Avyanna berpegangan pada pinggang Savero, yang sedang fokus menunggang kuda putih yang melaju kencang. Mereka hanya pergi berdua dengan menunggang satu ekor kuda.
Savero mengarahkan sang kuda untuk masuk ke hutan Casio. Sebuah hutan yang terdapat di dekat hutan Jaziel, namun hutan itu memiliki luas yang lebih kecil dan tidak seberbahaya hutan Jaziel.
Di sepanjang perjalanan, Avyanna mengengok ke kanan dan ke kirinya. Netranya mengamati lingkungan asing yang baru dia masuki.
Ribuan pohon raksasa tumbuh dengan jarak yang cukup jauh antar pohon, sehingga cahaya matahari masih bisa menembus hutan hingga ke tanah. Itu sebabnya hutan Casio tidak semenakutkan hutan Jaziel.
Hewan penghuni hutan seperti rusa, kelinci, dan tupai berlalu lalang sesekali. Menatap penasaran namun juga takut pada sosok manusia yang memasuki hutan tempat tinggal mereka.
Avyanna menginterusi keheningan di antara mereka. "Apakah perjalanan kita masih jauh?"
"Tidak." Savero mempercepat sedikit laju kudanya.
Tidak sampai 5 menit, Savero memberhentikan kudanya di depan sebuah gua dengan diameter mulutnya sekitar 3,5 meter. Di sekelilingnya, ada rerumputan liar dan dua pohon besar yang tubuh di kedua sisi mulut gua. Menambah kesan angker dan tersembunyi dari sentuhan manusia.
Avyanna tak bisa mengalihkan perhatiannya dari gua itu. Keningnya mengernyit bingung. "Ada apa di dalam sana?"
"Seseorang yang bisa membantu kita," jawab Savero. Pria itu turun terlebih dahulu dari kudanya.
Meskipun sedikit kesulitan, dia khawatir membiarkan Avyanna turun sendiri dari kudanya. Lalu mengulurkan tangannya yang berlapis sarung tangan hitam pada Avyanna.
Avyanna menerima uluran tangan Savero, lalu turun dari kuda.
Setelah membantu Avyanna turun, Savero mengikat tali kekang kudanya ke salah satu pohon di samping gua.
"Gua ini sangat gelap dan memiliki bebatuan yang tajam. Pegang tangan saya dan perhatikan langkah Anda," peringat Savero seraya mengulurkan tangannya yang terbungkus sarung tangan putih.
Avyanna mengangguk, lalu menerima uluran tangan Savero.
Bersama-sama keduanya memasuki gua. Savero menjentikkan jarinya. Dari jentikan itu, api kecil berkobar dari telapak tangannya. Cahaya dari api pun menerangi seisi gua.
Semakin dalam masuk, kegelapan dan rasa pengap semakin mendera. Avyanna berkali-kali melihat ke bawah, memperhatikan langkahnya.
"Lebih tepatnya, siapa orang ini?" tanya Avyanna, penasaran.
"Orang ini adalah penyihir yang berasal dari suku yang sama dengan Anda," jawab Savero. "Namanya Reg-"
"Siapa yang berani mengusik ketenanganku?!" Sebuah suara berat dan nada tinggi tiba-tiba bergema di dalam gua.
KAMU SEDANG MEMBACA
Princess Avyanna: The Last Sorcerer Drazhan [ ENHYPEN ]
Fantasía[ Fantasy ] [ Dark Romance ] Hidup bersama saudara yang selalu merasa tersaingi olehnya, tidak membuat Avyanna merasa terasingkan. Hingga suatu hari, ketika sang kakak sulung dan sang ayah meninggalkan dunia untuk selamanya, tantangan baru dalam hid...