35 | Such a Mystery

1.7K 179 101
                                    

⛔CW: 21+ for harsh words, violence and explicit content⛔

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

CW: 21+ for harsh words, violence and explicit content


***


Pintu apartemen Dilla berbunyi. Ia tak perlu menebak siapa yang ada di baliknya. Sudah pasti Abil. Pria itu menghubunginya seperti penagih utang hanya karena Dilla tidak mengangkat teleponnya dan tidak mengabarinya sama sekali saat jam pulang kantor.

Dilla membuka pintu dengan air mata masih bercucuran. Ia benar-benar merasa kalut. Ia merasa dibodohi. Ia merasa tolol luar biasa.

"Ngapain kamu ke sini?" hardik Dilla saat melihat Abil di hadapannya.

Abil mengernyit bingung. "Apa, sih? Kamu kesurupan?"

"Pergi kamu!" Dilla mendorong Abil dengan kencang, membuat Abil terhuyung dan terkejut bukan main.

"Hei! Kamu ada masalah apa?" tanya Abil, masih berusaha untuk tenang.

"MASALAH APA?! MASALAH APA, KAMU TANYA?!" Dilla berteriak, kehilangan kendali. "KAMU! MASALAH AKU ADALAH KAMU!!!"

Abil semakin tak paham. Emosinya mulai terpancing. "Kamu kenapa, sih—"

"PERGI!!!" jerit Dilla sambil kembali menerjang Abil dengan membabi buta.

"DILLA!!!" Abil melawan. Gantian, ia mendorong Dilla agar wanita itu masuk dan dirinya pun bisa menutup pintu. "Kamu gila, ya?!"

"Kamu yang gila! Kamu!!!" seru Dilla semakin kehilangan akal. Tangisannya begitu kejar dengan air mata yang mengucur deras.

Dilla terlihat begitu hancur dan berantakan.

Dengan cepat, ia mendorong Abil, memukulnya dengan seluruh tenaga yang ia punya hingga Abil semakin tersulut emosi.

"DILLA! HEI—DILLA!" Abil menangkap kedua tangan Dilla dan memutar tubuh wanita itu dengan cepat hingga kedua tangannya terkunci di belakang tubuhnya.

Abil mendorong Dilla ke tembok hingga wajahnya terbentur dan ia menghimpit tubuh wanita itu dengan tubuhnya.

"LEPAS!!!" Dilla meronta, mencoba membebaskan kuncian tangan Abil di belakang tubuhnya.

"Kamu tenang dulu! Kalau nggak, aku nggak akan lepas!" desis Abil yang masih terus tak mau melepaskan cengkeramannya.

Dilla tak ingin menurut, ia berusaha meronta sekali lagi. Namun usahanya hanya berujung pada Abil yang mengeratkan genggamannya hingga Dilla memekik kesakitan karena tangannya yang terpelintir.

"Sakit ..." isak Dilla, masih terus mencoba melepaskan diri.

"Aku bilang tenang!" sentak Abil.

"Lepasin aku, Bil!!!" Dilla berteriak, emosinya menggelegak.

The Illicit AffairTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang