Raju mendekap Queen dengan penuh rasa bersalah, ditambah saat merasakan pukulan yang dilancarkan kepadanya. Saat itulah ia tersadar tentang apa yang telah ia perbuat kepada perempuan kecil di pelukannya ini.
"Maaf, maaf telat sadarnya." ia mengelus rambut juga punggung Queen dengan lembut. Bukannya reda, tangis Queen justru makin deras.
"Sadar apa Kak? Sadar kalo—"
"Iya." Raju mengangguk.
Queen terdiam, menatap mata Raju dengan terperangah, "Apa maksudnya? Kita apa?"
"Maunya apa?"
"Nikah lah pake nanya." Queen mengelap air matanya, entah kali ini sepertinya campuran air mata kebahagiaan.
Raju tertawa pelan, "Pacaran dulu lah."
"JADI? APA? KITA APA?" Queen bahkan tidak bisa lagi mengontrol rasa senangnya sekarang, ia meremat kedua tangan Raju.
Yang ditanya diam-diam menahan senyumnya, ia berpaling dari Queen, bergerak untuk membereskan buku-buku di meja itu, "Banyak tanya." ujarnya.
"Pacaran Kak? Jadian? Dating?" Queen menempelkan pipinya di meja, agar bisa memandang Raju, ia menggoyang-goyangkan lengan lelaki itu, "Aaaaa jawab."
"Iyaaa."
"IIIIYESSSS!" QUEEN berdiri dan melompat, memutar badannya dengan gembira.
Raju menongak menghadap Queen yang terlihat sangat bahagia malam ini, dengan kepribadian yang ia tahu sudah ceria sejak lahir itu, namun malam ini terlihat seribu kali lebih baik.
"Jatoh dong muter-muter begitu." Raju menangkap salah satu tangan Queen, menariknya untuk kembali duduk.
"Eh... pusing Kak. Tardulu muter ini kamarnya." ia tertawa sambil memegang kepalanya, matanya terpejam, "Aduhh."
"Nggak bisa diem." ucap Raju seraya mengusap-usap kepala Queen pelan.
"Kak." Queen memegang tangan Raju yang berada di kepalanya, ia tersenyum dengan mata yang masih sedikit kurang fokus, masih pusing, "Nggak malem ini aja kan?"
"Maksudnya?"
"Pacarannya."
"Masa gitu?"
"Nah, masa gitu? Yang lama ya?"
"Iya, Queen."
"Sayang dong."
Raju menarik tangannya yang sedari tadi tak henti mengelus rambut Queen, "Udah ah, mau pulang." segera berdiri dengan sangat cepat.
"IH SALTING KAN?" Queen memaksa badan lelaki itu agar tetap menghadap dirinya.
"Enggak!" Raju membalikkan badannya dengan paksa juga. Tidak ingin menghadap Queen.
"Hayooo." Queen tersenyum begitu merekah pada Raju, mengalirkan rasa bahagia itu sama besarnya. Dipeluknya lagi perempuan itu, lalu ia tersenyum saat dagunya menempel pada kepala Queen dan menggerakkannya kekiri dan kekanan membuat Queen merasakan pergerakan itu di kepalanya.
"Tapi." Raju sedikit menarik Queen agar ia bisa melihat wajah perempuan itu yang sudah tidak dapat diperkirakan lagi merahnya, "Jangan cium-cium kayak tadi."
Queen mengedarkan pandangannya, tidak mau menatap Raju, "Hehehehe... Emang kenapa?"
"Bagusnya jangan."
"Biar Kak Raju yang nyium duluan?"
Raju tertawa, "Anak kecil nggak boleh cium cium." ia menepuk-nepuk kepala atas Queen sampai perempuan itu harus menutup matanya, salah tingkah lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
2. Q & R [ADIKTIF]
Teen FictionMencintaimu itu lucu, Kamu memperlakukanku semaumu, Tapi, bagiku, kamu semacam candu. "Harga hati berapa?" "Milyaran rupiah." "Mahal yaa, Queen kasih gratis kok malah di sia-siain?" Mereka sama-sama rapuh, bedanya keduanya memiliki cara masing-masi...