BAB 4

837 19 0
                                    

Happy Reading,

Alvazka mempercepat langkahnya, mengejar Ruth yang sudah keluar dari kantor kepolisian. Pasha yang baru masuk, berpapasan dengan Alvazka di abaikan oleh pria itu. Pasha menatap Alvazka dengan bingung, kemudian mengangkat bahu berlalu begitu saja.


Alvazka menghentikan langkah Ruth, berdiri tepat di depan gadis itu. "Biar aku antar kamu pulang" ujar Alvazka di tatap bingung oleh Ruth.


"Kalau aku biarin kamu pulang sendirian sekarang, aku gak tahu apa yang akan kamu lakuin, kamu bisa aja berbuat nekat" tambah Alvazka.


Benar juga. Ruth pasti memilih mengakhiri hidupnya selepas dari sini. Ruth sudah tidak tahu harus berlindung ke mana lagi, dan harus meminta tolong ke siapa lagi. Jika bukan dia yang mengakhiri hidupnya sendiri, maka mungkin Hafiz yang akan mengakhirinya.


Ruth menggeleng lemah. "Saya udah terbiasa sendiri selama ini. Saya yakin bisa tanganin Hafiz sendiri" meskipun Ruth harus mengorbankan tubuhnya di pukul oleh Hafiz juga.


Alvazka memegang lengan Ruth, mengangkat lengan jaket lusuh milik gadis itu. "Dengan cara apa kamu nanganin cowok brengsek seperti itu" ucap Alvazka, memperhatikan tangan Ruth yang membiru karena perbuatan Hafiz semalam. Bukan hanya membiru, di sana juga ada bekas sayatan kecil, Ruth pasti sering menyakiti dirinya sendiri. "Apa dengan cara kamu bunuh diri?"


Ruth menarik tangannya dengan cepat, memperbaiki lengan jaket, menutupi tangan kirinya yang dipenuhi luka bekas sayatannya sendiri. Ruth menatap Alvazka tidak suka. "Kamu gak usah ikut campur urusan aku. Kalau pihak polisi gak bisa jauhin Hafiz dari aku, kenapa kalian sok peduli dengan keadaan aku, mau aku bunuh diri gak ada ruginya bagi kalian" ucap Ruth sedikit bergetar.


"Aku yang akan bantu kamu buat jauh dari pacar kamu itu"


Ruth berdecih. "Kamu bukan siapa-siapa, gak ada untungnya kamu bantu aku"


"Karna ini tugas aku sebagai polisi. Aku harus melindungi mereka yang lemah" ucap Alvazka membuat Ruth menatapnya. "Kamu datang ke sini untuk meminta perlindungan, sebagai polisi aku harus menjalankan tugas buat melindungi kamu"


"Sekarang biar aku antar kamu pulang" Alvazka mengajak Ruth menuju mobilnya.


Ruth masih diam di tempat. Gadis itu mulai melangkah mengikuti Alvazka ketika pria itu kembali memanggilnya. Ruth masuk ke dalam mobil, duduk di samping kursi kemudi.


"Pakai seatbelt" perintah Alvazka, kemudian melajukan mobilnya setelah memastikan Ruth memasang seatbelt dengan benar. Alvazka seorang polisi yang mana aturan dalam berkendara tetap harus ia patuhi.


Selama perjalanan menuju rumah Ruth, Alvazka tidak banyak bicara, sesekali hanya menanyakan ke arah mana lagi mobilnya harus melaju. Ruth memberikan petunjuk arah pada Alvazka, dan mobil pria itu berhenti di sebuah kontrakan yang jika dilihat dari luar sangat kecil dan kawasan disekitar yang kumuh.


Mata Ruth tertuju ke depan kontrakan, di sana tampak Hafiz sudah menunggunya, pintu kontrakannya juga sudah terbuka sepenuhnya. Ruth lupa jika Hafiz punya kunci cadangan, pria itu bebas bisa memasuki kontrakan Ruth sesuka hati.


Ruth melepaskan seatbelt, menatap Alvazka sebentar. "Terimakasih sudah mengantar aku pulang" ucapnya, keluar dari mobil Alvazka.


Ruth yang baru keluar dari mobil langsung di hampiri oleh Hafiz, mata pria itu menatap Ruth tajam. "Lo habis dari mana, hah?" tanya Hafiz sedikit membentak, tangannya sudah mencengkeram tangan Ruth dengan kuat.


Ruth meringis kesakitan, berusaha melepaskan tangan Hafiz, bukannya terlepas, cengkeraman itu makin kuat.


Alvazka yang melihat itu langsung keluar dari mobil. "Lo jangan kasar sama cewek, bro" Alvazka menarik tangan Hafiz dari tangan Ruth, menyembunyikan gadis itu di belakang tubuhnya.

DARK PSYCHE  (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang