Balik lagi bre
Mampir jangan lupa vote komen🙏🏻
Selamat membaca dan semoga suka
***
Cahaya matahari masuk ke dalam sebuah kamar, di mana empat putri dari kerajaan Everland itu masih asik terlelap dalam tidurnya.
Alaia tersenyum di alam bawah sadarnya, gadis itu mungkin tengah bermimpi indah. Membuat Elena, pelayan pribadi mereka itu ikut tersenyum. Wanita itu berjalan ke arah jendela kayu yang nampak mewah dengan ukiran-ukiran rumit, membuka tirai membuat cahaya matahari masuk sepenuhnya ke dalam kamar.
Keempat gadis itu terusik dari tidurnya kala sinar matahari menyorot ke wajah mereka, Iranda menggeliat tak nyaman dalam tidurnya. Chloe membuka kedua matanya secara perlahan, ia mengerjap beberapa kali untuk menyesuaikan pandangannya yang memburam. Diikuti oleh Gricella yang mengucek kedua matanya menggunakan tangan. Pergerakan gadis itu dihentikan oleh Elena yang baru saja menghampiri ranjang.
"Mata Putri Eleanor akan perih jika terus menerus menguceknya." Pelayan itu memegangi salah satu tangan Gricella.
Gricella mengerjapkan matanya pelan. "Aku tidak tahu, Bibik." lirihnya sayu.
Elena tersenyum maklum.
"Tubuhku sakit semua," rengek Iranda yang kini sudah duduk di samping Chloe. Chloe meliriknya sekilas sebelum kembali meregangkan ototnya yang terasa kaku.
Gricella juga merasakan hal yang sama. Kedua tangan nya terasa kebas, mungkin karena efek kemaren berlatih pedang seharian.
"Benar, tubuhku juga terasa remuk," timpal Gricella.
Tiba-tiba suara langkah kaki terdengar memasuki kamarnya. Membuat mereka bertanya-tanya siapa yang datang ke kamar pagi-pagi sekali. Senyum ketiga gadis itu merekah kala melihat kedua kakak tampannya.
Mereka bersiap mengadukan pada Leo dan Zian tentang tubuhnya yang pegal-pegal. Melihat kehadiran kedua pangeran Elena membungkuk, lalu pamit undur diri.
Sebelumnya pelayan itu sudah menyiapkan air hangat dan pakaian untuk para tuan putri kecilnya itu.
"Kakak, tubuhku sakit semua," rengek Iranda yang dengan wajah ingin menangis.
"Kakak aku juga!" Gricella tak mau kalah.
"Kakiku terasa kaku," tambah Chloe menggerakan kedua kakinya yang keram. Mungkin, kemarin dirinya kebanyakan melakukan sikap kuda-kuda.
Leo dan Zian tersenyum geli melihat ketiga adik kecilnya yang merengek. Bukankah mereka kemarin begitu bersemangat ingin belajar agar kuat. Tapi lihatlah sekrang? Mereka seperti bayi yang merengek meminta susu, lucu sekali.
Mata Zian melirik ke arah Alaia yang masih asik tertidur. Ia melangkah menghampiri adiknya yang tidak pernah cukup jika menyangkut tidur, laki-laki itu menepuk pipi Alaia lembut, bibirnya mendekat pada telinga gadis itu untuk membangunkannya. Sedangkan Leo menghampiri ketiga adiknya yang kini terus mengeluh karena tubuh mereka yang merasa pegal-pegal.
"Alaia, bangun, hey!" bisik Zian lembut membuat gadis itu menggeliat.
"Bangun, Alaia," bisik Zian lagi. Kali ini berhasil, kedua mata indah bermanik hazel itu terbuka. Zian mengusap kepala Alaia membuat gadis itu merengek menyadari siapa yang membangunkannya.
"Sebentar lagi, Kakak. Aku masih ingin tidur, badanku sakit semua." Gadis itu kembali memejamkan mata membuat Zian menggeleng. Sedangkan ke tiga saudarinya mendengus malas dengan kebiasaan Alaia yang suka tertidur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Four Princess (End)
AdventureNggak vote komen, masuk neraka jalur vvip kalian🙏 Baca 10 bab pertama dulu deh, seterusnya di jamin seru💋 ... CERITA INI TENTANG TRANSMIGRASI ... Evelyn, Alaia, Iranda dan Gricella adalah gadis yatim piatu yang sudah bersama di panti asuhan sejak...