Avyanna berjalan di koridor kediaman Duke Oryn dengan raut muka mengantuk, menuju ke ruang makan untuk sarapan. Ada lingkaran hitam di bawah matanya, menandakan kalau dia tidak tidur cukup semalam.
"Uhh ... kepalaku sakit," keluh Avyanna seraya memijat pelipis kanannya dengan jari tengah kanannya, keningnya mengernyit. "Aku jadi tidak bisa tidur setelah mimpi yang aneh itu."
Suara lirih Hazael yang meminta tolong di dalam mimpinya itu terdengar cukup jelas di telinga Avyanna sampai sekarang. Seakan-akan Hazael benar-benar ada di sekitarnya untuk meminta tolong.
"Kenapa di mimpiku ... Kak Hazael meminta tolong? Dia mau aku menolongnya dari Succubus itu?" Avyanna mendekap dirinya sendiri, jalannya mulai melambat hingga akhirnya dia berhenti. "Menolongnya ...."
"Oh, Lady Avyanna!" Terdengar suara seseorang memanggil Avyanna dari belakang.
Avyanna segera membalikkan badan. Dia melihat sosok laki-laki bersurai cokelat muda dengan senyum tipis berjalan menghampiri Avyanna. Dia tidak sendirian, ada sekitar 3 orang laki-laki lain yang mengikutinya di belakang.
"Tuan Muda Donovan?" Avyanna mengerutkan keningnya dengan ekspresi bingung saat melihat Donovan.
"Saya memberi salam kepada Nona Avyanna," sapa Donovan. Diikuti oleh ketiga temannya. Tidak menyadari kebingungan Avyanna.
Segera saja Avyanna tersadar dari lamunannya. Dia membungkukkan badannya dengan cepat. "Saya juga memberi salam kepada Anda semua."
Donovan mengangguk. "Maaf kalau saya datang terlambat untuk malam bela sungkawa. Ada beberapa kendala dalam perjalanan kemari."
Avyanna kembali menegakkan badannya dengan ekspresi terkejut yang tak dapat dia sembunyikan. "Terlambat? Tapi ... bukankah semalam Anda sudah tiba disini?"
Kini Donovan menatap bingung pada Avyanna. Sedetik kemudian, dia tersenyum kecil dengan kekehan ringan. "Ah, Nona Avyanna kalau bercanda bisa saja. Saya tidak mungkin bisa secepat Hazael dalam hal berkuda. Ditambah lagi, semalam cuacanya sedikit buruk. Saya dan teman-teman jadi kesulitan untuk melanjutkan perjalanan. Ya kan, teman-teman?"
Donovan bertanya pada teman-temannya. Mereka yang sedari tadi mendengarkan percakapan Avyanna dan Donovan, mengangguk membenarkan penuturan teman mereka itu.
"Itu benar, Putri. Semalam kami kesulitan meneruskan perjalanan karena angin kencang dan hujan di tengah jalan, jadi kami harus menyewa penginapan penginapan," jelas seorang laki-laki bersurai blonde dan sedikit lebih tinggi dari Donovan. "Hujannya tidak deras, tapi kuda-kuda kami kesulitan menembusnya, ditambah jalanannya becek. Kami tak mau ambil resiko."
Avyanna tidak menjawab apapun. Sekujur tubuhnya mendadak terasa dingin, darahnya berdesir tidak nyaman di bawah kulitnya.
'Kalau Donovan baru datang pagi ini, lantas siapa Donovan yang bersamaku semalam? ' pikir Avyanna tegang. 'Masa Donovan sedang bercanda? Tidak mungkin.'
KAMU SEDANG MEMBACA
Princess Avyanna: The Last Sorcerer Drazhan [ ENHYPEN ]
Fantasia[ Fantasy ] [ Dark Romance ] Hidup bersama saudara yang selalu merasa tersaingi olehnya, tidak membuat Avyanna merasa terasingkan. Hingga suatu hari, ketika sang kakak sulung dan sang ayah meninggalkan dunia untuk selamanya, tantangan baru dalam hid...