari semua prasangka yang Jericho tuduhkan, namun air mata yang menggenang di pelupuk matanya tak dapat dia sembunyikan.

Hatinya terasa disayat oleh sesuatu yang tak kasat mata. Dadanya sesak bukan main. Perasaan tidak berdaya ini membuatnya merasa bagai tikus yang dikelilingi oleh banyak kucing.

Jericho menatap puas pada Avyanna. Tangan kanannya terulur, menepuk pelan puncak kepala gadis itu dengan senyum mengejek.

"Persiapkan dirimu untuk menikah dengan Pangeran Mahkota Nizam sesegera mungkin," putus Jericho. "Karena berita tentang rencana lamaranmu sudah menyebar sebelum kematian Kak Hazael."

_____ _____

Ada suatu tempat di dalam hutan yang sunyi dan tak terjamah oleh manusia. Hanya dikelilingi oleh pepohonan yang tumbuh menjulang tinggi, dengan diameter mencapai 3 meter. Pohon-pohon itu tumbuh dengan subur dan liar sehingga dedaunannya dapat membentuk atap, menghalangi cahaya matahari untuk masuk.

Tanahnya lembab dan basah karena tidak terkena sinar matahari. Akar-akar melintang dan menyembul keluar dari tanah tempat pohonnya tumbuh. Siapa pun yang tidak hati-hati di dalam sana pasti akan dengan mudah tersandung

Penampilan hutan terdalam itu begitu menakutkan dan memberikan kesan angker, menciutkan nyali siapapun yang melihatnya meskipun dalam jarak yang cukup jauh.

Princess Avyanna: The Last Sorcerer Drazhan [ ENHYPEN ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang