Keheningan menyelimuti ketiga pria itu juga rombongan Nizam. Semuanya menatap tak percaya pada Savero.
Cengkraman Nizam pada bahu Savero perlahan terlepas. Raut mukanya dilukis oleh keterkejutan. Perasaan marah dan malu yang begitu besar menyelimutinya. Kedua tangannya terkepal dengan kuat hingga buku-buku jarinya memutih.
"Apakah benar yang dikatakan oleh Aiguille Savero, Tuan Muda Jericho?" tanya Nizam dengan nada bicara yang dingin tanpa menoleh pada Jericho.
Jericho mengadu gigi dengan geram, dia lalu menunjuk ke arah muka Savero. "Bohong! Nona Avyanna tidak pernah kerasukan atau apapun itu! Aiguille Savero, kenapa Anda mengacaukan acara orang lain?"
Savero merogoh tas kecil yang talinya dia lilitkan di pinggul, kemudian mengeluarkan selembar kertas untuk dia tunjukkan pada Nizam dan Jericho. "Sebelumnya saya mohon maaf karena tidak tahu bahwa Anda tengah menyiapkan lamaran. Namun saya datang kemari dengan surat perintah dari Kuil Basilius yang harus segera disampaikan, bukan atas keinginan saya sendiri."
Nizam menerima surat perintah itu. Netra cokelat gelapnya membaca dengan cermat isi surat perintah tersebut. Di sana juga sudah dibubuhkan tanda tangan dari petinggi kuil, sehingga kebenaran kejadian yang ditulis di dalam surat itu tidak bisa diragukan lagi.
Selesai membaca surat tersebut, Nizam mengembalikannya pada Savero. Dia beralih menoleh pada Jericho, ekspresinya penuh murka. "Anda benar-benar memalukan, Tuan Muda Jericho! Beraninya Anda menyembunyikan hal sebesar ini dari saya?"
Jericho kehilangan kata untuk membela dirinya. Sementara Savero sudah mengambil langkah mundur untuk menjaga jarak aman.
"Putra Mahkota Nizam, ini hanyalah kesalahpahaman kecil," ucap Jericho panik, berusaha membela diri.
"Anda telah menipu saya, Tuan Muda Jericho!" bentak Nizam dengan suara beratnya, mengejutkan semua orang yang ada di sana.
Jericho tersentak mundur karena bentakan itu. Amarah dan rasa malu menghinggapinya hingga telinganya memerah. Sialnya, tak banyak yang bisa dia lakukan sekarang.
Semakin banyak bicara maka semakin tersudutkan pula dirinya. Namun diam saja membuatnya terlihat konyol dan semakin dipermalukan.
Nizam mengabaikan Jericho dan membalikkan badan pada rombongannya, wajahnya memerah dipenuhi amarah. "Tinggalkan semua hadiah itu di teras ini. Anggap saja ini adalah sumbangan dari Kerajaan Pervaiz untuk Duke Oryn dari Basilius."
Ucapan Nizam bagaikan petir yang menyambar di siang bolong. Rombongannya pun meletakkan semua hadiah yang mereka bawa ke teras, seperti yang diperintahkan oleh pangeran mereka.
"Tuan Muda Jericho, Anda telah menipu saya dan kerajaan! Saya akan menganggap ini sebagai tantangan perang pada Pervaiz!" ucap Nizam dengan berapi-api.
Dunia seakan runtuh begitu saja bagi Jericho. Rencananya telah gagal total, disusul dengan perang?
KAMU SEDANG MEMBACA
Princess Avyanna: The Last Sorcerer Drazhan [ ENHYPEN ]
Fantasía[ Fantasy ] [ Dark Romance ] Hidup bersama saudara yang selalu merasa tersaingi olehnya, tidak membuat Avyanna merasa terasingkan. Hingga suatu hari, ketika sang kakak sulung dan sang ayah meninggalkan dunia untuk selamanya, tantangan baru dalam hid...