|For Your Info. Obat penenang yang digunakan Queen dan obat antidepresan yang digunakan Raju itu berbeda, tidak sama.
Sama-sama merupakan resep rekomendasi dokter, namun berbeda jenis dan waktu konsumsi.Obat penenang yang Queen konsumsi merupakan tipe Minor Tranquilizer yang merajuk pada obat-obat penenang golongan benzodiazepine, yang biasanya digunakan sebagai anticemas. Obat penenang ini termasuk Psikotropika/Narkoba golongan IV.
Queen bisa mengkonsumsi ini jika selagi dibutuhkan saja. Takaran ketentuannya ditentukan oleh Psikiater-nya.
Sedangkan Raju, lelaki itu mengkonsumsi antidepresan jenis Selective Serotonin Reuptake Inhibitors (SSRIs). SSRIs bekerja dengan menekan penyerapan kembali serotonin didalam otak. Intinya obat ini berkaitan dengan senyawa kimia dalam otak yang mempengaruhi suasana hati. Ada tiga obat golongan SSRIs, namun Raju mengkonsumsi yang fluoxetine dengan dosis 20 miligram per hari dan suatu waktu akan menjadi 20 miligram dua kali konsumsi per hari jika sangat dibutuhkan.
Jika obat penenang termasuk Psikotropika/Narkoba pada UU, tidak dengan anti depresan. Jika kalian disaat membaca kata Narkoba langsung mengarah ke hal negatif. Kalian salah besar. Narkoba pada awalnya memang untuk pengobatan.
Namun banyak orang diluar sana yang menyalahgunakan Narkoba sehingga harus diamankan dan melakukan rehabilitas.Pantang bagi mereka mengkonsumsi alkohol karna akan menyebabkan ketergantungan pada obat itu sendiri. Ya itu mudah bagi Queen, tapi sulit bagi Raju. Lelaki itu kerap mengkonsumsi minuman haram itu dan pada akhirnya menerima akibatnya.
Jika ditanya, lebih parah mana? Raju. Lelaki itu benar-benar tidak bisa lepas walau sehari pun.
Mereka, satu penyebab, berbeda gangguan, dan memiliki satu tujuan yang sama—sembuh|
Semoga dengan penjelasan ini tidak ada lagi yang keliru. Author juga masih mempelajari ini, kalau dari kalian ada yang lebih mengerti, silakan koreksi.
•••
Raju benar-benar membanting handphone itu hingga terbelah dua lalu ia biarkan begitu saja bergabung menjadi sampah dipojokan pintu.
Masih terduduk didekat pintu, Raju menatap brankas dan pisau lipat miliknya. Entah, niatnya sudah tidak sebulat tadi untuk mengakhiri hidup.
Raju berdiri dengan lemas dan membanting tubuhnya pada kasur. Tidur dengan posisi tengkurap disana.
Hingga malam.
Raju tenang dalam tidurnya, berbeda dengan Elena yang kini tengah menggedor-gedor pintu kamar karna Raju tidak kunjung membuka atau mengeluarkan suara.
"Nyonya, ini kunci cadangan kamarnya." Bibi tergopoh-gopoh menyerahkan kunci kamar kepada Elena. Dan Elana langsung mengambil kunci itu dan membuka pintu kamar Raju.
Kata pertama yang terucap saat melihat kamar Raju adalah, "Astaga." Elena memegangi dadanya.
"Biar saya yang beresi, Nyonya." ucap Bibi dengan sopan.
"Bisa nanti, Bi, saya masuk dulu." mendengar ucapan sang majikan, Bibi pun berlalu menuruni anak tangga.
Elena memasuki kamar Raju dan menutup pintu. Matanya lagi-lagi terbuka lebar saat melihat handphone hitam itu sudah tebelah dua dan kacanya yang berserakan.
Dengan langkah pelan Elena berjalan ke kasur. Langkahnya berhenti di samping ranjang, Elena memasukkan uang-uang yang berserakan itu kedalam brankas dan meletakkannya dipojokan.
Mata Elena kembali terbelalak ketika melihat pisau lipat yang berada tidak jauh dari radiusnya. Elena tidak melakukan apapun pada pisau itu, ia memilih untuk menaiki ranjang dab duduk disamping kepala Raju. Matanya menatap sendu anak satu-satunya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
2. Q & R [ADIKTIF]
Teen FictionMencintaimu itu lucu, Kamu memperlakukanku semaumu, Tapi, bagiku, kamu semacam candu. "Harga hati berapa?" "Milyaran rupiah." "Mahal yaa, Queen kasih gratis kok malah di sia-siain?" Mereka sama-sama rapuh, bedanya keduanya memiliki cara masing-masi...