Chapter 14

32 4 0
                                    

Avyanna berjalan mondar mandir di kamarnya dengan raut wajah gelisah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Avyanna berjalan mondar mandir di kamarnya dengan raut wajah gelisah. Pikirannya kacau.

"Sial, aku harus bagaimana?" Avyanna menggigit kecil ibu jarinya, tidak berhenti berjalan mondar mandir. "Apa aku minta bantuan pada Aiguille Savero? Tapi, dia bahkan tidak diperbolehkan dekat dengan lawan jenis. Dia bisa membantu apa?"

Avyanna duduk dengan gusar di tepi ranjangnya, terdiam cukup lama di sana sembari memandang langit biru yang mulai ditutupi oleh awan abu-abu gelap. Seketika cahaya di kamar Avyanna meredup.

Rintik hujan perlahan jatuh ke Bumi, ada juga yang menyentuh kaca jendela dalam jumlah banyak hingga menciptakan titik-titik air di permukaan.

Semakin lama titik-titik itu semakin banyak. Perlahan mulai jatuh dan bersatu membentuk aliran air bak sungai.

Avyanna melamun, hanyut dalam pikirannya memandangi aliran air itu. "Bagaimana ...."

Tok! Tok! Tok!

Tiba-tiba terdengar suara ketukan di pintu kamar, disusul dengan suara seorang wanita yang memanggil Avyanna.

"Nona, makan siang Anda sudah siap," ucap Ran, pelayan wanita yang mengetuk pintu kamar Avyanna.

Hening, tidak ada jawaban.

"Nona?" panggil Ran lagi sembari mengetuk pintu, keningnya mengerut bingung karena tak mendapat respon. "Apa Anda ingin saya bawakan kemari makan siang Anda?"

Masih tak ada jawaban.

Ran mulai merasakan atmosfer yang dingin. Firasatnya mengatakan ada sesuatu yang tak beres dari kamar nona mudanya itu.

"Mungkinkah Nona sedang tidur? Tapi biasanya Nona Avyanna tak pernah tidur siang karena sibuk menulis," gumam Ran. "Apakah terjadi sesuatu pada beliau? Aku jadi khawatir. Apa aku langsung masuk saja?"

Di tengah dilema pelayan wanita itu, tiba-tiba terdengar suara erangan yang cukup keras dan melengking dari dalam kamar.

"Aaaarrrghhh!!!"

Ran tersentak. Tanpa pikir panjang, pelayan wanita itu akhirnya mendorong pintu dan masuk begitu saja.

"Nona!" Ran berhenti berlari, terpaku di tempatnya berdiri. Netranya mendapati pemandangan yang belum pernah dia lihat sebelumnya.

Sosok Avyanna berdiri di tengah ruangan dengan kepala dimiringkan ke kanan. Tubuhnya kejang-kejang, membuat gerakan-gerakan abnormal. Rambutnya berantakan hingga sebagian menutupi wajahnya.

Avyanna menoleh ke arah Ran dengan cepat, menatap tajam pada pelayan wanita yang ketakutan itu melalui celah rambutnya.

Ran tersentak, menyadari keanehan nonanya. Perlahan dia melangkah mundur dengan gemetar ketakutan. "Nona, apa yang--aakhh!"

Pelayan wanita itu tak sempat menyelesaikan ucapannya. Avyanna tiba-tiba beringsut berlari ke arahnya. Kedua tangannya terulur ke depan dan menggapai leher Ran.

Princess Avyanna: The Last Sorcerer Drazhan [ ENHYPEN ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang