⚠️Bagian 5⚠️

107K 782 13
                                    

Gisel membuka matanya perlahan-lahan, Merasakan cahaya sinar matahari menusuk matanya.

"Eumh.." Gumam Gisel baru bangun tidur, Ia mengerjapkan matanya beberapa kali.

"Baru bangun lo?" Tanya Arsa yang sedari tadi duduk di sisi kasur dan fokus menatap tajam kearah Gisel.

"L-loh? Kak Arsa?" Ucap Gisel terkejut dan segera beranjak bangun dari posisi tidurnya.

"Kenapa? Gimana kemarin rasanya kencan sama mantan tercinta dan tersayang lo itu? Pasti seru ya." Ucap Arsa dengan rasa cemburu mendalamnya.

"A-apaan sih kak! Aku engga ada kencan sama Kak Reyzad. Orang dianya kemarin lagi dirumah sakit--" Ucapan Gisel terhenti, Tiba-tiba ia lupa bahwa kemarin ada seseorang sengaja ingin menculiknya.

"---Kak! Kemarin a-aku kan.." Ucap Gisel berusaha mengingat dengan benar.

"Oh, Soal kemarin? Itu orang suruhan gue buat bawa lo pulang kerumah ini." Ucap Arsa.

"Ta-tapi gak harus dengan cara bikin aku gak sadarkan diri dong, Kak!" Ucap Gisel tak suka.

"Wajah lo biasa aja, Gausah kayak gak suka gitu ke pa-car sen-di-ri." Ucap Arsa yang masih menatap tajam kearah Gisel.

"Sengaja banget kata-katanya di teken." Ucap Gisel.

"Emang. Biar lo sadar juga, Lo itu pacar gue. Bukan pacarnya si brengsek itu. Tapi lo masih mau aja belain mantan tercinta dan tersayang lo satu itu. Bikin gue iri dan cemburu aja sebagai pacar lo!" Ucap Arsa terang-terangan.

"Kak Arsa beneran bisa iri dan cemburu?" Tanya Gisel tak percaya.

"Lo pikir gue gak punya hati apa?!" Jawab Arsa merasa jengkel.

"Bu-bukan gitu kak. Lagian, Kakak salah paham sama omongan aku kemarin. Aku tuh gak mau hubungan keluarganya Kak Arsa jadi gak baik-baik aja cuman gara-gara aku doang. Padahal aku gak ada apa-apanya." Ucap Gisel berusaha menjelaskan.

"Terserah," Ucap Arsa kemudian ingin beranjak dari sisi kasur akan tetapi Gisel segera mencegahnya dengan memegang tangan Arsa.

"Apalagi, Gisel? Gue laper, Mau masak. Ada makanan apa dirumah lo?" Tanya Arsa masih marah.

"Maaf kak. Tapi, Kakak laper ya? Aku masakin aja ya," Jawab Gisel.

"Gak, Gue bisa sendiri. Gue gak semanja mantan tercinta dan tersayang lo itu." Ucap Arsa lalu pergi begitu saja meninggalkan Gisel sendirian di kamar.

"Ihhh! Kak Arsa, Tungguuuinn aku!" Teriak Gisel segera beranjak dari tempat tidurnya lalu mengejar langkah Arsa.

Sesampainya di dapur.

"Kak, Please maafin aku!" Ucap Gisel berusaha membujuk Arsa yang sibuk mempersiapkan alat-alat memasak.

"Kak Arsa, Denger aku gak sih? Aku minta maaf sama kakak. Tolong maafin aku kali ini kak, Jangan marah kayak gini. Jangan diemin aku!" Ucap Gisel meminta maaf sambil menggerak-gerakkan tangan Arsa.

"Ck! Gisel, Lo jangan gangguin gue masak." Ucap Arsa.

"Aku gak bakal gangguin kakak kalo udah di maafin dan biarin aku yang masak." Ucap Gisel dan masih menggerakkan tangan Arsa.

"Kak Arsa, Maafin aku! Please!" Ucap Gisel masih terus berusaha.

"Diem, Gisel." Ucap Arsa.

"Kak Arsa, Jangan marah dan diemin aku kayak gini. Yaa? Yaaa??" Ucap Gisel masih membujuk.

"Kak Arsa pacar aku yang palingg baikk dan gantengg, Ayo dong udahan marahnya. Aku sayang banget sama kakak! Aku juga cinta sama kakak, Tolong maafin Gisel yaa?? I love you! Muach!" Ucap Gisel lalu diakhir ia mengecup bibir Arsa sekilas.

⚠️ARSA & GISEL⚠️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang