25. Tragedi √2

2 3 0
                                    

~Memangnya aku meminta hal seperti ini terjadi? Tidak!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~Memangnya aku meminta hal seperti ini terjadi? Tidak!

🌧️🌧️🌧️

Kakakku mengambil langkah terakhir dengan menjepitkan penjepit pada rambut pendekku. "Selesai."

"Terima kasih, kak Oli."

Dibalas senyuman lagi, kakakku memang murah senyum.

"Ayo, turun." Kak Oli mengulurkan tangannya yang langsung ku terima. "Tunggu sebentar ya, Pak."

Supirnya mengangguk.

Kak Oli membuka payung dan melangkah keluar sambil menggandengku ke trotoar yang ada penjual mangga bernaung di bawah payung.

Dalam keadaan hujan begini? Tentu, kakakku bakal memilih orang-orang seperti itu untuk target membelinya.

"Pak, setelah saya beli mangganya Bapak langsung tutup dagangannya ya? Saya belinya sekilo," ucap kakakku.

"Kenapa harus tutup, Nak?" tanya penjual sambil memasukkan mangga ke dalam kantong kresek.

"Ya karena hujan! Nanti Bapak malah sakit!" hardik kak Oli.

Bapak itu tentu terkejut dan aku tertawa kecil karenanya.

Kak Oli menyerahkan beberapa lembar uang, sedang aku mengambil kantong kresek yang sudah diisi mangga. "Kembaliannya buat, Bapak."

"Terima kasih, Nak." Terlihat jelas rasa syukur dari raut wajah penjual itu.

Kami pun berbalik dan mendapati ketiadaan mobil kami di tempat tadi.

"Kemana mobil kita?" lontar kak Oli.

"Mungkin pak Heru punya urusan sebentar," balasku.

"Kalau benar begitu, kita terpaksa menunggu. Ayo, menunggu di sana supaya mudah dilihat."

Kak Oli menarikku ke tempat mereka turun tadi yaitu di depan toko-toko.

"Hujannya lebat. Kita masuk ke gang itu bagaimana? Setidaknya kita tidak akan terlalu kedinginan."

Aku cuma mengangguk. Toh, aku ikut saja kemana kak Oli membawaku pergi.

Berapa lama kami menunggu di gang ini? Kurasa sudah berjam-jam karena bulan sadari tadi sudah mencampakkan diri, dan aku dalam posisi duduk dipeluk kak Oli. Untungnya hujannya sudah reda.

"Mau mangga lagi?"

Yah, kami bertahan dengan memakan mangga pada akhirnya dikarenakan kami tak memiliki uang lagi.

Aku menggeleng. "Kapan papa datang?"

"Bertahan sebentar lagi ya, papa pasti sedang berusaha keras mencari kita." Kak Oli tersenyum.

Ah, aku lupa. Bukan hanya aku yang punya harapan begitu, kak Oli juga. Aku tak seharusnya mengeluh.

"Orang itu kelihatan tidak baik-baik saja."

Rasa yang HilangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang