⛔TW: sexual assault in relationship, rape⛔
***
Ponsel Dilla lagi-lagi berdering di tengah aktivitasnya dan Abil di atas ranjang. Desahan yang memenuhi kamar masih terus terdengar dan berlomba dengan suara dering ponsel Dilla. Untuk kesekian kalinya malam ini, Abil merasa terganggu dengan hal itu.
"Anjing." umpat Abil di tengah gerakannya mendesak Dilla.
Dilla melenguh kencang ketika Abil menghentaknya dengan kuat karena pria itu terbakar gairah sekaligus emosi. Sambil terus menggerakan tubuhnya di atas Dilla, tangan Abil memanjang ke atas nakas, meraih ponsel Dilla yang masih terus berdering.
Menyadari hal itu, Dilla langsung terkesiap. "Bil, kamu mau ngapain?!" tangannya mencekal tangan Abil yang kini sudah memegang ponselnya.
"Diam!" bentak Abil sambil menghentakkan kembali tubuhnya ke tubuh Dilla hingga Dilla memekik kesakitan. "Biar aku angkat! Berisik banget dari tadi telepon terus. Udah nggak diangkat, masih aja ..."
"No, no, no. Please, Bil. Jangan—"
"Diam, Dilla!" sebelah tangan Abil menahan tangan Dilla yang berusaha meraih ponselnya.
"Bil—"
Dering ponsel yang berakhir sebelum Abil menerima telepon itu membuat Dilla bisa bernapas lega.
"Bacot." Abil berdecak kesal seraya melempar asal ponsel itu di atas kasur, sebelum kemudian ia melanjutkan kesibukannya dengan tubuh telanjang Dilla di bawahnya.
Tubuhnya baru saja bergerak kembali di dalam tubuh Dilla ketika denting ponsel pertanda pesan masuk berbunyi mengalihkan Dilla dan Abil hingga Abil mengerang penuh emosi.
Abil kalah cepat. Dilla buru-buru meraih ponselnya sebelum Abil yang melakukannya.
Abil berdecak kesal, dan berusaha tak memperdulikannya. Ia melanjutkan gerakannya seraya menenggelamkan wajahnya di ceruk leher Dilla yang kini sedang berusaha membaca pesan dari Radit.
"Shit."
Abil mengerang dari balik leher Dilla. "Apa lagi—"
"Radit udah mau sampai!" seru Dilla panik sambil mendorong Abil yang masih di atas tubuhnya.
"What the fuck?!" Abil menahan bahu Dilla yang hendak beranjak bangun. "Kamu bilang, dia baru besok ke sini—"
"Ya, aku juga nggak tahu! Tiba-tiba dia bilang dia majuin dan sebentar lagi sampai—"
"Bullshit!"
"Bil, lepas! Kamu mesti pergi—"
"We're in the middle of something, Dilla!" sentak Abil tidak terima. Ia kembali menahan Dilla yang masih terkungkung di bawahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Illicit Affair
RomanceTW: Perselingkuhan, contains sexual activities, 21+, harsh words, sad and lonely girl, please read it wisely *** Tatap mata itu menjerat, lekat dan mengikis akal sehat. Sorotnya membuat jantung berdebar lebih cepat, berhasrat kemudian terpikat. Seny...