Jangan lupa vote komen seng. 🌟🗨️👈😶🌫️
Selamat membaca. ( ≧Д≦)
***
"Tunggu! Kau mau lewat jalur mana?" tanya Iranda menatap Arandela.
Arandela melirik Alaia dengan senyuman tipis ia menjawab, "aku lewat jalan rahasia, tidak mungkin aku berkeliaran sembarangan."
"Bodoh, mana mungkin dia memilih jalanan umum," ucap Gricella yang sedang memapah Arandela.
Selama perjalanan, sesekali mereka mengobrol juga bertengkar, terutama Iranda yang mulai bosan.
"Kapan kita sampai?" tanya Iranda dan berjalan mundur untuk mendekati Alaia.
Leo yang sadar, ia segera menahan bahu Iranda agar gadis nakal itu tidak menjahili Alaia. "Diamlah Iranda, kau tahu Alaia sedang tidak sehat."
Alaia yang melihat itu memberikan ekspresi meledek ketika Iranda gagal menjahilinya.
"Kakak terlalu posesif," gumam Iranda dan melangkah mendekati Arandela yang menjawab pertanyaan.
"Sedikit lagi. Kau lihat lorong yang ditutupi semak-semak itu?" tanya Arandela dan mendapati anggukan semuanya kecuali Alaia yang hanya fokus menatap ke depan.
"Kita akan pergi ke mana setelah melewati lorong itu?" tanya Chloe yang sedari tadi diam angkat bicara.
"Kastil terbengkalai, itu … Tempat aku tinggal," ucap Arandela sedikit malu.
Sesampainya di depan lorong, Iranda merasa muak, ia takut jika kejadian tadi terulang membuatnya melihat darah begitu banyak.
Belum lagi bau busuk yang menyengat, gadis itu merasa ia tidak akan bisa menelan makanan nantinya.
"Aku akan jalan paling depan," ucap Zian diikuti Chloe, Gricella dan juga Iranda yang berjalan di posisi tengah.
Leo dan Alaia berjalan paling belakang, "pegang tangan Kakak yang erat," ucap Leo sembari menggenggam tangan Alaia dan menyalurkan energi hangatnya.
'aku benci di perlakukan seperti ini,' batin Alaia.
Lorong yang mereka lewati saat ini tidak begitu panjang. Namun, gelapnya melebihi lorong sebelumnya.
"Fokus jalan lurus, jangan melihat ke kanan-kiri," ucap Arandela menggema membuat ke enamnya serentak fokus ke depan.
Tidak ada satu pun yang bicara. Leo yang merasa takut sesuatu terjadi, ia mengeratkan genggamannya agar tidak terlepas sedikit pun.
Hingga akhirnya cahaya redup di depan membuat beberapa dari mereka bernapas lega dan terburu-buru untuk segera keluar dari lorong.
Tak!
Suaranya tidak begitu heboh. Akan tetapi membuat mereka berenam menatap ke belakang di mana lorong itu sudah menghilang, menyisakan hutan rimba yang begitu menyeramkan.
Arandela menatap Chloe yang seakan meminta jawaban. "Itu lorong yang Kakak buat, peraturannya mudah. Jika melewati lorong itu, tidak boleh melirik ke mana pun dan fokus jalan ke depan," jelas Arandela.
KAMU SEDANG MEMBACA
Four Princess (End)
AdventureNggak vote komen, masuk neraka jalur vvip kalian🙏 Baca 10 bab pertama dulu deh, seterusnya di jamin seru💋 ... CERITA INI TENTANG TRANSMIGRASI ... Evelyn, Alaia, Iranda dan Gricella adalah gadis yatim piatu yang sudah bersama di panti asuhan sejak...