26. PUPUS

882 131 102
                                    

Di pagi hari yang cukup terik itu, ada sekiranya tujuh orang siswa-siswi yang terlambat memasuki gerbang sekolah, salah satunya adalah Raju.

Lelaki itu menunduk ditengah lapangan, bersama murid-murid telat yang lain, kulitnya mulai memerah.

"Telat lagi Galih?"

Raju mencari sumber suara itu di depan gerbang, terlihatlah Galih yang cengengesan sambil turun dari motornya, "Baris!" ujar guru yang bibirnya merah merona itu.

Tanpa membantah, Galih langsung ikut baris, memilih di samping Raju, "Balik jam berapa emang lu?" tanya Galih sehabis perkumpulan mereka semalam di apartemen Abraham.

"Nggak lama habis lo pulang." ujar Raju.

"Kamu kenapa telat?"

"Kesiangan, Bu."

"Ojolnya lama, Bu."

"Pom bensin antre banget, Bu."

"Nyari gesper dulu, Bu."

"Kesiangan."

Giliran jari telunjuk itu mengarah ke Galih, lelaki itu menjawab, "Rumah saya jauh, Bu."

"Emang dimana?"

"Jakut Bu, PIK."

"Kemarin bilang di Bekasi." guru itu menyipitkan matanya curiga.

"Oh itu rumah nenek, saya suka nginep."

"Di PIK rumah siapa?"

"Rumah kakek."

"Pisah rumah?"

"Emm... nggak sih, emang pengen aja katanya, maklum bu hehehehe, kemarin pas nyamperin saya malah nyasar ke Jaktim ujung."

Di sampingnya, Raju sudah mengalihkan pandangan untuk menahan tawanya mendengar tanya jawab itu.

Padahal, tepat di belakang sekolah swasta ini ada sebuah rumah yang tak kalah besarnya, dan itu adalah rumah tetap Galih bersama Papanya.

Sesudah guru itu pergi meninggalkan mereka di lapangan, Galih berbisik, "Lupa gua, Bu Susan taunya Bekasi."

"Makanya dicatet."

"Eh Lih! Telat lagi?" tegur seorang guru muda yang datang ke sekolah mengendarai sepeda, dengan baju olahraganya yang basah keringat itu, ia tertawa sambil menggelengkan kepalanya.

"Parah Pak di Stasiun Manggarai!"

"Oalah iya iya." guru itu hanya menganggukkan kepalanya berkali kali, sambil berbelok mulai menaiki anak tangga.

"Naik kereta sekarang?" tanya Raju.

Galih hanya tertawa.

Sepuluh menit berjalan begitu lama, Raju melihat lengannya yang sudah memerah, apalagi wajah, pikirnya, "Lab kosong kan."

Galih menoleh, tersenyum tipis dan mengangguk, "Siapa duluan?"

"Bareng aja." jawab Raju sambil melirik kiri kanan atas berkali-kali, takut-takut ada guru yang melihat dari lantai atas.

Setelah menghitung sampai tiga, ia dan Galih segera berlari, keluar dari area lapangan, tiga anak lainnya ternyata berpikiran yang sama.

Masuklah mereka ke dalam lab komputer, "HEI HEI SIAPA ITU!"

Keduanya terkejut dan bertatapan, lalu sibuk melihat sekitar lab mencari tempat untuk bersembunyi. Galih berlari ke kolong meja guru, dan Raju memasuki lemari di belakang lab.

Betapa terkejutnya ia saat kakinya menginjak sesuatu yang tidak asing, dan terdengar seorang perempuan meringis sakit, "Awhh!" dengan tertahan.

Setelah mensejajarkan pandangan, barulah ia tahu, "KAK RAJU?!"

2. Q & R [ADIKTIF]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang