11 : Uang Saku

275 33 2
                                    


Abaykan typo. Wkwkwkwk



"Ya, bisa kau jelaskan?" Jeno menunggu penjelasan Haechan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ya, bisa kau jelaskan?" Jeno menunggu penjelasan Haechan.

"Sebentar," Haechan duduk di sofa, tengah berfikir bagaimana harus menjelaskannya karena kejadian ini tidak pernah terpikir olehnya.

"Dia adikku," aku Haechan.

"Dia bukan Seungyeon," balas Renjun.

"Apa kalian bermain kakak-adik-kan?" Jaemin menatapnya dengan mata menyipit.

"Ibuku mengadopsinya." Haechan berbohong, malas untuk menjelaskan lebih detail.

Semuanya kompak terkejut. Antara percaya dan tidak percaya dengan fakta tersebut.

"Wah, gila. Aku sangat terkejut." Jisung menutup mulutnya tak percaya.

"Bagaimana bisa kalian seperti orang asing di perusahaan?" Chenle juga masih tidak percaya dengan fakta itu.

"Aku dengar dia trainee 2 tahun, bekerja 1 tahun di perusahaan, dan kau tidak mengenalkannya ke kita?"

Kontan teman-temannya tergelak mendengar celotehan Jaemin.

Jeno terdiam. Ia teringat waktu kencan pertama mereka. Keanehannya waktu itu kini terjawab sudah. Dari jam tangan yang memang milik Haechan, juga panggilan telpon tiba-tiba saat itu. Jia tampak sangat menurut padanya.

Haechan berdecih, "buat apa aku mengenalkan pada kalian?"

"Mungkin saja bisa berjodoh dengan salah satu dari kita," Jaemin mengangkat alisnya naik turun, menggoda.

Haechan reflek melempar bantal pada temannya yang dibalas tawa olehnya.

"Tidak akan!"

Jeno menatap temannya. "Kau tidak berhak mengaturnya."

"Dia selalu menurut padaku."

"Woah, ini gila." Chenle mendekat pada Jisung dan berbisik pelan. "Jeno hyung sudah lama tertarik pada gadis itu,"

"Jinjjayo?" Jisung reflek berseru membuat hyung-hyungnya mengalihkan atensinya.

"Ada apa?" tanya Renjun.

"A-aniyo," Jisung menggeleng dengan senyum ringisan.

"Jeno sudah lama tertarik padanya." si mulut ember Jaemin mengatakannya dengan wajah tanpa rasa bersalah.

Sontak saja hyung-hyungnya berseru heboh, kecuali Haechan yang hanya diam saja.

"Woah, woah," Mark dan Renjun menutup mulutnya. Pantas saja aura Jeno sejak tadi sangat berbeda.

Chenle jadi menyesal mengatakannya saat ada Jaemin di dekatnya. Benar-benar hyung satunya itu terlalu blak-blakkan.

Haechan mengulum lidahnya di dalam mulutnya ketika menatap temannya. "Ya, apa kau serius? Aku sangat ketat terhadapnya."

POISON [LEE HAECHAN] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang