Aku pikir kamu adalah belenggu
Nyatanya hanya singgah yang tak tentu.•••
Raju melirik Queen yang sangat kentara menggosokkan lengannya dengan telapak tangan agar memperlihatkan kedinginannya.
Gerakan selanjutnya adalah lelaki itu menarik punggungnya dari dinding dan melangkahkan kakinya untuk berdiri di hadapan Queen. "Yang kedinginan bukan lo doang." ucapnya berusaha memberitahu Queen agar mengerti suasana saat sedang hujan.
Sangat terlihat dari raut wajah gadis itu bahwa akan ada bantahan yang keluar dari mulutnya.
Dengan cepat Raju menarik resleting jaketnya hingga turun ke bawah dan terbuka. Alih-alih memberikan jaket itu kepada Queen, Raju justru menarik bahu perempuan itu agar berada dalam dekapannya. Memegang kedua sisi bagian jaketnya dan mengeratkan itu hingga sebisanya pada badan Queen yang mungil. Membuat kedua tangannya harus bertemu di pinggang seorang Queen Klarista.
Queen ingin waktu berhenti sekarang. Queen ingin hujan tetap turun hingga beberapa jam ke depan. Queen ingin kakinya kuat berdiri. Queen ingin jantungnya sehat di dalam sana. Karena saat ini ia sedang berada di tempat ternyaman.
Pelukan ini menghangatkan. Menenangkan. Sebising apapun akan sunyi dalam sekejap. Perlahan, Queen menyandarkan pipinya pada dada Raju, ikut merasakan cepatnya detak jantung yang sama dengannya. Dan tersenyum kecil.
Raju tidak berkata dan bereaksi apapun sampai akhirnya merasakan tangan Queen naik ke pinggang dan punggungnya. "Tangan." ucapnya memperingati.
"Sebentar aja Kak. Queen rentan suhu dingin." jawab Queen rendah. Memejamkan matanya. Apa yang sedang ia peluk? Mengapa lebih nyaman di banding dengan bergelut selimut saat hujan?
Queen benci Raju. Sangat membencinya. Sial. Dengan begini ia semakin terjerumus rasa cintanya sendiri. Karena ia tahu, sebesar dan sebanyak apapun ia mencintai Raju, jawabannya adalah tidak.
"Lain kali, kalo jalan sama gue pake jaket. Biar nggak ngerepotin." ucap Raju tidak sekasar biasanya.
"Lain kali? Kenapa Kak Raju bilang kayak gitu? Berhenti bikin Queen terbang kalo akhirnya Kak Raju jatuhin Queen lebih dalam, Kak." suaranya teredam hujan dan angin. Tapi ia jelas yakin Raju mendengarnya.
Gue nggak tau.
"Queen." panggil Raju saat Queen baru saja melangkahkan kakinya menjauh dari sepeda motornya yang membawa gadis itu sampai di depan rumah dengan selamat, walaupun terlihat menggigil kedinginan.
KAMU SEDANG MEMBACA
2. Q & R [ADIKTIF]
Teen FictionMencintaimu itu lucu, Kamu memperlakukanku semaumu, Tapi, bagiku, kamu semacam candu. "Harga hati berapa?" "Milyaran rupiah." "Mahal yaa, Queen kasih gratis kok malah di sia-siain?" Mereka sama-sama rapuh, bedanya keduanya memiliki cara masing-masi...