Sepasang anak manusia yang berada di satu ruangan itu sibuk dengan pikirannya masing-masing.
Abraham yang tengah memandangi Audrey, sedang yang dipandang terus-terusan menangis di bantalnya, "Hu uuuuu huhuu." tangisan yang teredam itu terdengar cukup keras dan mengganggu Abraham.
"Ngomong dong, kenapa?" tanya Abraham lagi, berjongkok disamping kasur itu, mensejajarkan kepalanya dengan kepala Audrey yang menubruk bantal.
"Queen..." ujarnya penuh sesak.
"Kenapa Queen?" tanya Abraham secepatnya.
"Ngajak main ke mall, nonton, nail art, makan, foto-foto yang lucu itu, beli ini itu juga."
"Nggak ada duitnya?"
"ADA!"
"Ya udah kenapaaa?" Abraham mengacak rambutnya sendiri, karena bukan apa-apa, setelah hampir setengah jam, baru ini omongannya digubris Audrey.
Sebenarnya, menikah muda adalah keputusan terburuk yang pernah ia jalani, lebih-lebih bukan keinginannya. Karena harus berhadapan dengan perempuan yang sama besar egonya seperti dirinya, mungkin jika hanya berpacaran akan terasa indah, saat yang ditunjukkan hanya yang manis-manisnya saja. Tidak seperti ini, ia sedikit demi sedikit sudah mengetahui kejelekan istri kecilnya ini. Ah... sudahlah, jalani saja.
"Nanti lama, ini aja udah sore."
"Emang gue ngelarang lo buat lama main?"
"Kemarin ngadu ke Mama!" Audrey menarik wajahnya dari bantal, menatap Abraham penuh amarah, namun justru raut sedih yang ditimbulkan.
"Ya—itu karena..."
"APA?!"
"Baju lo, baju lo jelek."
"Jelek apa sih?!" Audrey terduduk sila dengan gusar di kasur. Sedangkan Abraham masih tetap berjongkok di lantai.
"Pendek gitu, mau emang digodain abang-abang diluar?"
"Ih kan kemarin mainnya didalem rumah Salsha!"
"Tetep aja!"
Audrey mengerucutkan bibirnya, ia menunduk, "Mau main doang ribet banget." keluhnya rendah.
"Gue yang pilihin bajunya, ya?"
"Iya..."
"Ya udah," Abraham berdiri berjalan menuju lemari mereka, membuka salah satu pintunya.
"Tapi, mau uang juga."
"Iya berapa?" tanya Abraham tanpa menoleh, sibuk memadupadankan atasan dan bawahan yang akan ia berikan kepada Audrey.
"Nggak tau, kamu kira-kira aja kalo destinasinya banyak."
"Giliran gini kamu kamu!"
"Ya... ya kan..." Audrey tersenyum-senyum sendiri di balik punggung Abraham.
"Tapi aku bawa temen aku kesini ya?"
"TUH KAMU JUGA ADA MAUNYA!"
🖤🖤🖤
Audrey
Masih pada ngumpul?Abraham
Tinggal raju
Udah mainnya?
Langsung pulangAudrey
Ada kak raju ah suruh pergi duluAbraham
Gapapa kan lo di kamar
Nggak ada minum minum tadiAudrey
Ya udah!Abraham
Langsung pulang
KAMU SEDANG MEMBACA
2. Q & R [ADIKTIF]
Teen FictionMencintaimu itu lucu, Kamu memperlakukanku semaumu, Tapi, bagiku, kamu semacam candu. "Harga hati berapa?" "Milyaran rupiah." "Mahal yaa, Queen kasih gratis kok malah di sia-siain?" Mereka sama-sama rapuh, bedanya keduanya memiliki cara masing-masi...