"Mencintaimu ibarat bermain dibawah air hujan, awalnya aku senang, namun pada akhirnya aku sakit."
•••
"Gue anter balik." Ucap pemuda itu, pemuda itu berdiri dan memegang kedua bahu Queen untuk membantu Queen berdiri. Pemuda itu masih punya rasa empati sesama manusia, apalagi melihat kejadian seperti tadi.
"Kak Raju..." Cicit Queen ketika melihat siapa dewa penolongnya, tangisnya hampir pecah kembali ketika mengingat bagaimana nasibnya jika 'Si Manis' tidak ada?
"Tau nama gue?" Tanya Raju.
Queen mengangguk dua kali. Tanpa menanyakan apapun lagi, Raju menggenggam erat jari-jemari Queen yang berkeringat dingin. Raju membawa Queen mendekati sepeda motor miliknya, Queen hanya membuntuti dari belakang tanpa protes dan terus memandangi tautan tangan mereka.
Urusan ketiga pria berbadan kekar itu, sudah dibawa kekantor polisi oleh warga setempat.
"Naik." Ucap Raju lalu ia menaiki sepeda motornya.
Merasa beban sepeda motornya tidak bertambah, Raju menoleh kebelakang, terlihat, Queen yang hanya memandang jok belakang tanpa menaikinya.
"Naik atau gue tinggal?" Tanya Raju.
"Kak, ketinggian, kalo Queen naik, nanti rok Queen juga ikut naik." Ucap Queen dengan mata sembabnya diberanikan menatap mata hitam Raju.
"Duduk hadap kiri." Ucap Raju lagi.
Queen mencoba melakukan apa yang disarankan Raju, sedikit susah namun akhirnya ia bisa menempati jok yang ia idam-idamkan itu dengan menumpukan tangannya pada pundak Raju tadi.
"Kak Raju, Queen boleh gak pegang pundak kak Raju?" Tanya Queen dengan ragu, bukan apa-apa, ia hanya takut terjungkal kebelakang jika tidak memiliki pegangan.
"Gak." Jawab Raju mulai melajukan sepeda motornya dengan kecepatan yang lumayan kencang.
"Kak..." Ucap Queen lagi, tubuhnya benar-benar terbawa angin.
Merasa kasihan dengan perempuan yang baru saja hampir diculik ini, Raju mengijinkannya, "Yaudah."
YES
Dengan cepat Queen meletakkan kedua tangannya pada pundak Raju, terik matahari disiang hari ini tidak melunturkan senyumnya yang terus mengembang. Asap kendaraan bermotor tidak lagi membuat Queen mengoceh panjang kali lebar. Yang ia rasakan sekarang adalah, ia sedang berkendara di jalan yang terletak ditengah hamparan pohon sakura. Indah, sejuk, nyaman. Queen tidak akan melupakan moment ini.
"Rumah lo dimana?" Tanya Raju dari balik helm, suara Raju teredam bunyi puluhan kendaraan yang melintas dan kencangnya angin. Menyebabkan Queen tidak dapat mendengarnya dengan jelas.
"APA KAK?" Tanya Queen karna mendengar ucapan Raju dengan samar-samar.
Raju memelankan laju sepeda motornya, ia menepi dipinggir jalan, membuka kaca pada helmnya dan kembali bertanya dengan pertanyaan yang sama, "Rumah lo dimana?"
"Pondok Indah kak." Jawab Queen dengan gugup.
Raju menutup kaca helmnya dan kembali menggas sepeda motornya dengan kecepatan full, dengan begitu, Raju merasakan cengkraman kuat pada pundaknya, Queen.
Queen tidak berani protes atas Raju yang mengendarai sepeda motor dengan kecepatan full, Ia hanya bisa mencengkram kuat-kuat pundak Raju, memejamkan mata, dan melafalkan doa-doa keselamatan.
Raju mengurangi kecepatan sepeda motornya, sedikit kasihan melihat perempuan dibelakangnya yang ketakutan. Ya, Raju sempat melirik Queen dari kaca spion.
KAMU SEDANG MEMBACA
2. Q & R [ADIKTIF]
Teen FictionMencintaimu itu lucu, Kamu memperlakukanku semaumu, Tapi, bagiku, kamu semacam candu. "Harga hati berapa?" "Milyaran rupiah." "Mahal yaa, Queen kasih gratis kok malah di sia-siain?" Mereka sama-sama rapuh, bedanya keduanya memiliki cara masing-masi...