Bagian 18|Bangkrut?!

25K 559 67
                                    

Gisel mengira, Kehidupannya akan terus berjalan dengan baik-baik saja.

Nyatanya, Di saat usia kandungannya menginjak 6 bulan. Orang tuanya mengalami kebangkrutan perusahaan, Banyak perusahaan yang membatalkan kerjasama dengan perusahaan milik Haryan, Papa Gisel.

Mau tak mau, Harus terima nasib.

Saat ini, Haryan bersama sang istri juga anaknya, Sedang membereskan barang-barang mereka untuk pindah ke tempat yang menurut mereka sesuai dengan uang yang masih tersisa di tabungan.

Mereka pergi menggunakan mobil pribadi, Semua pekerja di rumah mereka sebelumnya sudah di pecat semua. Karna, Mereka tidak yakin jika kedepannya bisa memberikan gaji kepada pekerja di rumah.

"Papa, Mama," Ucap Gisel yang duduk sendirian di kursi belakang mobil.

"Iya nak, Kenapa?" Tanya Haryan sambil mengemudikan mobilnya.

"Ada apa, Gisel?" Tanya Halina yang duduk di dekat Haryan.

"Kita bakalan pergi kemana?" Tanya Gisel kembali.

"Kita bakalan pergi cari rumah yang bisa kita tempatin dan sesuai dengan uang yang ada. Mungkin kita bakalan ngontrak aja, Nak. Kalo beli rumah, Papah takutnya selanjutnya nanti bakalan gak ada uang sisaan lagi buat kebutuhan kita sehari-hari." Jawab Haryan.

"Iya, Benar itu. Kita cari-cari dulu ya," Ucap Halina.

"Oh iya, Tapi kamu gak masalah, 'kan? Kalo kita hidup serba hemat sekarang." Ucap Haryan.

"Gak masalah kok, Papa. Yang penting ada Papa dan Mama yang selalu ada untuk Gisel." Ucap Gisel.

"Anak pintar, Nanti jaga diri kamu baik-baik ya nak." Ucap Haryan.

"Kenapa, Pah?" Tanya Gisel heran.

"Udahlah, Gak apa-apa kok. Cuman ngingetin kamu aja." Jawab Halina.

Sedangkan Haryan menganggukkan kepalanya sebagai persetujuan.

.

Beberapa jam berlalu.

.

Akhirnya, Haryan beserta istri juga anak sampai di tempat yang tertuju.

Kontrakan sederhana yang pasti layak untuk sementara di tempati keluarganya.

"Nah, Udah sampe kita
di kontrakannya." Ucap Haryan memberhentikan mobilnya didepan rumah kontrakan sederhana.

"Syukurlah ya, Pah. Kita bisa cepat ketemu rumah kontrakan. Setidaknya, Sesuai dengan uang sisaan tabungan yang kita punya. Walaupun rumahnya sederhana, Semoga bisa aman dan nyaman untuk kita tempati bertiga, Gak sabar jadi berlima." Ucap Halina menatap rumah kontrakan sederhana tersebut.

"Udah, Ayo kita turun." Ucap Haryan membuka pintu mobilnya di ikuti oleh Halina.

"Gisel?" Panggil Halina melihat kursi belakang yang di tempati Gisel.

"Eungh... Mama?" Ucap Gisel dengan suara khas bangun tidurnya. Dirinya beberapa kali mengerjapkan matanya agar dapat melihat dengan jelas.

"Ayo turun, Nak. Kita udah sampe
di rumah kontrakan baru kita." Ucap Halina.

"Hmmm.. Iya, Mah." Ucap Gisel lalu turun dari mobil.

"Papa kemana, Mah?" Tanya Gisel.

"Itu, Papa lagi kedalem rumah. Biasa, mindahin barang-barang kita dulu." Jawab Halina. "Udah ya, Ayo masuk dulu kerumahnya." Lanjut Halina, kemudian merangkul bahu Gisel untuk berjalan bersama memasuki rumah kontrakan sederhana itu.

⚠️ARSA & GISEL⚠️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang