Regula mengakhiri cerita panjangnya dengan helaan nafas. Raut wajah kesal yang semula dia tunjukkan pada Avyanna berganti dengan raut wajah sendu karena mengenang Amedeo.
Avyanna sendiri terdiam di tempat duduknya. Sorot matanya tertuju lurus pada tanah basah tempatnya duduk.
Sekujur tubuhnya membeku, jantungnya berdebar kencang. Perasaan sedih, kecewa, dan marah bercampur jadi satu di hatinya, membuatnya linglung.
"Jadi ... itu yang selama ini Ayah sembunyikan dariku?" gumam Avyanna lirih, suaranya mengambang. "Selama ini, Ayah juga berbohong padaku? Soal aku dari panti asuhan itu ...."
Avyanna duduk di salah satu batu besar dan menangkup wajahnya dengan ekspresi yang bercampur aduk.
Sedih, kecewa, dan marah berkumpul di dadanya. Begitu menyesakkan.
Regula hanya membisu melihat Avyanna yang terguncang emosinya. Tak ada niat untuk menghibur gadis itu. Bagi Regula, dia hanya memberitahukan apa yang memang seharusnya diketahui oleh Avyanna setelah Amedeo tiada.
"Mulanya aku pun tidak mengerti kenapa Amedeo bersikeras ingin merawatmu," ucap Regula, mengalihkan atensinya dari Avyanna ke dinding guanya. "Setelah mendengar ceritanya, aku mulai paham. Eilithya adalah cinta pertama Amedeo."
Avyanna menggeleng pelan, kembali bergumam kecil. "Apakah hal seperti ini tidak akan terjadi jika mereka tidak bertemu?"
"Tidak ada yang tahu takdir apa yang akan kita dapatkan, Putri," jawab Savero dengan suara lirih namun tegas. "Kita hanya menjalani kehidupan yang sudah digariskan oleh Dewa."
Regula hanya diam, menatap Avyanna dengan tatapan penuh arti. Apa kataku, Amedeo? Cepat atau lambat, gadis kecil ini akan datang mencaritahu. Kau tidak bisa menghalanginya selamanya.
"Lalu, dimana ayah kandung saya?" tanya Avyanna lagi, masih linglung. "Apa Anda mengetahui sesuatu tentangnya?"
"Aku tidak tahu tentang ayahmu." Regula menggeleng. "Namun, menurut apa yang Amedeo ceritakan padaku, sepertinya ayah kandungmu tidak pernah kembali pada ibumu."
"Apa?" Avyanna mengerjapkan matanya, terkejut sekaligus bingung. "Lalu ... saya? Bagaimana bisa saya ada disini jika tidak ada ayah kandung? Apa ibu ...."
"Bukan seperti yang kau pikirkan, gadis muda," sahut Regula dengan gelengan tegas. "Kau adalah penyihir yang lahir dengan berkat langsung dari Dewi Zoya yang suci. Sama sekali tidak ada noda seperti itu di dalam dirimu."
Kening Avyanna mengerut, tidak mengerti. "Saya masih tidak mengerti apa maksud Anda."
"Anda menyadarinya juga, Regula?" Savero angkat bicara. Nada bicaranya menyiratkan keingintahuan.
Avyanna mengangkat pandangannya, menatap Regula dan Savero secara bergantian. Belum habis rasa sesak di dada setelah mendengar rahasia sang ayah, kini topik apa yang Regula dan Savero bicarakan?
KAMU SEDANG MEMBACA
Princess Avyanna: The Last Sorcerer Drazhan [ ENHYPEN ]
Fantasía[ Fantasy ] [ Dark Romance ] Hidup bersama saudara yang selalu merasa tersaingi olehnya, tidak membuat Avyanna merasa terasingkan. Hingga suatu hari, ketika sang kakak sulung dan sang ayah meninggalkan dunia untuk selamanya, tantangan baru dalam hid...